PERHATIAN : SITUS INI KHUSUS UNTUK USIA DIATAS 18 TAHUN ... MATERI DALAM SITUS INI BERISIKAN KONTEN-KONTEN UNTUK ORANG DEWASA ... BAGI ANDA YANG MASIH DIBAWAH BATAS KETENTUAN USIA DIMOHON TIDAK MENGAKSES SITUS INI..!!!. TERIMA KASIH

Manisnya Dunia Serasa Madu Chapter: 10

Jam sepuluh malam seperti kebiasanku yang suka JJM, sebuah versi lain dari JJS. Aku masih keluyuran disekitar Taman Topi Bogor, jalan- jalan ke Pasar Kebon Kembang cari makanan lewat depan Stasiun Bogor. Suasana mulai sepi. Kereta terakhir masuk pukul 21.35 tadi.
Kulihat seorang wanita mondar-mandir didepan stasiun dan kepalanya melongok kedalam. Kelihatannya dia mencari atau menunggu seseorang. Kuhampiri dia dan coba bertanya.
"Cari siapa, Teh..?" Teteh adalah panggilan kakak perempuan dalam bahasa Sunda.
"Anu, .. Eh.. Saya cari Ibu Eti yang jualan didalam kompleks stasiun," jawabnya.
"Oh.!. Stasiun sudah tutup. Kereta terakhir tadi sudah masuk jam setengah sepuluh" kataku.
"Aduh..! Gimana ya..? Tadi dia janjian nunggu sampai saya datang" katanya lagi.
"Teteh mau kemana sih..?"
"Mau pulang ke Cianjur. Tapi kalau kemalaman nginap dulu ditempat Eti. Sekarang dia malahan nggak ada. Gimana ya..?" katanya gelisah.
Pikiran nakalku mulai muncul.
"Teh, jam segini mobil ke Cianjur sudah nggak ada. Paling besok pagi-pagi baru ada. Begini saja, Teteh nginep aja dipenginapan, baru besok pagi berangkat ke Cianjur".
"Saya nggak bawa uang cukup untuk nginep di hotel".
"Kalau Teteh mau, kita bisa nginep aja sama-sama. Lebih irit, nanti saya yang bayar. Saya juga lagi males pulang. Teteh tidak akan saya apa-apakan kok" kataku cobameyakinkannya.
"Dimana..?" tanyanya.
"Sudahlah. Teteh percaya aja sama saya" kataku lagi.
Mangsa sudah didepan mata, sayang kalau dilepas.
"Eee, tapi benar ya aku nggak akan diapa-apakan" akhirnya dia menyerah.
Kuajak dia untuk makan mie dulu. Sekedar menambah energi kalau nanti diperlukan. Setelah makan, kami berangkat kesebuah penginapan disekitar pasar Kebon Kembang. Wanita tadi mengenakan celana panjang kain dengan blus warna terang lengan panjang dan membawa tas pakaian kecil. Singkat kata kami sudah berada didalam kamar dan berbaring berdampingan. Selangkah lagi aku akan menikmati tubuh disampingku ini.
Ia masih kelihatan gelisah. Kuhibur dia, sekedar basa-basi untuk memulai sebuah permainan.
"Sudahlah.. Teteh tenang saja. Besok pagi saya antar ke Baranangsiang cari mobil ke Cianjur".
Dia agak terhibur dengan kata-kataku.
"Ngomong-ngomong Teteh ini tadi darimana sih..?" tanyaku menyelidik.
"Dari Rangkas, tadinya mau langsung ke Cianjur tapi saya kemalaman".
Setelah ngobrol kesana-kemari akhirnya saya tahu tentang dirinya. Namanya Wiwik, suaminya seorang PNS berasal dari Tim-tim. Sudah beberapa lama sedang tugas belajar keluar kota. Aku semakin berani dan kugeser tubuhku merapat dengan tubuhnya. Aku pikir kalau dia sudah mau diajak nginap dengan seorang yang baru dikenal, apapun alasannya pasti dia mau untuk ditiduri. Setelah yakin bahwa keadaan sudah terkendali kupeluk dia dan dengan cepat kucium bibirnya. Sedikit terkejut, tapi ia pun membalasku.
"Ouhh..! Kamu ternyata.. Aku mau kita saling memuaskan malam ini. Selama suamiku tugas belajar aku sangat merindukan sentuhan laki-laki. Sebenarnya sejak dari stasiun tadi waktu kamu mengajakku nginap, aku mau.."
Kuremas dadanya dan mulai kubuka kancing blusnya. Dipegangnya tanganku,"Kecil To. Kamu nanti kecewa" katanya.
"Ah, nggak" kataku sambil terus membuka kancing bajunya.
"Biar aku saja yang buka..!" katanya sambil memegang tanganku.
Akhirnya ia membuka pakaiannya dan aku pun membuka pakaianku sendiri. Tinggal pakaian dalam saja yang melekat ditubuh. Kupandangi sejenak wanita disampingku ini. Kulitnya cukup putih, tingginya dan perawakannya sedang dengan dada yang tidak terlalu besar (34), tapi masih terlihat kencang.
Dalam keremangan kamar kulihat Wiwik menggerak-gerakkan bibirnya untuk membersihkan lipstik. Aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Sedikit bau keringat ditubuhnya membuatku semakin penasaran.
Tubuhku disergap dan ia sudah naik diatas tubuhku. Tanpa ragu lagi kulumat bibir Wiwik dan ia mulai terbawa permainan bibirku dan segera membalas lumatanku dengan penuh gairah. Tanganku mulai bermain didadanya, menyusup dibalik bra. Buah dadanya masih kencang dan bulat, setelah itu langsung kuremas dan kupilin putingnya. Nafas kami mulai berkejaran.
"Eehh, .. Ouhh." Lehernya kukecup dan kujilat.
Tanganku segera bergerak kepunggungnya dan membuka kancing bra. Dengan usapan lembut dibahunya tanganku dengan pelan melepas tali bra. Buah dadanya yang bulat segera mencuat keluar. Putingnya kecil berwarna coklat muda keras.
Kudorong lidahku masuk kedalam rongga mulutnya. Kujelajahi seluruh bagian dimulutnya dan menari dilangit-langit mulutnya. Wiwik menggelitik lidahku dan menyedotnya kuat-kuat sampai pangkal lidahku agak sakit. Gantian ia yang mendorong lidahnya kedalam rongga mulutku. Bibirnya tipis dan lemas. Ia sangat mahir berciuman. Lidah saling bergantian memilin dan menjelajahi rongga mulut. Tangan kananku memijat dan memilin putingnya, meremas gundukan daging payudaranya.
Kuangkat bahunya agar badannya agak keatas. Kuterkam payudaranya dengan mulutku. Putingnya kuhisap pelan dan kugigit kecil. Ia melenguh dan mengerang. Kepalanya terangkat dan tangannya meremas bantal dibawah kepalaku.
"Ouhh.. Aaacchh, Anto lagi.. Teruskan lagi.. Teruskan".
Kejantananku yang masih didalam celana dalam mulai menggeliat. Puting dan payudaranya semakin keras. Kukulum semua gundukan daging payudara kiri sehingga masuk kedalam mulutku kemudian putingnya kumainkan dengan lidahku, mulutku beralih ke payudara kanannya. Nafasnya terengah-engah menahan kenikmatan yang kuberikan.
Kulepaskan hisapanku pada dadanya. Tangannya mengusap dada, menyusuri perut dan pinggang, menyusup dibalik celana dalamku, mengelus dan mengocok kejantananku. Mulutnya ikut bermain didadaku, menjilati dan mengecup putingku. Kepalanya semakin ke bawah dan menjilati perut dan pahaku. Ditarik celana dalamku kebawah. Aku sudah telanjang.
Wiwik kembali menggerakkan kepalanya keatas, bibirnya mengecup, menjilati leher dan menggigit kecil daun telingaku. Ia mendesis tepat diubang telingaku hingga badanku jadi merinding. Nafasnya dihembuskan dengan kuat. Dia mulai menjilati lubang telingaku. Aku merasakan geli dan rangsangan yang kuat. Kugigit bibir bawahku menahan rangsangan ini. Kupeluk dan kuusap pinggangnya kuat-kuat.
Tanganku menarik celana dalamnya dan dengan bantuan pahanya yang bergerak naik, dengan mudah kulepaskan celana dalamnya. Telunjuk tangan kiriku bermain diselangkangannya. Rambut kemaluannya jarang dan pendek. Kubuka bibir vaginanya dengan jari tengah dan ibu jari. Telunjukku hanya bergerak masuk sedikit dan setelah menemukan tonjolan daging kecil, maka kubuat gerakan menggaruk diatas permukaannya. Setiap aku menggaruknya Wiwik mengerang.
"Oouuhh.. Aaauhh.. Ngngnggnghhk"
Kulepaskan tanganku dari selangkangannya. Mulutnya kembali kebawah, menjilati bulu dada, puting dan perutku. Tangannya bermain-main dengan kejantananku. Bibirnya terus menyusuri perut dan pinggangku. Tangan kirinya memegang dan mengusap kejantananku yang berdiri tegak.
Kugulingkan badannya sehingga aku berada diatasnya. Kembali kami berciuman, Wiwik sangat pintar bermain dengan bibirnya hingga ciuman terasa nikmat sekali. Kupilin puting payudaranya dengan jariku hingga dia mendesis dan mengeluarkan suara yang tidak jelas.
"SShh.. Ssshh.. Ngghh.. Arrghhk..".
Perlahan pantatku turun. Kepala penisku dijepit dengan jarinya dan digesek dimulut vaginanya. Terasa lembab, hangat dan berair. Wiwik merenggangkan kedua pahanya dan sedikit mengangkat pantatnya. Mengarahkan kejantananku agar masuk kedalam vaginanya. Kepala penisku sudah mulai menyusup bibir vaginanya. Kugesekkan bibir dalamnya sampai penisku terasa keras sekali. Lubang vaginanya semakin basah. Wiwik memintaku untuk segera memasukkan penisku semuanya.
" Anto, masukin.. Sekarang.."
Aku mencoba untuk menusuk lagi dengan mengencangkan otot perutku, dengan hanya sekali tusuk,
Clleepp..!!!. Blleessh..!!!.
"Ouhh.. Anto nikmatnya.. Ouhh..!" erangnya setengah berteriak.
Aku bergerak naik turun. Wiwik mengimbangi dengan gerakan pinggulnya. Tangannya meremas sisi atas bed hingga semakin lama tubuh kami bergeser semakin kearah sisi ranjang bagian atas. Ketika lendirnya sudah membasahi vaginanya sampai agak becek, kupercepat gerakanku. Kucabut penisku sampai keluar dan dengan cepat kumasukkan kembali sampai menyentuh dasar rahimnya.
Kugulingkan badannya dan ia diatasku. Ia menciumku dengan liar kemudian dikecupnya leherku dan bibirnya terus kebawah menggigit puting dan menarik bulu dadaku.
Wiwik jongkok dan pantatnya bergerak naik-turun, memutar dan maju-mundur seperti joki yang sedang memacu kudanya. Payudaranya bergoyang-goyang dan segera kuremas-remas. Aku bergerak menaikkan tubuhku sehingga i posisiku duduk memangkunya. Payudaranya bebas kurmainkan dengan tangan dan mulutku. Tangannya memegang pahaku, dadanya semakin tegak dan kepalanya mendongak. Tidak ada bagian tubuh atasnya yang kulewati. Gerakan maju-mundur pantatnya dipercepat sampai tubuhnya seakan meliuk-liuk erotis.
Aku menggeser tubuhku sampai duduk dibibir ranjang dan kakiku menjuntai ke lantai. Ia masih bergerak-gerak memompa kenikmatan diatasku. Kupegang buah pantatnya dan ia memeluk leherku. Kuangkat badannya dan kugendong tubuhnya. Kupepetkan pada dinding dan kini pantatku yang bergerak maju-mundur. Ia mengimbangi dengan menghentakkna pantatnya naik turun. Ternyata bersetubuh dengan posisi ini tidak semudah seperti yang kulihat dalam film.
Kuturunkan tubuhnya hingga penisku terlepas. Kuminta ia nungging diatas ranjang. Pantatnya berada diatas bibir ranjang, dengan posisi berdiri dilantai aku memasukkan penisku dari belakang. Pahanya sedikit dilebarkan dan tak lama penisku masuk dan pantatku menggenjotnya pelan. Kutarik dan kumasukkan lagi penisku dengan pelan. Ia menggerakkan pantatnya berlawanan dengan gerakanku, ketika pantatku bergerak maju ia menggerakkan pantatnya kebelakang hingga tekanan pada kemaluan sangat terasa.
Kuraih buah dadanya dan kuremas. Kucium dan kukecup punggungnya. Ia merintih-rintih keenakan.
"Ouhh.. Teruskan. Kau benar-benar pandai bermain cinta.. Oooakhh".
Bunyi paha beradu dan bunyi tanah lumpur  becek yang diinjak kaki memenuhi seluruh ruangan kamar.
Plok..!!!. Plook..!!!. Ploook..!!!. Cloph..!!!. Crooph..!!!. Croooph..!!!.
"Anto.. lebih cepat lagi.. Aah..!".
Kutarik kasar rambutnya dengan tangan kiriku, tangan kananku memeluk pinggangnya. Ia semakin berteriak merintih. Kucabut penisku dan kutelentangkan tubuhnya. hampir tiba saatnya untuk menuntaskan dan memuaskan gairahku. Kumasukkan kembali penisku yang tegangan penuh dengan. Wiwik memelukku erat. Kakinya membelit pahaku, matanya terbeliak dan kuku tangannya mencengkeram erat punggungku.
Kuubah lagi gerakanku, ujung penisku saja yang masuk beberapa kali. Dan kutusukkan sekali dengan cepat sampai seluruh batangnya masuk kelubang vaginanya. Matanya semakin sayu dan gerakannya semakin ganas. Aku menghentikan gerakanku dengan tiba-tiba. Payudaranya kuremas dan sebelah lagi kuhisap kuat-kuat. Tubuh Wiwik menggelepar.
"Anto.. Jangan berhenti, teruskan Sayang.. Teruskan lagi.. Ouh" pintanya.
Aku tetap menghentikan gerakanku dan merebahkan tubuhku diatasnya. Pantatku naik-turun sedikit saja, penisku kukeraskan dengan menahan kencing. Ia semakin terbeliak dan bola matanya memutih setiap penisku berkontraksi. Beberapa saat pantatku hanya bergerak naik-turun sedikit tanpa menggerakkan anggota tubuh lainnya, sambil berciuman dan saling memagut bagian tubuh yang terjangkau.
"Anto, .. Enak.. Sayang.. Nikmat.. Ooouuhh" desisnya sambil menciumi leherku.
Wanita ini hampir mencapai puncak klimaksnya. Kugerakkan lagi pantatku dengan gerakan yang cepat dan dalam. Bunyi seperti kaki yang berjalan ditanah lumpur makin keras bercampur dengan bunyi desah nafas yang memburu.
Crrok..!!!. Crrook..!!!. Crroook..!!!.
"Anto, aku mau..!" Gerakan pantatku semakin cepat.
"Anto sekarang.. Sayang.. Sekarang..!!"
Otot tubuhnya mengencang, vaginanya berdenyut kuat, nafasnya tertahan dan tangannya mencakar punggungku. Kukencangkan otot perut dan kutahan, kukocok vaginanya sampai terasa seperti ada aliran deras yang akan keluar. Aku berhenti sejenak dengan posisi penisku menggantung terlepas dari vaginanya, kemudian kuhunjamkan cepat dan penuh tenaga.
Croth..!!!. Crooth..!!!. Croooth..!!!.
Beberapa kali aku semprotkan spermaku. Kami saling berteriak tertahan untuk menyalurkan puncak kenikmatan.
"Yess.. Aduhh.. Oochh.. Auuhhkk"
Pantatnya naik dan tubuhnya gemetar, pelukan tangan dan jepitan kakinya semakin erat. Denyutan didalam vaginanya terasa kuat sekali meremas kejantananku yang juga membalas dengan berdenyut-denyut.
Setelah keadaan menjadi tenang, sambil tetap berpelukan kutanya dia;
"Wik, bukannya orang Tim-tim juga kuat saat bercinta..?"
"Ya.. Memang nafsunya gede, kadang dalam semalam aku harus melayaninya sampai tiga kali, tapi variasi dan tekniknya masih sangat jauh dibandingkan kamu..!" jawabnya manja.
Setelah mandi pagi, gairahku muncul lagi dan bersama-sama kami menggapai puncak kenikmatan birahi tertinggi. Setelah itu barulah kuantar dia ke Baranangsiang sampai naik mobil. Kami berjanji minggu depan untuk bertemu di Terminal Baranangsiang dan bercinta dirumahnya yang lain didekat Situ Gunung, Cisaat. Dalam dua kali pertemuan itulah, aku kembali memuaskan kehausan birahinya.
Setelah pertemuan terakhir dengannya, aku tak pernah lagi bertemu Wiwik. Sepertinya memang harus begitu,  wanita-wanita itu hanya singgah sebentar mengisi saat-saat aku bosan bercumbu dengan Hanny-ku.
***Bersambung: Chapter 11

POSTING BLOG TERPOPULER