PERHATIAN : SITUS INI KHUSUS UNTUK USIA DIATAS 18 TAHUN ... MATERI DALAM SITUS INI BERISIKAN KONTEN-KONTEN UNTUK ORANG DEWASA ... BAGI ANDA YANG MASIH DIBAWAH BATAS KETENTUAN USIA DIMOHON TIDAK MENGAKSES SITUS INI..!!!. TERIMA KASIH

Rahasia Sebuah Keluarga Part:1

Cinta Pertamaku Untuk Mama
***Namaku Jhoni, postur tubuhku terbilang tinggi, badanku lumayan berotot, karena Aku suka olah raga dan rajin fitnes. Wajahku lumayan ganteng juga. Aku baru saja masuk disalah-satu Universitas swasta terkenal disebuah Kota Besar. Aku hanya ingin berbagi cerita, kisah pengalaman ngentotku. Mulai dari remaja lugu sampai menjadi mahir memuaskan hasrat wanita, berkat bimbingan Mamaku tercinta. Ini semua kisah-kisah pengalaman seks terindah yang pernah Aku alami, merasakan kenikmatan dan kepuasan saat menggarap lekuk-lekuk tubuh wanita.***
Mamaku namanya Susi, wanita keturunan Jawa tapi masih ada darah Cina dari pihak Ayahnya. Sedangkan Papaku namanya Herman, seorang pengusaha yang sangat sukses dan memiliki banyak perusahaan dan bidang usaha bisnis, Mama menikah diusianya yang masih sangat muda karena dijodohkan dengan Papaku yang berbeda usia 15tahunan, ini terjadi karena ada hubungan bisnis antara orang tua Mama dengan Papa.
Tapi kini Mama telah menjanda, memilih jalan cerai dengan Papa. Bahtera rumahtangga mereka tak mampu bertahan lebih dari 10tahun karena sikap egoisme Papa. Mama tidak sudi dimadu oleh Papa yang tetap akan nekat menikahi wanita muda simpanannya.
Sewaktu mereka bercerai, Papa memberikan rumah mewah dua lantai lengkap dengan isinya dan uang perceraian yang lumayan besar pada Mama. Itu juga untuk mengurus biaya hidup dan kelanjutan pendidikanku dan Kakakku, setelahnya Papa tak ada urusan lagi dengan Mama atau anak-anaknya.
Papaku yang brengsek itu juga tak pernah sekalipun datang menjenguk anak-anaknya, tapi bagiku tidak ada yang perlu jadi masalah lagi.
“Yaa...” buat apa juga Papa datang kerumah ini lagi. Aku sangat membenci Papaku, tidak pernah terlintas untuk memaafkannya.
Kakakku Lisa 4tahun lebih tua dariku, paling disayang sama Nenek dan Kakekku, waktu akan naik kelas tiga SMA diminta oleh Nenek dan Kakekku tinggal bersama dirumah mereka dan melanjutkan sekolahnya disana. Kuliahnya juga di Kota itu. Kalau lagi rajin seminggu sekali Dia pulang, tapi kalau tidak bisa pulang maka Aku dan Mama yang kesana.
Setelah bercerai, Mama mendirikan perusahaan sendiri. Mama mencurahkan semua hidupnya untuk kami anak-anaknya, juga untuk mengurus perusahaan yang dikelolanya. Ternyata otak bisnis Mamaku oke juga, dalam waktu singkat perusahaannya berkembang pesat dan memiliki beberapa anak perusahaan didalam dan luar kota. Bergerak dibidang jasa, pelayaran, trading dan eksport-import.
Pada dasarnya keluargaku boleh dibilang berkecukupan, karena kemampuan Mama menjalan bisnis dengan baik, selain itu orang tua Mama memberikan jatah warisan yang banyak kepada anak-anaknya. Jadi untuk urusan finansial, tidak ada masalah yang terlalu berarti.
Kami kini hidup bahagia, untuk urusan rumah tangga, Mama memutuskan untuk tidak memakai tenaga pembantu. Katanya buat apa, toh tidak terlalu banyak kegiatan yang dilakukan kami bertiga. Rumah juga tidak terlalu kotor, hanya untuk urusan cuci dan setrika Mama menggaji Mbak Yeti yang tinggal didekat komplek kami. Sudah kerja tahunan dengan kami, Mama mempercayakan kunci rumah juga padanya. Jadi tidak harus datang setiap hari. Untuk makan, bisa membeli diluar atau Mama yang akan memasak.
Aku sangat mencintai dan menyayangi Mama dan Kakakku, mungkin karena Aku merasa satu-satunya lelaki dirumah ini. Kehidupan sehari-hari berjalan biasa saja. Saat dirumah, Mama tidak terlalu memperhatikan busana. Kalau sudah pulang kerja atau saat santai, biasanya pakai daster atau baju tidur yang seksi dan mini. Mama tidak merasa canggung, biasa saja baginya. Kalau sedang ganti baju juga Mama sering tidak menutup pintu kamarnya, mungkin karena dia pikir toh dirumah hanya ada kami saja dan Aku kan juga anaknya. Aku sih senang-senang saja dan tidak merasa aneh, maklum saat itu Aku masih lugu. Kadang-kadang juga Aku sering tidur dikamar Mama, tentu saja saat itu tidak ada pikiran yang macam-macam. Mama sangat rajin merawat dirinya, kalau dilihat usianya seakan-akan masih seperti wanita yang berusia 25tahunan saja, nggak kelihatan kalau anaknya sudah gadis dan perjaka. Mama rajin melakukan yoga dan senam, juga berenang. Kebetulan dihalaman belakang rumah kami dibangun kolam yang tidak terlalu besar, dikelilingi tembok yang lumayan tinggi serta jauh dari tetangga. Mama memiliki wajah yang cantik, rambut sebahu, tingginya sekitar 165cm, lebih tinggi dariku 5cm. Bentuk tubuh yang seksi, perut yang masih rata, terutama dadanya yang sangat besar, yang aku tahu kira-kira ukurannya 36B.
“Wouw... besar banget” Menurutku Papaku itu sangat sangat bodoh, meninggalkan wanita secantik dan seseksi Mama.
Kakakku Lisa juga sama seperti Mama, mewarisi kecantikan Mama. Sama-sama berdada besar walaupun tidak sebesar punya Mama, tapi masih akan berkembang. Sepertinya wanita dikeluarga Mama memang memiliki dada yang besar-besar, mungkin sudah keturunan genetik dari keluarganya.
“Aduhai...” Adik dan Kakak Mama juga sama, benar-benar keluarga yang menggairahkan.
Tiga tahun sudah berlalu sejak perceraian sialan itu, waktu itu aku baru kelas 3 SMP saat dimana memasuki masa tegangan tinggi dalam masa puberku. Libido remaja yang gampang naik dan mulai mau tahu lebih jauh mengenai wanita. Aku mulai sering mengakses situs-situs porno dikamarku, membaca majalah dan buku-buku porno, menonton film-film porno yang amat mudah dibeli. Apalagi kini Kak Lisa jarang dirumah, karena bersekolah di Kota dimana Kakek dan Nenek tinggal,
“Yah...” makin seringlah Aku sendirian dirumah.
Sering saat sedang berkumpul dengan teman-temanku, Aku mendengar pengalaman mereka saat melepas keperjakaan, terus terang Aku juga penasaran dan ingin sekali melakukan hal yang mereka ceritakan. Secara keuangan aku bisa dan mampu membayar wanita penghibur, bahkan teman-temanku juga menjanjikan akan membayarkan kalau aku mau. Tapi aku tidak mau, karena aku takut dan juga ngeri resikonya melakukan dengan wanita penghibur.
Jujur saja, kalau sedang membuka situs porno atau menonton video bokep aku paling senang melihat wanita yang sudah dewasa. Memiliki dada besar dan memiliki bulu kemaluan yang lebat, apalagi kalau memiliki bulu ketek.
“Uugh....” Bisa gila aku membayangkannya.
Aku juga mulai menyadari bahwa Aku terpesona dan amat menginginkan Mamaku, sudah melewati batas sayang anak ke Mamanya. Sudah bercampur dengan perasaan erotis yang menyenangkan. Bukannya Kakakku tidak cantik dan mempesona, tapi bagiku Mama adalah sosok wanita yang sempurna dan sudah matang. Wanita dewasa yang kecantikan dan lekuk tubuhnya memancarkan sensasi sensual tersendiri.
Perlahan tapi pasti, gairah dan hasrat dalam diriku semakin berkobar, aku yang dulu memandang Mamaku sebagaimana mestinya, kini mulai melihat Mamaku dari sudut pandang seorang pria. Kini aku sering mencuri-curi kesempatan saat Mama sedang ganti baju, pura-pura duduk membaca dekat Mama kalau Mamaku sedang yoga, senam atau berenang. Kini aku mulai sering mengkhayalkan tubuh Mama saat aku sedang bermasturbasi. Selain itu aku mempunyai kegiatan baru mengintip Mamaku yang sedang mandi, sebenarnya tidak bisa dibilang mengintip juga sih. Kamar mandi Mamaku itu terletak di dalam kamarnya, cukup besar ukurannya, karena didalamnya ada bathtube, standing shower dan wastafel serta kaca rias yang terpisah. Saat Mama mandi pintunya jarang dikunci, Cuma sedikit ditutup saja, sehingga aku cukup melihat dari celah pintu yang terbuka. Tidak puas, suatu hari timbul ideku untuk merekamnya, aku siapkan kamera dan dengan hati-hati merekamnya.
“Wah...” Hasil rekamannya sungguh amat indah dan memperlancar masturbasiku.
Tapi itu belum cukup, aku masih menyimpan hasrat untuk merasakan dan menyentuh secara langsung dan aku sangat terobsesi dengan Mamaku. Aku harus mencari cara dan kesempatan untuk memiliki Mamaku seutuhnya. Kesempatanku cukup besar, karena dirumah ini hanya ada aku dan Mamaku, tinggal bagaimana aku mencari caranya.
Kalau aku pikirkan secara mendalam. Setelah bercerai, Mamaku mencurahkan hidupnya untuk bekerja dan kami anak-anaknya. Seingatku Mama tidak pernah menjalin hubungan dengan pria lain, berangkat dan pulang kerja pun selalu tepat waktu. Kalau ada urusan kerja diluar kota, sebisa mungkin mengajak kami. Hari liburpun dihabiskan bersama kami anak-anaknya.
“Apa Mamaku tidak punya hasrat seks lagi...?.” Pertanyaan itu selalu mengganggu pikiranku. Kalau melihat umurnya rasanya tidak mungkin, aku harus mencoba mencari tahu hal ini.
Biasanya kalau sudah selesai makan malam, Aku dan Mama menonton TV. Saat sedang nonton TV, biasanya aku sering menaruh kepalaku dikedua paha Mama. Malam itu Mama memakai baju tidur mini tanpa lengan berwarna putih, dengan belahan dada yang rendah, sehingga makin menonjolkan tetek Mama yang besar, seakan tidak mampu menampung tetek yang besar itu.
“Ugh...” Ribet deh jadinya aku.
Gairahku benar-benar membara, kontolku sudah berdenyut. Gelisah banget rasanya. Kami menonton tanpa bersuara. Aku mencoba memulai percakapan.
§ “Ma... Boleh nggak Jhoni nanya sesuatu...?.” Kataku, sambil membalikkan kepalaku dan badanku, kini kepalaku menatap kearah perut Mama.
§ “Nanya apa...?.”
§ “Jangan marah ya Ma...” kataku lagi
§ “Apaan sih, kok serius amat sih Jhon”, kata Mamaku.
§ “Nggak, kan Mama sudah lama hidup sendiri, apa nggak mau kawin lagi Ma..?.” Kataku.
§ “Ah... kamu ini ada-ada saja. Nggak lah, kan Mama sudah bahagia ada Kamu dan Kakakmu. Memang kenapa kamu tanya hal itu, mau punya Papa baru ya..?.” Canda Mamaku.
§ “Enggak sih, cuma Jhoni ingin nanya saja kok Ma.”
Tiba-tiba aku mendapat ide untuk mencoba mencari-cari tahu kebutuhan seks Mamaku.
§ “Ma... Jangan marah ya, memangnya Mama nggak kesepian..?. Mama kan masih muda, masih punya kebutuhan biologis”, kataku hati-hati.
Kurasakan Mamaku sedikit menegang dan terdiam sejenak.
§ “Jhon... Kok nanyanya begitu sih, maksud kamu apa”, suara Mama sedikit naik.
§ “Jhoni kan sudah gede Ma... Sudah mendapat pelajaran di sekolah, jadi Jhoni tahulah soal kebutuhan pria dan wanita akan hal itu. Dan Jhoni mau Mama tahu, kalau Jhoni juga menghargai semua keinginan Mama. Mungkin dulu Jhoni belum paham, tapi sekarang saat sudah tahu, Jhoni jadi memikirkan Mama, kan Mama juga punya hidup.” Jawabku sekenanya.
§ “Jhon... Jhon... Yang kamu pelajari itu memang benar, tapi ada juga yang namanya perasaan dan hati Nak... Hidup tidak hanya dari teori pelajaran saja, tapi juga dari pengalaman.” Jawab Mamaku.
§ “Maksudnya apa Ma...?” Tanyaku bingung.
§ “Sebagai wanita Mama juga ada kebutuhan yang kamu katakan. Tapi Mama juga tidak mau kecewa lagi Jhon. Cukup sudah pengalaman pahit dari Papamu itu. Bagi Mama apa yang Mama jalani dan juga memiliki Kamu dan Kak Lisa, sekarang ini sudah cukup dan membahagiakan Mama. Dan soal masalah kebutuhan biologis Mama, Mama rasa bukan masalah Kamu dan masih ada kesibukan dan cara lain untuk mengatasinya.” Jawab Mamaku.
Suasana jadi sedikit canggung, lama kami terdiam, hanya terdengar suara dari TV saja.
§ “Ma... Maafin Jhoni yah sudah menanyakan hal yang membuat Mama marah dan sedih.”
§ “Nggak apa-apa kok Jhon... Mama senang karena Jhoni perhatian sama Mama.”
Kembali kami terdiam, Mama mengelus-ngelus kepalaku. Aku juga diam saja, tetap dalam posisi kepala menghadap ketubuh Mama. Saat itu aku sedang berpikir, berarti Mamaku sebenarnya memiliki kebutuhan seks. Tinggal bagaimana aku menciptakan situasi dan kesempatannya. Toh saat ini cuma ada aku dan Mama, Kak Lisa tidak dirumah. Aku memulai menjalankan rencanaku.
Aku segera menaikkan kepalaku kearah dada Mama. Pura-pura bermanja-manja.
§ “Eeh... Kamu ngapain Jhon...?.” Tanya Mamaku kaget.
§ “Jhoni sayang Mama, boleh nggak Jhoni nenen sama Mama?.”
§ “Aah... Kamu ada-ada saja, kan kamu sudah besar Nak”, Mamaku tertawa.
§ “Iya, tapi boleh kan Jhoni nenen lagi kayak anak kecil”. Pintaku manja.
§ “Nggak ah... Konyol deh Kamu.” Mamaku tertawa.
§ “Boleh ya Ma... Kan selama ini nggak pernah.” Kataku sambil berusaha mencium puting Mama.
§ “Jangan ah... Jhon.” Kata mamaku berusaha dengan halus menggeser kepalaku, tapi aku terus saja bermanja-manja, akhirnya Mamaku pun tertawa dan berkata,
§ “Yah sudah deh... Kali ini saja ya... Tumben kamu kolokan kayak gini Jhon...”
“Yes...” Rencanaku mulai berhasil.
Mama segera menurunkan satu tali baju tidur dibahunya, terpampanglah satu tetek Mama yang besar, padat dan masih kencang itu. Putih dengan puting yang juga besar. Lingkaran disekitar pentilnya dan pentilnya berwarna coklat kemerahan. Aku benar-benar terdiam dan terpesona, walau sering mengintip, tapi berbeda sekali karena kali ini aku melihat secara langsung dari jarak dekat. Kontolku benar-benar mengeras sekali.
§ “Lho kok bengong, tadi katanya mau nenen,” tegur Mamaku.
§ “Ngg... Iya... Iya Ma... Habisnya tetek Mama besar banget, masih kenceng lagi,” kataku lagi.
§ “Aah... Kamu bisa aja memuji Mama yang sudah berumur ini” Mamaku tertawa.
§ “Benar Ma... Benar-benar bagus dan mempesona,” jawabku jujur.
Tanganku menyentuh tetek Mama, sungguh nyaman rasanya, kenyal dan keras, sambil mendekatkan mulutku ke-puting Mama. Lama aku melumat puting Mamaku, sementara Mamaku tetap menonton TV. Tangan Mama mengelus-ngelus kepalaku, rasanya seperti anak kecil saja saat itu. Aku menghisap-hisap puting Mama sambil sekali-kali memainkan lidahku. Puting itu kini benar-benar sudah membesar dan mengeras. Kurasakan Mama mulai gelisah, tapi aku tetap melakukannya perlahan-lahan, aku tidak mau tergesa-gesa dan membuat Mamaku curiga. Kini tanganku yang satu mulai meremas tetek Mama yang satu lagi, aku meremas dan mengenggamnya tanpa melepasnya lagi. Lalu Mama menurunkan tali baju tidurnya yang satu lagi, kini benar-benar bertelanjang dada.
§ “Jhon... Nenen yang sebelah sini juga” kata Mamaku sambil tetap menonton TV.
Aku segera memindahkan mulutku ke-tetek Mama yang satu lagi. Aku melakukannya tetap seperti tadi, perlahan-lahan dan berusaha senatural mungkin, walau kontolku sudah berdenyut-denyut, tapi aku tetap mencoba sabar.
”Ugh...” Terdengar suara Mamaku pelan, duduknya pun mulai gelisah, nafasnya mulai berat.
Aku tetap diam saja, seolah-olah tidak tahu. Dan kali ini aku mulai memainkan-mainkan lidahku dengan lebih cepat diputing Mama.
”Aah...” Kali ini elusan Mama dikepalaku mulai berubah menjadi sedikit menjambak pelan rambutku.
Aku menghentikan kuluman nenen Mama dan langsung mengubah posisiku menjadi posisi duduk, disampingku Mama duduk dengan dada telanjang, kedua teteknya yang besar benar-benar menantang, dengan puting yang dalam kondisi mengeras.
“Ugh...” Sabar dikit kataku dalam hati.
§ ”Sudah dulu Ma... Nenennya” kataku santai.
Sekilas aku merasa melihat raut muka Mama sedikit kecewa, tapi Mama bisa mengontrolnya dengan baik.
§ ”Benar nih... Memangnya sudah kenyang nenennya Jhon, katanya mau kayak anak kecil,” Mama mencoba menetralkan dirinya dengan bercanda.
§ ”Iya..., tapi nanti-nanti boleh lagi ya Ma, Jhoni senang deh bisa nenen kayak dulu.”
§ ”Iya... Iya... Boleh kok, Mama juga seperti mengingat Kamu waktu kecil dulu” kata Mamaku lagi.
Sebenarnya aku sengaja berhenti, yang penting aku sudah mendapat jalan masuk untuk melaksanakan niatku. Aku pun terdiam dan menonton TV. Mama juga menonton TV, tapi entah lupa atau disengaja, tali baju tidurnya tidak segera ia naikkan, jadilah pemandangan tetek Mama yang indah terpampang jelas di sampingku. Aku pura-pura saja seperti tidak ada apa-apa. Kontolku benar-benar sudah keras sekali saat itu, karena mataku terus melirik tetek Mama.
§ ”Ma... Jhoni sudah ngantuk nih... Tidur duluan ya... Jhoni boleh tidur dikamar Mama kan...?” Tanyaku.
§ ”Ya sudah, sana kamu duluan, iyalah boleh, biasanya juga sering tidur dikamar Mama,” jawab Mama.
Aku segera bangun, dan langsung menuju kamar Mama. Sambil berjalan kesana, aku tersenyum karena sebentar lagi sepertinya rencanaku akan segera berhasil. Sesampainya dikamar Mama, aku segera membaringkan diri sambil pura-pura tidur, kontolku sudah lumayan tenang kini. Tidak berapa lama Mama masuk kedalam kamar, Mama kekamar mandi sebentar. Lalu naik ketempat tidur, mengecup pipiku, mengira aku sudah tidur. Ada sekitar setengah jam aku pura-pura tidur, aku juga tidak terlalu yakin kalau Mama sudah tidur pulas, tapi aku sudah menetapkan hati,
“Inilah saatnya, sekarang atau tidak sama sekali, tidak boleh mundur lagi.”
Kulihat mata Mama masih terpejam. Rencanaku, kalau aku pura-pura nenen lagi, paling Mama berpikir karena aku lagi kolokan. Aku mulai mendekatkan kepalaku kearah Mama yang sedang menghadap aku. Mula-mula aku menghisap tetek Mama tanpa menurunkan tali baju tidur Mama. Mama diam saja, tidak ada reaksi. Tanganku pun mulai berani menurunkan kedua tali baju tidur mama. Mama diam saja, tidak ada reaksi juga. Kini aku menghisap tetek Mama dengan bebasnya, tanganku yang satu mulai meremas-remas dan memainkan puting tetek Mama. Mama masih terpejam, tapi kurasakan tubuhnya mulai menggeliat.
”Ugh.. Ooohh...” Terdengar Mama mendesah pelan. Aku makin bersemangat dan bergairah mendengarnya. Mulutku mulai berpindah-pindah dari puting satu ke-puting lainnya. Ada sekitar 10menit aku memainkan tetek Mama, dengan kondisi Mama tetap terpejam. Tapi aku yakin Mama belum tidur. Nampaknya Mama menikmatinya. Aku makin berani dan tanganku pun mulai bergerak kebawah baju tidur Mama, kearah selangkangan Mama. Saat tanganku mendarat diatas celana dalamnya, tiba-tiba tangan Mama memegang tanganku dan menepisnya dengan halus. Kini matanya tidak terpejam lagi. Mama kini dalam posisi duduk diatas tempat tidur.
§ ”Cukup Jhon.. Jangan lebih dari itu. Mama tahu dan mengerti kamu sudah besar, sudah masuk usia remaja, Mama juga paham kamu bilang mau nenen tetek Mama sebenarnya karena kamu mulai ingin tahu rasanya tubuh wanita.” Kata Mama.
§ ”Mama tidak keberatan kamu bermain-main dengan tetek Mama, tapi jangan lebih dari itu Jhon...” Kata mama lagi.
§ ”Tapi Ma... Kenapa harus begitu, Mama jahat, kenapa Mama seperti itu,” aku berargumen.
§ ”Jhon... Aku ini Mamamu, tidak boleh kita melakukan hal yang seperti kamu inginkan itu,” kata Mama lagi.
§ ”Mama bohong, sebenarnya Mama menikmati kan...?. Sebenarnya Mama juga ingin kan...?,” aku terus menyerang pertahanan Mamaku.
§ ”Memang, tetapi hanya sampai batas itu, tidak bisa lebih jauh lagi,” jawab Mama tenang.
§ ”Jhoni sayang Mama dan Mama harus tahu itu, Jhoni mau melindungi Mama, tidak mau Mama kecewa, aku mau Mama menjadi yang pertama bagi Jhoni, Mama tidak akan kecewa atau disakiti lagi, karena Jhoni menyayangi dan tidak akan pernah mau menyakiti hati Mama.”
Hening sesaat, nampaknya Mama terguncang mendengar kata-kataku. Mama terdiam dan menundukkan kepalanya, kulihat Mama meneteskan air matanya. Aku terkejut dan segera bangkit, aku peluk Mamaku.
§ ”Ma... Mama marah yah...?”
§ ”Tidak sayang, Mama tidak marah, justru Mama bahagia, karena Jhoni sangat menyayangi dan perhatian sama Mama. Benar-benar tidak mau Mama kecewa lagi.”
Lalu Mama juga memelukku, lama kami saling bepelukkan, kemudian Mama berkata kembali;
§ ”Mama senang dan juga bingung, karena Kamu memilih Mama sebagai yang pertama dalam hidupmu. Seharusnya Kamu memilih gadis lain Jhon.”
§ ”Ma... Bagi Jhoni, Mamalah yang terbaik, Mamalah yang harus memiliki Jhoni pertama kali, tidak akan pernah ada penyesalan, bahkan Jhoni akan merasa bahagia Ma...”
Mama masih terdiam dan tetap memelukku, sudah tidak menangis lagi, tangannya membelai lembut kepalaku. Aku diam saja, membiarkan Mama bermain dengan pikirannya. Lalu Mama berkata lagi;
§ ”Sebenarnya kita tidak boleh melakukan hal ini, aku Mamamu dan kamu anakku. Garis itu tidak boleh dilanggar”
§ ”Tapi Ma...” Aku memprotes, tetapi terdiam lagi karena Mama segera memotong kalimatku;
§ ”Toh yang melakukannya adalah kita, tak ada orang lain yang dirugikan, tak ada orang lain yang disakiti, semua resiko dan tanggung jawab adalah milik kita.”
§ ”Jujur saja, Mama juga Wanita yang punya kebutuhan seks, tapi Mama takut menjalin hubungan lagi karena Mama tidak mau Mama dan anak-anak Mama kecewa kembali. Kala kamu mau tahu saat hasrat Mama muncul dan tak tertahankan, Mama menggunakan vibrator dan masturbasi, toh yang namanya gairah akan hilang, kalau sudah orgasme. Tak perlu menjalin hubungan kalau hanya untuk mengatasi hal itu.”
§ ”Tapi tadi saat kamu minta nenen dan memainkan puting Mama, Mama mulai merasakan api gairah yang ada didalam diri Mama, kembali menyala. Walau awalnya ragu, tapi entah kenapa Mama bisa yakin dengan Kamu. Mama merasa tidak akan dikecewakan dan tersakiti, kita sama-sama butuh menyalurkan hasrat terpendam kita.”
§ ”Mama sadar Mama tidak bisa dan trauma dengan pria lain, tapi Mama merasakan kalau dengan Jhoni, Mama tidak akan sakit, karena Jhoni menyayangi Mama.
§ Biarlah lebih baik Mama yang mengajari dan memuaskan hasrat keingintahuan seks Kamu dari pada Kamu harus melakukannya dengan wanita lain yang tidak jelas atau malah dengan perempuan penghibur untuk pelampiasan.”
Mama melepaskan pelukannya, lalu berdiri dan melepaskan baju tidurnya. Kini hanya bercelana dalam saja. Lalu Mama berbaring;
§ ”Jhon... Ingat ini hanya menjadi rahasia kita berdua, mulai malam ini kamu boleh memiliki Mama seutuhnya kapanpun, tapi dengan satu syarat jangan sampai Kakakmu atau orang lain tahu.”
§ ”Malam ini, lakukan apa yang selama ini kamu inginkan dari Mama. Jangan takut, Mama akan membimbing dan mengajarimu. Puaskan birahi Mama dan hasrat kelakian dalam dirimu.”
§ ”Lakukan dengan pelan dan santai saja Jhon... Mama mau pengalaman pertama Kamu malam ini, jadi pengalaman yang paling berkesan dan terindah dalam hidupmu.”
Aku yang sedari-tadi hanya terdiam, antara percaya dan tidak percaya akan kesempatan ini. Tak tahu harus berbuat apa dan mulai dari mana. Sampai akhirnya terucap kata dari bibir Mama Lagi;
§ Sini Jhon... rebahkan tubuhmu dekat Mama” segera beranjak, aku berbaring disamping Mama.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah lama aku nanti, ini adalah malamku. Malam pertama dengan Mamaku. Tak akan kubiarkan tubuh Mama yang seksi dan hampir telanjang bulat diatas tempat tidurnya.
§ “Lakukan sekarang Jhon... Nikmati tubuh Mama, setubuhi birahi Mamamu ini Jhon...”
Aku cium bibir Mama, lidah Mama dan lidahku bertautan dengan penuh gairah. Tanganku mulai meremas-remas tetek Mama, memilin-milin puting Mama. Tangan Mama juga tidak tinggal diam, mengelus-ngelus kontolku dari balik luar celana pendekku.
“Ugh...” Nikmat sekali belaian tangan Mama.
Aku mulai menciumi tetek Mamaku, mengulum dan menjilati putingnya. Mama menggeliat-geliat dan memeluk tubuhku. Tangan Mama mulai membantu membuka kaosku, lalu celanaku dan aku dalam kondisi telanjang bulat, masih tetap menindih tubuh hangat Mama, dengan rakusnya aku terus meremas-remas dan memainkan tetek Mama, gairahku makin meninggi melihat Mama yang sangat menikmati saat teteknya aku mainkan. Tangan Mama kini mengelus dan mengocok kontolku dengan lembut.
§ ”Wouw... Besar juga kontolmu Jhon.. Sebagai lelaki kamu harus bangga.” Kata Mama dengan senyum manisnya.
§ ”Ahh... Enak Ma.. Terus kocokin kontol Jhoni Ma...” Kataku disela kesibukanku memainkan tetek Mama.
§ ”Jhon... sudah dulu dong mainin tetek Mama, masa Kamu mau diamin saja memek Mama.”
“Terus terang... bukannya tidak mau, tapi aku memang belum pengalaman sih.”
Perlahan aku mulai menurunkan posisi badanku, hingga kini menghadap tepat diatas celana dalam Mama. Tanganku mulai memegang celana dalam Mama, meraba dan mengelusnya, kurasakan tebal dan terasa rambut kemaluan yang lebat dibalik celana dalamnya. Mulutku mulai mencium pinggiran selangkangannya. Mama mulai membuka kedua kakinya. Secara spontan aku menarik celana dalam Mama perlahan-lahan. Kini Mamaku dalam posisi telanjang bulat. Aku hanya bisa meneguk ludah menyaksikan memeknya yang terpampang begitu dekat dan indah didepan mataku. Aroma yang belum pernah kucium selama ini, terasa dihidungku, rasanya amat menggoda. Rambut kemaluan Mamaku benar-benar lebat dan menutupi memeknya.
“Hems...” Benar-benar sesuai dengan wanita seleraku.
Kontolku benar-benar berdenyut-denyut kencang. Tanganku mulai mengelus-ngelus rambut kemaluan mama, terasa tebal dan menggairahkan sekali. Aku mulai mengingat-ngingat adegan difilm-film BF yang pernah kutonton. Seakan tahu apa yang kupikirkan, Mama mulai berkata;
§ ”Kok bengong lagi Jhon... Kamu lakukan saja apa yang Mama bilang ya... Sekarang kamu jilati dan mainkan memeknya dengan lidah dan tanganmu. Kalau susah, kamu lebarkan lubang memeknya dengan jarimu.”
Mama mulai melebarkan kakinya, membuka selangkangannya yang indah. menampakkan puncaknya yang menggoda. Aku mulai menyibak rambut kemaluan Mama yang lebat, jariku membuka memeknya perlahan-lahan. Persis seperti film yang kulihat.
§ ”Ouwh.. sudah kan sayang...?. coba kamu lihat disekitar lubang memek, ada daging kecil yang menonjol keluar, seperti butir kacang. itu namanya itil (klitoris), sayang... bagian itu yang harus kamu mainin dan jilatin dengan lidah dan tanganmu. Mama akan merasa nikmat saat Kamu melakukan itu.”
Tanpa menunggu lama lagi, aku mulai memainkan dan menjilati itil Mama dengan lidahku, aroma yang tercium sungguh amat enak terasa dihidungku. Mula-mula aku pikir apa yang kulakukan salah, tapi perlahan dan pasti kulihat tubuh dan pinggul Mama mulai bergoyang-goyang.
§ ”Aah... Oooohhh... Ssssh.... Enak Jhon... Ugh...”
§ ”Ughhh... Jilat terus Jhon...” Mama mendesah semakin kuat, goyangan tubuhnya semakin terasa.
§ ”Ooohhhh... pintar kamu Jhon... Aaahhhh.... cepat pandai mainnya...”
§ ”Oooohh... Aaahhhh.... Mama... Mama... mau... sedikiiittt lagi Sayang...”
Tangan Mama mulai meremas rambutku, Mama semakin melebarkan kakinya, geliat pantat Mama semakin liar, aku makin bersemangat memainkan dan menjilati itil Mama. Lidahku menari-nari dengan liar dan cepat, menyapu permukaan memek Mamaku yang sudah mulai basah. Sensasi yang kurasakan saat itu sulit dilukiskan, kurasakan batang kontolku sudah sangat keras dan berdenyut-denyut. Melihat Mamaku yang telanjang dan mendesah-desah keenakkan saat itilnya kujilati sungguh membuat gairah dan birahiku membara. Tubuh Mamaku bergetar hebat, diiringi desahan nikmat yang panjang.
“Creeedht... Seeerth...”
Kurasakan memek Mama menyemburkan cairan hangat yang nikmat. Mama lemas terdiam sesaat, aku mengelus-ngelus memek Mamaku dengan lembut dengan jariku.
§ ”Ughhh... Nikmat sekali rasanya Jhon... Sudah lama Mama tidak mengalami orgasme saat dijilati seperti tadi. Rasanya enak banget, kamu pintar dan cepat belajar Sayang... Tunggu sebentar ya... Mama akan gantian memberikan kenikmatan buat Kamu.”
Lalu Mama bangkit dari posisinya, menyuruhku berbaring. Diam sebentar mengamati kontolku, karena baru sekarang dapat melihatnya secara jelas batang kemaluan anaknya ini.
§ ”Wouw... Panjang dan besar juga kontol anak Mama, kayaknya ada sekitar 17cm. Pastinya ini bukan dari turunan Papa kamu yang brengsek itu. Kontol kamu jauh lebih bagus dan besar dibandingkan kontol si Brengsek itu” sindir Mama sinis terhadap Papaku.
Aku jadi menyadari betapa bencinya Mama terhadap Papa dan entah kenapa mendengar perkataan Mama, membuat aku senang dan bangga, karena dalam satu hal ternyata aku mungkin lebih hebat dari Papaku. Makin keras saja rasanya kontolku. Mama mulai memainkan batang kontolku dengan tangannya yang halus, enak benar rasanya, jempol tangannya mengurut-urut kepala kontolku dengan lembut. Aku hanya bisa merem-melek saja merasakannya. Lalu Mama mulai mendekatkan mulutnya ke arah kontolku. Kurasakan rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya mulai memainkan kepala kontolku. Seluruh tubuhku rasanya lemas tak berdaya. Lalu perlahan tapi pasti kontolku mulai masuk kedalam mulut Mama. Nikmat rasanya saat Mama mengulum, mengisap batang kontolku, juga saat lidahnya menjilati kepala dan batang kontolku. Rasanya tidak bisa kupercaya, kontolku bisa masuk kedalam mulut Mama yang mungil dan sensual itu, lembut sekali rasanya elusan bibirnya menyentuh batang kontolku. Tangan Mama juga mengelus-ngelus biji zakarku, enak banget rasanya. Sesekali mulut dan lidah Mama mengulum dan menjilati bijiku. Service Mama yang teramat enak ini benar-benar membuatku kelojotan dan hanya bisa merem-melek merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa ini. Sambil mengulum kontolku, sesekali Mama menatapku. Sungguh luar biasa sensasi yang dirasakan saat kita melakukan kontak mata saat sedang diberikan oral seks. Lagi enak-enaknya Mama berhenti. Aku mau protes, tapi Mama segera berkata;
§ ”Untuk pemula, daya tahanmu lumayan baik. Mama sebenarnya mau mengulum kontol Kamu sampai Kamu keluar, tapi untuk pengalaman pertama Kamu ini, Mama ingin kamu merasakan yang terbaik saat mengeluarkan sperma Kamu. Harus keluar ditempat yang special juga... Didalam lubang memek Mama Sayangku...” kata-kata genit terucap dari bibir mama lagi, membuatku sangat ingin segera merasakan kenikmatan itu.
§ “Sekarang kita mulai Sayang... jangan takut, Mama akan bimbing kamu.”
Mama mengocok-ngocok kontolku, lalu mulai berbaring. Aku disuruhnya untuk memposisikan diri diatas tubuhnyanya. Mama mulai membuka kedua kakinya, memperlihatkan memeknya yang merekah basah. Tangannya membuka lubang memeknya, menunjukkan jalan kearah lubang kenikmatan miliknya.
“Ugggh...” kontolku semakin tegang dan sangat keras, sudah sangat ingin memasuki lubang kenikmatan Mama.
§ ”Karena ini yang pertama buat kamu, Mama bantu Kamu dulu menunjukkan arah yang tepat, kalau sudah sering, pasti nanti kamu mahir dengan sendirinya, Sayang...”
Lalu tangannya memegang batang Kontolku, menuntunnya kearah yang benar, kedalam surga kenikmatannya. Agak sulit awalnya, karena kontolku yang lumayan besar dan karena memek Mama yang sempit karena sudah lama tidak dimasuki kontol.
“Jleeebh... Sleeebh...” Perlahan kepala kontolku menerobos kedalam lubang memek nikmat milik Mama.
Tubuh Mama agak bergetar saat kontolku menerobos masuk, kembali Mama melebarkan kakinya dan menaikkan pantatnya perlahan, hingga batang kontolku masuk seluruhnya kedalam lubang memek Mama. Sungguh suatu sensasi kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan pertama kali seumur hidupku. Saat kontolku berada didalam memek Mama, rasanya sangat nyaman, hangat dan berdenyut-denyut dengan nikmatnya. Jadi inilah rasanya memasuki memek seorang wanita, semakin nikmat karena ini adalah memek Mamaku yang selama ini benar-benar aku inginkan. memek yang sudah melahirkan dua orang anak, namun tetap terasa nikmat dan berkualitas.
§ ”Santai saja Jhon, pompa kontolmu naik dan turun, pelan-pelan saja jangan tergesa-gesa, nikmati setiap gesekan kenikmatannya buat pengalaman pertamamu ini berkesan. Keluarkan spermamu didalam memek Mama... Sayang...”
Mama membimbing dan memberiku semangat dengan lembut. Aku mulai bergerak seperti yang diajarkan Mamaku. Pantatku naik dan turun, kontolku mulai memompa dengan nikmatnya lubang memeknya.
“Uuuggh... Sungguh amat-sangat NiiikkkMaaattt...”
Kulakukan dengan perlahan-lahan, tidak tergesa-gesa, sekali-kali bibirku mencium bibir Mamaku dengan lembut dan penuh gairah. Kulihat tetek Mamaku yang besar itu bergoyang-goyang seiring kocokan kontolku dalam memeknya. Sungguh enak dilihat, satu tanganku mulai meremas-remas dan memainkan putingnya, sekali-kali kuhisap dan kujilati. Cukup lama juga aku memompa kontolku, Mama mulai mendesah-desah, dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.
§ ”Aahh.... Ahhhh... terus Jhon, pintar juga kamu.”
§ ”Ooohhhh.... enak... sudah lama memek Mama tidak dimasuki kontol, rasanya nikmat...”
§ ”Ugh... ughhh...”
§ ”Kocokan kontol kamuuu... benar-benar enaaakk... aaaahhh.”
§ ”Memek Mama juga nikmaaattt... sempiit dan enaak”
§ ”Aahhh.... Mama sudah mau keluar, Sayang...”
Kurasakan memek Mama menyemburkan cairan hangat kekontolku, Mama nampak lemas dengan ekspresi penuh kepuasan diwajahnya. Mama meminta aku berhenti sebentar, tapi aku tdak mau dan terus memompa. Mama nampak lemas, matanya merem melek, mulutnya mendesah-desah, sementara pinggulnya makin bergoyang dengan liar dan cepat mengimbangi gerakkan kontolku. Tentu saja aku merasakan semakin nikmat, apalagi Mama makin melebarkan kakinya, sehingga kontolku semakin leluasa menerobos memek Mamaku yang terasa sempit karena lama tidak dihajar kontol. Gerakanku makin kupercepat, bibir, leher dan tetek Mamaku bergantian aku jilati dan ciumi.
”Ploook... plookk... plookkk...” bunyi pompaan kontolku terdengar jelas saat memompa memek mamaku.
§ ”Aaahhh.... ahhhh... nikmaaat nggakkk sayang...”
§ ”Pastiii Ma.... oohhh...”
§ ”Ughhhhh... Oohhhh....”
§ ”Terus sayang Mama mau keluar lagiii...”
Kurasakan kontolku juga berdenyut-denyut lebih keras, rasanya aku juga mau mencapai puncak, Aku segera menciumi bibir Mamaku dengan ganasnya, lidahku dan lidah Mama saling bertautan dengan penuh gairah, kutindih dan kupeluk tubuh Mamaku dengan kuat. Kurasakan memek Mama menyemburkan cairan, Mama orgasme lagi, hampir bersamaan kontolku pun menyemburkan cairan sperma dengan kuat dan cukup banyak. Kurasakan tubuh kami sama-sama bergetar dengan nikmat. Lalu akupun terkulai, masih menindih tubuh Mamaku, lemas tapi puas dan dipenuhi rasa nikmat. kontolku masih berdenyut-denyut. Akhirnya kurasakan juga kenikmatan bersetubuh, memang nikmat, tapi terasa makin dan lebih nikmat karena pertama kali aku melakukannya dengan Mamaku tersayang. Kami berbaring berdampingan sambil berpegangan tangan.
§ ”Kamu hebat sayang... Mama benar-benar puas.”
§ ”Aku juga Ma... Puas banget keluarnya”
§ ”Sini Mama bersihkan kontol Kamu” kata Mama, lalu Mama mulai menjilati sisa-sisa sperma dari kontolku.
§ ”Benar-benar masih muda dan bersemangat, Kontol Kamu masih keras.”
§ ”Jhoni sayang... Mama bahagia dan tidak menyesal melakukan hal ini. Kamu membuat Mama merasakan kembali menjadi wanita. Kamu hebat, jauh lebih kuat dari Papa Kamu. Mulai sekarang Kamu boleh melakukannya kapan saja, kalau Kamu mau tinggal bilang sama Mama. Pasti Mama bersedia, kecuali saat Mama datang bulan, cukup Mama service Kamu dengan oral. ”
§ ”Tentu saja mulai sekarang Kamu harus tidur dikamar bersama Mama, Kamu harus memuaskan Mama dan diri Kamu setiap hari, kecuali kalau ada Kakak Kamu ya, harus hati-hati, jangan sampai ketahuan.”
Aku senang sekali mendengar kata-kata Mama.
§ “Iya Ma... tapi Mama juga harus janji, Mama mau mengajari aku dan mau menuruti semua keinginanku kalau melakukan ngentot sama Mama, kalau Aku mau Mama begini atau Mama begitu seperti divideo porno atau film bokep yang Aku lihat, Mama nggak boleh protes ya.”
§ “Mama benar-benar tipe Wanita idamanku, tinggi, cantik, berpayudara besar, memiliki jembut memek yang lebat, tapi ada satu yang kurang, kuharap Mama mau melakukannya, karena aku senang dan suka sekali.”
§ “Apa itu Jhoni sayang...?.”
§ “Jhoni mau Mama mulai memelihara bulu ketek, jangan Mama kerok atau cabuti, tidak perlu lebat Ma... karena Jhoni suka sekali dengan bulu ketek, bagi Jhoni itu sangat merangsang dan menggairahkan. Kalau dirawat kan tidak bau, apalagi Mama yang rajin merawat tubuh. Pokoknya Mama harus menuruti permintaan ini ya...”
§ “Tentu sayang... pasti Mama turuti, mulai sekarang Mama akan membiarkan bulu ketek Mama tumbuh demi Kamu. Senang dan bahagia sekali Mama, karena tubuh Mama ternyata sesuai dengan keinginan Kamu. Rasanya Mama kembali muda.”
Lalu kami kembali berpelukan, malam itu aku kembali menggarap memek Mama dua ronde lagi. Mama berbaring disampingku, telanjang, tertidur pulas. Aku masih belum tertidur. Masih berpikir atas apa yang baru kualami, sedikit tidak percaya akan semuanya. Tapi sudahlah, semua yang kuinginkan sudah kudapat, Mamaku puas Aku puas. Bagiku apa yang kami lakukan adalah jalan kami bersama, kami yang merasakan, tidak ada penyesalan, tidak ada orang lain yang dirugikan. Rasanya bahagia sekali.
Tanpa terasa sudah hampir dua bulan, Aku menjalani babak baru kehidupan dengan Mamaku. Aku juga sudah semakin pandai saja dalam urusan seks. Mama benar-benar membimbing Aku untuk memahami tekhnik dan juga cara memuaskan seorang wanita dalam hal berhubungan badan. Semua yang selama ini hanya bisa kufantasikan dan kusaksikan lewat film saja, kini dapat kupraktekkan secara langsung. Mama selalu ada dan menjadi pembimbingku yang seksi dan menggairahkan, selain itu memang Mama seperti mendapatkan diriku sebagai oase baginya guna menyegarkan semua dahaga seksnya yang lama terpendam.
Namun sedikit banyak Aku berpikir betapa tololnya Papaku meninggalkan wanita sehebat dan seseksi Mama, tadinya aku berpikir mungkin karena Mama adalah tipe yang kolot dan konvensional, tapi ternyata tidak. Aku sendiri juga kaget karena untuk urusan seks, Mamaku ternyata hebat dan luar biasa, selalu berusaha memenuhi dan memuaskan keinginan pasangannya. Buktinya semua keinginanku selalu diturutinya. Mama bercerita dulu pun dia selalu berusaha memenuhi keinginan Papaku, menonton Film Bokep punya Papa untuk mempelajari posisi dan hal yang bisa menyenangkan pasangannya. “Aah...” persetan dengan ketololan Papaku, sekarang ada Aku yang bisa membahagiakan Mama.
Hidup yang sekarang kujalani sangatlah indah. Kecuali saat Kak Lisa pulang saja, Aku harus menahan diri. Untuk tidur dikamar Mama sih nggak masalah, karena Kak Lisa tahu, dari dulu Aku kadang-kadang suka tidur dikamar Mama, tapi sekarang dia tidak tahu, kami bukan hanya sekedar tidur. Kalau tidak ada Kak Lisa, aku dan Mama benar-benar memuaskan hasrat ngentot kami sepuasnya. Kapanpun Aku mau, aku tinggal lakukan. Saat Mama didapur, dikolam renang, dimeja makan, saat aku mau, tinggal kusodok saja memek Mamaku dan Mama juga tidak pernah menolak.
Bahkan kalau saat sedang mengantar Mama pergi dan Aku mau, Mama akan membuka resleting celanaku dan mengOral Aku, sementara Aku tetap menyetir. Kadang kalau malam minggu atau hari libur, aku dan Mama berjalan-jalan ke mall, makan diuar, nonton bioskop, kayak anak muda yang berpacaran saja.
Yang pasti aku tidak perlu takut Mama akan hamil, walau usia Mama saat aku mulai menyetubuhinya memasuki usia 32tahun dan masih memungkinkan hamil, namun aku tak perlu khawatir. Mama bilang saat bercerai dulu Mama sudah memasang spiral KB, sewaktu Mama berhubungan denganku pertama kalinya, besoknya Mama kembali memeriksakan spiralnya dan memasang ulang untuk memastikan keamanannya. Mama bilang dia sebenarnya tidak keberatan kalaupun nantinya Dia sampai hamil, namun dia bilang dari pada jadi omongan orang, pertanyaan Kak Lisa, belum lagi karena Mama bekerja, maka sebaiknya pasang alat pengaman saja. Selain itu kata Mama, Dia mau Aku menikmati saat berhubungan, kan nggak adil kalau Mama bisa enak orgasme, sementara aku harus mencabut kontoku saat Aku mau klimaks cuma untuk mengeluarkan spermaku karena takut Mama hamil, Mama mau Aku juga nikmat dan mengeluarkan spermaku didalam lubang memeknya. Lagi pula Mama juga lebih enak kalau aku keluar didalam, katanya rasanya nikmat saat spermaku menyemprot dinding memeknya.
“Duh...” senang dan terharunya Aku, Mamaku begitu memperhatikan hal itu, mau Aku mengalami kenikmatan seutuhnya.
Bagiku Mama bukanlah wanita murahan atau gampangan, Mama rela dan memberikan semuanya kepadaku karena Mama merasa nyaman dan aman. Aku menyadari Mama sangat peduli dan selalu berusaha memuaskan pasangannya, dalam hal ini Aku, bila Mama mengalami kenikmatan, maka Mama juga mau hal yang sama untuk Aku. Kita tidak bisa menilai wanita hanya dari luarnya saja, terkadang wanita contohnya Mamaku yang kalau sehari-hari terlihat sopan dan santun, namun saat di atas ranjang, mempunyai sisi lain yang bisa membuat kita tercengang dan puas. Mamaku benar-benar berkelas. Tidak merasa sungkan atau canggung membicarakan atau memenuhi keinginanku, karena seks yang nikmat adalah bila pasangan yang melakukannya sama-sama mengerti dan tahu keinginan masing-masing dan mau terbuka mengatakan hal yang kurang atau membuat sakit pasangannya, atau pura-pura suka padahal tidak pada gaya ini atau gaya itu. Seks yang kami lakukan selalu terasa panas dan nikmat karena kami selalu berusaha memberi dan menerima dengan sepenuh hati.
Mama sendiri mengatakan bahwa untuk urusan seks, aku memiliki stamina dan daya tahan yang kuat, bahkan Mama suka kewalahan, tapi Mama senang karena selalu mengalami kepuasan berkali-kali setiap melakukan hubungan seks. Mama merasa gairahnya yang sempat padam kini menyala kembali dan bisa disalurkan. Apalagi kalau sedang berhubungan dan Aku sudah keluar, kontolku juga cepat lagi bangunnya, mungkin karena Aku masih muda. Kalau hanya ada kami saja dirumah, Mama selalu memakai baju tidurnya yang seksi, kadang hanya mengenakan kutang dan celana dalam, tapi seringkali aku meminta Mama untuk telanjang saja. Biasanya kalau ada teman yang mau datang Aku bilang dulu keMama atau menelepon dahulu, biar Mama memakai busana yang sopan, kan nggak lucu kalau temanku datang mendapatkan Mama yang memakai baju seksi. Mama selalu menuruti keinginan dan fantasi yang Aku miliki, terkadang aku membawa laptopku dan menonton film BF yang aku download dari internet untuk memberitahu bahwa aku ingin gaya seperti ini atau begitu, juga tidak menolak saat aku mau merekam saat kami sedang berhubungan, alasanku karena aku mau menontonnya dilain waktu, Mama tidak keberatan karena tahu aku nggak bakal memperlihatkan keorang lain, hanya unuk konsumsi Aku dan Mama saja (lagi pula memangnya aku gila apa, memamerkan film kayak gini keorang lain, bisa heboh dong). Singkat kata Mama selalu berusaha menuruti semua hasrat dan fantasiku, karena Mamapun menikmatinya. Mungkin ini yang disebut puber kedua pada diri Mama. Suatu hari saat Mama dan Aku sedang libur, Aku meminta Mama untuk melakukan masturbasi dan juga main-main dengan kontol vibrator.
Aku duduk disofa seberang, mengelus-ngelus dan memainkan kontolku, mataku tak lepas pada pemandangan panas disofa diseberangku. Mamaku yang dalam keadaan bugil, posisinya rebahan, kedua kakinya membuka lebar, memperlihatkan Memeknya yang tebal, rambut kemaluan yang tebal menambah keindahannya. Tangannya menuju kearah memeknya, mengelus-ngelus permukaan memeknya, memainkan jembut kemaluannya, lalu jarinya mulai membuka lebar memek tersebut, tangan yang satu lagi segera memainkan itilnya, menggosok-gosok dan mengurut secara cepat itilnya. Mulutnya mendesah dan matanya merem melek, nampaknya menikmati sekali. Aku menyaksikannya dengan amat senang, kontolku berdenyut-denyut keras, tegang sekali.
“Ooohhh... Ahhhh...”
“Ahhhh.......”
Desahan Mama semakin keras, pinggul Mama bergoyang semakin cepat, jarinya makin cepat memainkan itilnya. Payudaranya yang besar nampak bergoyang dengan indahnya. Tak lama kemudian mama berhenti sebentar dan mengambil vibrator di sebelahnya, lalu memandangku, sambil memandangku Mama mulai menjilat dan memainkan vibrator itu dimulutnya.
“Ugh...” benar–benar merangsang Aku.
Lalu vibrator itu dimainkan kesekitar payudaranya. Senang sekali Aku melihatnya. Kini vibrator itu mulai diarahkan kelubang memeknya,
“Jleb...Bleeesh...” masuk kedalam memek Mama. Mama mengocok–ngocok vibrator itu, sekali-kali memainkan pengatur getaran di ujungnya. Mendesah dan menggeliat-geliat, sementara tangannya secara cepat memainkan vibrator tersebut. Sekali-kali terdengar suara getaran dari vibrator tersebut.
Aku terus melihat adegan tersebut, mataku terpaku ke arah Memek mama yang indah, benar – benar merangsang, belum lagi desahan dan ekspresi wajah mama yang sangat menikmati. Akupun bangkit dan pindah ke samping mama. Sementara mama tetap melanjutkan bermain dengan vibrator. Tanganku mulai meremas-remas payudara Mama. Sekali-kali kupilin putingnya. Lalu tanganku bergerak ke bawah, aku mulai membelai rambut kemaluan mama yang lebat itu, lalu tanganku mulai memainkan dan mengusap-usap itil Mama dengan cepat. Sementara Mama tetap mengocok vibrator itu dalam lubang memeknya. Lama-lama gerakan pinggul Mama semakin cepat, jemariku juga makin lincah memainkan itil Mama. Diiringi desahan nikmat Mama mengalami orgasme.
§ “Lemas...Oohhh...lemas sekali.”
§ “Tapi enakkan Mamaku sayang.”
§ “Iya sih, Kamu ini ada-ada saja mintanya ke mama.”
§ “Habis Aku mau melihat Mama masturbasi dan main-main sama vibrator.”
§ “Yah sudah kalau itu bisa buat Kamu senang, tunggu sebentar Mama kekamar mandi dulu bersih-bersih, sebentar lagi gantian Kamu yang bikin Mama senang. Mama mau Kamu nusuk pantat Mama habis ini. ”
Mama lalu bangkit kekamar mandi, sementara Aku tetap menunggu. Tak lama kemudian Mama kembali, sambil berjalan payudaranya yang besar dan bulat bergoyang-goyang, ditangannya dia membawa sebotol baby oil. Baru saja Mama menaruh baby oil itu ke meja, aku segera menarik Mamaku dan memangku Mamaku.
§ “Huuhh...sabar dong sayang.”
§ “Habis Mama benar-benar merangsang, kontol Jhoni sudah nggak tahan nih...”
§ “Iya...iya...makanya sekarang gantian, Kamu yang bikin mama senang.”
Aku mulai mencium Mamaku, bibirku dan bibir Mama saling memagut dengan liar. Tanganku pun tak ketinggalan, kuremas toket Mama, sungguh nyaman dan kenyal. Lalu tanganku yang satu lagi mulai bergerak kearah selangkangan Mama, kulebarkan sedikit kaki Mama dengan tanganku, lalu Aku mulai memainkan memek Mamaku, sementara kami tetap terus berciuman. Jari tengahku mulai kumasukkan kelubang memek Mama, kukocok dengan cepat, tanganku yang satu lagi mengangkat tangan Mama, bibirku segera menuju kearah toket Mama, nampak bulu ketek Mama, sungguh amat menggairahkan, segera kuciumi dan kujilati. Puas dengan itu, kumiringkan sedikit badan Mama dipangkuanku, mulutku segera menuju kearah payudara Mama, dengan rakusnya kuciumi payudara Mama bergantian kiri dan kanan, putingnya kujilati, kukulum. Mama nampaknya sangat suka saat aku memainkan payudaranya, badannya menggeliat keenakkan. Jari tengahku semakin cepat mengocok lubang memek Mama. Puas dengan permainan itil Mama, aku segera mendudukkan Mama disofa. Kedua kakinya segera kukangkangkan selebar mungkin, nampaklah memek yang sudah memerah karena kumainkan tadi, segera kuarahkan mulutku kesana, tercium sedikit bau yang enak dihidungku. Mula-mula kujilati dan kuciumi rambut kemaluan Mama, lalu lidahku segera menyapu dan memainkan seluruh permukaan memek Mama, kusodok-sodok lubangnya dengan ujung lidahku. Dan akhirnya lidahku pun segera bermain-main dengan itil Mama. Mama nampak sangat menikmati permainan lidahku pada itilnya. Mendesah-desah dan tangannya meremas-remas rambutku.
§ “Sayang, Kamu jilatin memek Mama sambil tiduran ya, biar Mama bisa hisap kontol Kamu...”
Tentu saja Aku tidak menolak tawaran tersebut, segera saja aku menuruti perintahnya. Kini Aku sudah berbaring dan Mama berada diatasku, menungging dengan posisi membalik, pantatnya menghadap kemukaku. Segera saja aku jilati memek dan pantat Mama, Mama tak mau ketinggalan, sebelah tangannya mulai mengocok-ngocok kontolku, lalu Mama mulai mendekatkan mulutnya kearah kontolku, lidahnya mulai bermain-main dengan kepala kontolku, menjilati dengan rakusnya, lalu mulutnya mulai mengulum dan menghisap kontolku, sambil tangannya tetap membelai-belai biji zakarku.
“..Oohh...” nikmat sekali rasanya.
Sementara itu lidahku terus memainkan itil Mama, tanganku juga ikut beraksi, jariku bergantian menusuk-nusuk lubang memek dan pantat Mama. Rupanya Mama tidak tahan juga dengan kenikmatan yang kuberikan, pantatnya bergoyang-goyang dengan liar, tak lama kemudian tubuhnya mengejang, dan terasa memeknya menyemburkan cairan hangat, Mama orgasme kembali. Hisapan Mama dikontolku semakin panas, aku benar-benar keenakan dengan service Mama ini. Puas dengan itu, aku segera menarik Mama, dan merebahkannya disofa, Aku berdiri diatas Mama, segera kuarahkan kontolku ke payudara Mama, kuletakkan ketengah payudara Mama, Mama paham apa mauku, segera saja tangan Mama mengapit kedua payudaranya yang besar itu, kontolku kini terjepit dengan kuat diantara belahan payudara Mama yang besar, segera saja kugerakkan pantatku maju mundur, saat kepala kontolku maju kedepan, lidah Mama tak ketinggalan menjilatinya.
“Gila...” nikmat sekali rasanya kontolku dalam jepitan payudara Mama yang besar dan kencang ini. Tak lama kemudian aku sudah nggak tahan untuk segera memasukkan kontolku ke lubang memek Mama.
§ “Mama sayang, kontolku sudah nggak tahan lagi nih pingin masuk kesarangnya...”
§ “He..he...memek Mama juga sudah gatal minta disodok kontol kamu Jhon...!.”
§ “Oke..tapi Mama aku pangku ya...”
Segera Aku duduk, Mama pun segera bangkit dan menuju pangkuanku, kakinya dibuka lebar-lebar, perlahan sambil duduk diarahkannya lubang memeknya kearah kontolku yang sudah berdiri tegang itu.
“..Slebbbsss...Blesssh...Aah...” nikmatnya.
Mama segera menggoyangkan pantatnya naik turun, tanganku mulai meremas-remas dan memainkan payudara Mama. Kuciumi dan kujilati leher dan bibir Mama, Mama mengelinjang kegelian. Gerakan Mama semakin cepat, memompa kontolku dengan kuat, tanganku tak ketinggalan menggosok-gosok dan memainkan bagian atas memeknya, Mama menyandarkan kepalanya kearahku, tangannya terangkat keatas terlihat bulu keteknya yang lumayan lebat, kujilati dan kuciumi dengan rakus sekali. Desahan nafas kami makin cepat dan bunyi kontolku yang sedang menggarap memek Mama terdengar jelas.
“..Plookk...Plookk...” semakin menambah nafsu kami.
§ “Arghh....ee..naakk..Jhon...”
§ “Oohhh....terus Jhon, remas payudara Mama...”
§ “Mama saaaayanngggg kamu...Ahhhh,,,”
Tidak berapa lama tubuh Mama mengejang, nampaknya Mama mengalami orgasme lagi, aku juga merasakan kontolku pun sudah berdenyut semakin kuat, segera saja aku ikut menggoyangkan pantatku dengan cepat, mata Mama kulihat merem melek keenakkan.
“Croot...Croottt...” cairan spermaku menyembur dengan kuat dilubang itil memek Mama.
Kuremas payudara Mamaku dengan kuat.
“..Aahhh...” sungguh nikmat yang tiada duanya.
Aku dan Mama terdiam sesaat, bibir kami berciuman dengan mesra.
§ “Enak sayang...?.”
§ “Enak banget Ma...Mama juga senangkan..?.”
§ “Hek’eh...istirahat sebentar ya....Mama masih mau lagi, tapi kali ini masukkin pantat Mama ya.”
Mama lalu bangkit dari pangkuanku, mencabut kontolku dari memeknya, nampak spermaku mengalir di pahanya, Mama berjalan kearah dalam. Terdengar suara air dikamar mandi. Tak berapa lama Mama kembali membawa handuk dan air minum. Mama memberikan minum kepadaku, lalu Mama membersihkan kontolku dengan mulutnya, saat itu kontolku dalam kondisi setengah ngaceng. Aku segera berbaring dengan santai. Setelah menyapu kontolku Mama mulai memainkannya, mengelus-elus kepala kontolku dengan jarinya membelai biji zakarku, diperlakukan seperti itu, tanpa butuh waktu lama kontolku pun bangkit kembali, Mama mulai memainkan lidah dan mulutnya pada kontolku. Untuk urusan oral seks Mama sangat hebat, mama tahu titik sensitif pada kepala dan batang kontolku, lidahnya akan menjilati dan memainkan wilayah-wilayah sensitif tersebut dengan lembut. Kalau sudah begitu aku hanya bisa merem melek menahan kenikmatan. Jilatan dan hisapan Mama semakin cepat kurasakan pada kontolku, aku memutuskan untuk diam dulu menikmati saja, sambil mengumpulkan kembali tenaga. Setelah kurasa cukup nyaman, kutarik Mama, mulut Mama masih tetap bermain dengan kontolku, namun kini pantatnya kembali menghadap mukaku, kali ini yang menjadi sasaran permainan lidahku adalah daerah lubang pantat Mama, aku tidak jijik, karena aku tahu mama sangat telaten merawat dirinya dan juga mama pasti sudah membersihkan daerah tersebut, terlebih bila Mama bilang mau melakukan hubungan seks lewat pantat. Kujilati dengan liar daerah tersebut, nampak rambut kemaluan yang halus disekitarnya, lubang pantat Mama kutusuk-tusuk dengan ujung lidahku, perlahan lubang itu mulai membesar, tanganku segera mengambil baby oil yang tersedia, kutuangkan ke wilayah lubang pantat Mama, lalu jarikupun pelan-pelan mulai kutusukkan kelubang pantat Mama. Bergantian sambil sesekali kujilati dengan lidahku. Mama menggoyang-goyangkan pantatnya pertanda menikmati, sebagai balasan serviceku yang enak, makin panas saja permainan mulut Mama dikontolku, kami berdua benar-benar saling berusaha memuaskan dan memberikan kenikmatan. Tidak berapa lama, Mama mengatakan sudah nggak tahan lagi mau dimasukkin. Aku segera saja kembali meneteskan baby oil agak banyak kedaerah lubang pantat Mama.
Mama segera memposisikan dirinya setengah nungging, kedua tangannya memegang sofa. Aku segera berdiri, kontolku siap menyodok pantat mamaku. Perlahan aku maju, mula-mula tanganku mulai memegang kedua paha Mama, lalu jariku mulai melebarkan lubang pantat Mama, kuarahkan kontolku secara perlahan, agak sulit sedikit karena tidak selebar lubang memek, perlahan tapi pasti kepala kontolku mulai menemui arah yang benar.
“..Jlebh...Bleesssh...” Mama mulai mendesah, agak meringis.
Aku mulai menekankan pantatku kedepan, kini batang kontolku mulai masuk, Mama mulai mendesah, akhirnya kontolku pun amblas seluruhnya, segera saja aku mulai memompanya, dengan gerakan maju mundur yang berirama, sementara tanganku bergantian meremas-remas payudara Mama, kurasakan kontolku berdenyut nikmat, lubang pantat Mama memang tidak seperti lubang memeknya, kontolku terasa dijepit kuat, karena lubang yang sempit, setiap kali kontolku maju mundur terasa seperti diremas dan dipijat dengan kuat.
“..Aah...” Aku mulai mempercepat goyanganku.
Mama juga menimpali dengan ikut menggoyangkan pantatnya yang besar dan seksi itu, kenikmatan yang kami rasakan sungguh luar biasa. Setelah berapa lama, sambil tetap dengan posisi kontolku didalam lubang pantat, tanpa mencabutnya, aku mulai menarik Mama, lalu memutar posisinya, aku segera memeluk Mama dari belakang dan perlahan duduk sambil menarik Mama kepangkuanku, kini Mama mulai bergerak memainkan pantatnya, kontolku terasa nikmat sekali, tanganku mulai meremas-remas payudara Mama.
§ “Ma...te..teruuussss...”
§ “Goyangan Mama eennaaakkk...Aahhh.”
§ “Maaa...ganti duluuu ya...Jhoni mau masukin memek Maaamaaa....”
Mama segera mencabut kontolku dari lubang pantatnya dan segera membimbing kontolku kelubang memeknya yang sudah basah itu. Mama kembali menggoyangkan pinggulnya, aku juga mulai menaik-turunkan pantatku.
“Plook...plookk....plook....” semakin nyaring terdengar suara kontolku yang sedang memompa dalam memek Mama yang sudah basah.
Mamaku benar-benar wanita yang hebat dalam urusan seks, aku benar-benar puas setiap melakukan hubungan seks dengannya. Kembali Mama mencium bibirku, sementara aku membelai bulu keteknya, sambil terus memompa memek Mama, lalu Mama perlahan menaikkan pantatnya, mencabut kontolku dari memeknya dan dengan cepat memegang batang kontolku dan mengarahkannya kelubang pantatnya.
“..Owh..Owh...” nampaknya belum puas lubang pantatnya disodok.
Aku segera memainkan kontolku dengan ganas, sambil tetap berciuman, mulut Mama mulai mendesah dengan cepat, pantatnya ikut bergoyang mengimbangi setiap sodokan kontolku.Tangan Mama meraih tanganku, mengarahkannya agar Aku memainkan puting susunya, sementara tangan Mama yang satu lagi mulai memainkan itilnya. Benar-benar sudah panas Mama kali ini, Aku benar-benar menikmati sensasi ini. Kurasakan kontolku makin mengeras didalam lubang pantat Mama. Akhirnya aku merasa bahwa aku sudah mau keluar. Kupercepat gerakanku dan,
“...Creeet....Creeet...Crooot...” spermaku menyiram lubang pantat Mama.
Aku dan Mama terkulai lemas. Setelah terdiam beberapa saat, Mama segera mencabut kontolku dari lubang pantatnya, dan menjilati sisa sperma yang tersisa.
§ “Makasih ya...Jhon, sudah bikin mama puas.”
§ “Jhoni juga sama Maaa...”
§ “Kamu makin pintar saja deh sayang.”
§ “Kan Mama yang ngajarin, lagian Mama memang cantik dan seksi sih, jadi Jhoni maunya tiap hari masukkin terus, memek Mama enak banget...”
§ “Aah...merayu terus kamu Jhon.”
§ “Sudah sekarang kita istirahat dulu Jhon, yuk kita tidur dikamar, nanti malam Mama masak yang istimewa buat kamu.”
Mama bangun dan menuntunku kekamarnya, lalu kami segera merebahkan diri ditempat tidur, aku cium Mamaku dan Mama balas menciumku dengan mesra pula, lalu kami kembali berpelukkan dan tertidur dengan bahagia.
Cukup lama juga aku tertidur, mungkin karena kecapekan, saat aku bangun kulihat Mama sudah tidak ada disampingku, aku bangun dan segera menuju kamar mandi Mama untuk bersih-bersih dan menyegarkan diri. Setelah segar, aku mencari celana pendekku dan memakainya. Aku berjalan keluar dari kamar Mamaku. Kucari Mamaku, terdengar suara musik dari TV, rupanya Mama sedang senam. Aku segera menuju ruang santai, kulihat Mama sedang melakukan senam,
“Ugh...” Mama hanya mengenakan kutang dan celana dalam saja.
Kutang yang Mama kenakan seakan tidak mampu menampung payudara Mama yang besar itu, garis tubuh Mama terlihat seksi, Mama memang rajin senam dan yoga untuk merawat tubuhnya.
§ “Eh..sudah bangun sayang.”
§ “Iya...kok Mama nggak bangunin Jhoni sih.”
§ “Habis Mama lihat kamu tidur nyenyak sekali jadi Mama biarkan saja.”
§ “Ma...lapar nih.”
§ “Mama belum masak, Mama masih senam dan habis ini mau yoga dulu, tapi dimeja makan sudah Mama siapkan susu dan roti.”
§ “Huh...Mama rajin amat senamnya.”
§ “Kan biar Mama tetap seksi, bukannya kamu suka kalau Mama makin seksi, sudah kamu makan dulu sana.”
Mau tak mau aku tersenyum, iyalah aku jelas mau dong kalau Mama makin seksi. Aku segera menuju meja makan, duduk dan menyantap susu dan roti. Suara musik penggiring senam Mama terdengar dari TV. Setelah selesai makan, aku taruh gelas dan piring ke bak cuci piring, dan kembali ketempat Mama. Aku duduk sambil memperhatikan mama yang sedang senam dan yoga. Melihat Mama yang hanya mengenakan kutang dan celana dalem saja, kontolku mulai mengeras, terlintas suatu ide nakal diotak ngeresku.
§ “Ma...masih lama nggak ?.”
§ “Kenapa sayang, masih belum kelarlah Mama, memangnya kamu masih lapar..?.”
§ “Nggak sih Ma, Jhoni senang sih ngelihat Mama lagi latihan senam, biar makin seksi...tapi..”
§ “Tapi apa Jhon, Mama tersenyum...”
§ “Tapi Jhoni mau Mama buka saja kutang dan celana dalemnya. Kataku nakal, Mama melihatku sejenak, lalu tertawa.”
§ “Nanti kalau Mama senamnya sambil telanjang, bisa nggak selesai dong, yang ada kamu bakalan senamin Mama.”
§ “Yah enggaklah... maksudnya enggak salah lagi gitu, kan itu juga salah Mama karena punya bodi terlalu seksi dan panas, sehingga adik Jhoni nggak bisa tenang.”
Mama dan aku sama-sama tertawa, lalu Mama mulai melepas kutangnya, payudaranya yang besar itu pun seakan meloncat keluar, menggantung dengan indahnya, lalu ia turunkan celana dalamnya, menampakkan rambut kemaluan yang lebat.
“Glek...” walaupun sudah sering melihat dan merasakannya, tapi aku tetap terpesona setiap kali melihat tubuh telanjang Mamaku.
§ “Gimana...senang?,” tanya mamaku.
Aku hanya mengangguk, menggeser kursi agar tepat dihadapan Mama, lalu duduk dengan tenang memperhatikan Mama dan Mamapun kembali melanjutkan kegiatannya. Payudara Mama nampak bergoyang dengan indah saat Mama melanjutkan senamnya, bergoyang kekiri dan kanan, naik turun.
“..Wow...” seksinya,
Belum lagi bulu keteknya terlihat menggoda. Kontolku mulai kurasakan mengeras dibalik celanaku. Tidak berapa lama Mama mulai mengikuti gerakan senam di DVD, kini ia rebahan diatas karpet, nampaknya kini sampai pada sesi yang dilakukan sambil rebah dilantai. Dari suara yang terdengar di TV, nampaknya untuk menguatkan pinggang dan pinggul. Kulihat rimbunan rambut kemaluannya yang mengundang, lalu Mama mengangkat sebelah kakinya, lalu keduanya, terlihat memeknya yang tebal, ketika Mama melebarkan kakinya terlihat lubang memek dan itil Mama, menggairahkan dan menantang sekali. Demikian pula waktu Mama mengikuti gerakan dengan posisi menungging, pantatnya menghadapku, terlihat pantatnya yang montok dengan rambut halus disekitar lubang pantatnya, belum lagi melihat belahan memeknya saat posisi menungging menambah mabuk kepayang pada diriku. Kontolku benar-benar mengeras dan berdenyut, terasa sesak dicelana, aku segera membuka celanaku, biar lebih terasa leluasa. Mama tetap melanjutkan kegiatannya. Aku mulai mengocok kontolku perlahan-lahan, posisi memek Mama benar-benar menghadap kearahku, gerakan senamnya yang melebarkan kaki, membuat memek Mama semakin menggoda. Aku masih memperhatikan dan mencoba menahan birahiku. Biar bagaimanapun aku senang melihatnya, seperti melihat suatu pertunjukkan saja. Pelan-pelan aku mulai turun dari kursi, duduk diubin lantai, menikmati pemandangan indah didepanku dari jarak dekat.
“...Aah....” sudah nggak tahan lagi,
Segera saja aku dekatkan mulutku kearah memek Mama. Tanpa basa-basi segera kuciumi.
§ “Aah... Jhoni, Mama belum kelar nih senamnya.” Protes mamaku
§ “Nanti saja Ma... dilanjuti, Jhoni benar-benar terangsang. Memek mama benar-benar menggoda.”
Aku mulai menjilati dan menciumi rambut kemaluan dan memek Mamaku dengan buasnya, kujilati semua permukaan memek Mamaku dengan liarnya. Mama hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kali ini aku bertekad untuk mengOral memek Mamaku dengan sebaik mungkin, benar-benar terangsang aku melihat Mama mengangkangkan Memeknya mengikuti gerakan senam tadi. Segera saja kuarahkan lidahku ke itil Mama, kumainkan dan kuputar-putar ujung lidahku dengan cepat pada itil Mama, Mamaku mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung dibahuku. Desahan Mama semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang memeknya, lalu kenbali ke itilnya. Jariku tak ketinggalan beraksi, kutusukkan jari tengahku kelubang memeknya, Mama makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga sodokan jemariku pada lubang memeknya, tangannya meremas-remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan Mama memainkan payudaranya, menghisap putingnya. Cukup lama aku menggarap memek Mamaku dengan lidah dan jariku, memek Mama semakin basah, desahannya semakin liar, akhirnya Mama menggelepar, terasa memeknya menyiramkan cairan hangat. Aku berhenti sebentar, membiarkan Mama menikmati orgasmenya dan beristirahat sebentar. Lalu aku bangkit dan segera duduk di sofa.
Kontol ku mengacung keras, melihat Mama yang terbaring dikarpet, dengan posisi kaki mengangkang memperlihatkan memeknya yang merah sehabis aku mainin. Tak lama Mama bangun dan menghampiriku. Tangannya yang halus segera memegang kontolku, mengelus dan mengocoknya, tak lama lidahya mulai menari-nari diatas kepala kontolku, tangannya semakin cepat mengocok batang kontolku. Nikmat sekali rasanya. Sepertinya Mama berusaha membalas kenikmatan yang kuberikan tadi. Mulut Mama kini mulai mengulum kontolku, mula-mula hanya setengahnya saja,
Lalu “...Blebbh...Sleeeph...” seluruh kontolku pun dikulumnya,
“Awww....” Mama enak sekali rasanya.
Mataku merem melek merasakan kenikmatan oral dari Mama. Lama juga Mama bermain dengan kontolku, setelah aku merasa puas, aku segera menahan gerakan kepala Mama dengan lembut. Aku berdiri, Mama kini berhadapan didepanku, aku dorong Mama dengan perlahan, kupepetkan badannya ke tembok. Aku ciumi bibirnya, payudaranya, sementara jariku menusuk lubang memeknya. Mama membalas ciumanku dengan gairah yang panas pula.
Tanpa menunda-nunda lagi, tanganku segera mengangkat dan memegang sebelah kaki Mama, kini Mama berdiri dengan sebelah kaki dan badan menempel tembok. Segera kuarahkan kontolku kelubang memeknya yang nikmat. Aku pompa dengan cepat dan sedalam mungkin, Mama semakin bergairah. Terus kuciumi bibirnya, kulumat dengan birahi yang panas. Lidah kami berpagutan dengan liarnya. Makin kutekan Mama ke tembok, kini kedua tangan Mama mulai memeluk leherku, aku juga memeluk dan menahan pundak Mama dengan kedua tanganku. Dalam satu gerakan Mama mengangkat kakinya yang satu lagi, dan kedua kakinya kini mengapit erat dipantatku. Kini Mama benar-benar bergantung sambil memelukku. Untuk menyeimbangkan, aku makin merapatkan Mama ke tembok. Gerakan kontolku dalam memek Mama semakin cepat, karena posisi Mama saat ini benar-benar membuat kontolku terasa nikmat, rasanya seperti dijepit dan diremas dengan kuat. Ciuman kami makin panas, payudara Mama yang besar terasa enak sekali menempel dengan kuat didadaku.
§ “Aahhh...Jhon...gila kamu...mama benar – benar enaaaakkkk nih.”
§ “Teee...russss Jhon...”
§ “Aaawww...sodokan kamu gaanaaassss benar...Ooohhhhhh...”
§ “Jhon...Ooohhh...Ahhhhhh...”
Kurasakan tangan Mama makin kencang memeluk tubuhku, tak berapa lama Mama mengerjang, dari lubang memeknya kurasakan semburan cairan hangat. Mama orgasme lagi, tampak lemas dan bahagia. Tapi aku tetap meneruskan sodokanku, Mama setengah menjerit dan mendesah menahan kenikmatan yang kuberikan pada memeknya, matanya merem melek dengan ekspresi wajah yang makin membuat aku terangsang. Aku berhenti sebentar, sambil tetap dalam posisi kontolku didalam memek Mama dan Mama menggantung memelukku, aku segera menuju kamar Mama, segera saja Mama kurebahkan, kini aku diatas Mama, Mama mengangkat dan melebarkan kedua kakinya, semakin memberikan jalan kenikmatan pada kontolku. Aku segera memompa memek Mama. Tanganku kembali memainkan dan meremas-remas payudaranya. Semakin cepat sodokanku, semakin kencang pula payudara Mama bergoyang, makin membuat aku bernafsu. Kuarahkan mulutku ke payudara Mama, kuciumi dan kucupang kedua payudara Mama, terlihat merah bekas kedua cupanganku di payudaranya. Lalu lidahku menjilati leher Mama. Mama menggeliat kegelian, kontolku makin cepat bergerak didalam lubang memek Mama yang nikmat. Mama benar-benar meikmati setiap pompaan kontolku . Tak berapa lama Mama, mendesah dengan kuat, tubuhnya kembali bergetar. Pinggulnya agak terangkat saat Memeknya kembali memuncratkan orgasmenya. Setengah terpejam karena kenikmatan terlihat diwajah Mamaku. Namun ekspresi wajah Mama justru semakin merangsang birahiku. Aku tetap memompa kontolku, pinggul Mama bergoyang makin liar mengimbangi sodokanku. Aku merasakan sedikit lagi akan mengalami klimaks, maka aku segera memeluk Mamaku, seiring sodokan terakhir kurasakan spermaku muncrat dengan kuat menyiram liang memek Mama. Aku terkulai lemas, menindih Mamaku, keringat kami menyatu. Kuciumi Mamaku, lalu aku segera berbaring disampingnya. Lemas dan bahagia.
§ “Jhon... Mama benar–benar kewalahan, tapi Mama senang.”
§ “Mama tidak butuh yang lain, karena ada kamu yang bisa membahagiakan Mama.”
§ “Jhon juga mencintai Mama, rasanya nggak ada wanita yang bisa menandingi Mama.”
§ “Jhon...Jhon.., Mama senang mendengarnya, Mama juga puas sama kamu, tapi Mama mau kamu tahu, Mama juga nggak mau mengekang kamu, selama kamu senang dan bisa membuat kamu puas, Mama bahagia memberikan tubuh Mama.”
§ “Tapi Mama tidak mau kamu terpaku sama Mama, kamu harus mencari pendamping hidup kamu. Jalan kamu masih panjang sayang, sekarang mungkin kita sedang menikmati kebahagiaan ini. Tapi nantinya Mama pasti akan rela melepas kamu bila kamu sudah menemukan pendampingmu.”
Aku hanya terdiam, memandangi Mama. Mama benar-benar menyayangi aku, aku juga menyayanginya. Lalu aku mencium keningnya dan memeluknya.
§ “Terimakasih Ma, Mama sungguh baik sama Jhoni, Mama sudah memberikan segalanya pada Jhoni, mengajari segalanya, memberikan tubuh Mama yang indah, saat ini hanya Mama yang Jhoni inginkan dan sayangi, tapi bila saatnya tiba Jhoni pasti akan bilang ke Mama dan tetap sayang sama Mama.”
§ “Jhoni selamanya akan sayang dan cinta Mama, Jhoni tak akan lupa semuanya, kasih sayang, cinta dan pengalaman indah yang Mama berikan.”
Mama lalu menciumku dan memelukku. Lama kami berpelukkan, lalu aku mengajak Mama untuk mandi, membersihkan peluh yang ada juga menyegarkan diri. Aku lalu bangun dan membopong tubuh Mama ke kamar mandi, kunyalakan shower, kusiram tubuh Mama dengan air yang segar. Kuambil sabun, kusabuni tubuh Mama, aku usap sabun pada payudara Mama yang besar, semakin seksi saja terlihat, lama aku menyabuni dan bermain dengan payudara Mama yang indah. Lalu aku sabuni selangkangan Mama, kusabuni rambut kemaluan Mama yang lebat, lalu memek Mama. Aku usap dengan lembut sabun pada seluruh permukaan dan lubang memek Mama. Lalu Mama gantian menyabuni aku, mengusap dan membersihkan badanku, lalu menyabuni dan mengocok kontolku dengan sabun. Setelah membilas bersih, Mama lalu kembali memberikan hisapan yang nikmat pada kontolku. Aku lkembali menyetubuhi Mama dikamar mandi.
Begitulah kini kehidupan yang kujalani dengan Mama. Hari-hari yang kami lewati, kami lalui dengan seks yang panas dan membara setiap ada kesempatan. Kami tidak pernah merasa bosan dan terpuaskan. Setiap kali melakukan kami merasakan kenikmatan dan kebahagiaan serta pengalaman baru. Mama benar-benar telah memberikan pengalaman pertama yang berharga dan akan selalu menempati tempat yang special dalam hatiku. Sementara Mama sendiri telah mendapatkan kembali gairah seksnya yang hilang lewat diriku tanpa perlu takut akan kecewa dikhianati atau disakiti. Kami tidak merasa telah melanggar garis, tidak pula merasa benar atau salah, semua itu cukup menjadi mlik kami saja, karena kami sama-sama menyayangi, mencintai dan membutuhkan, kami melakukan bersama, tanpa ada orang lain yang dirugikan, jadi semuanya adalah kebahagiaan, kenikmatan dan tanggung jawab kami.
***Bersambung : Chapter:2

POSTING BLOG TERPOPULER