PERHATIAN : SITUS INI KHUSUS UNTUK USIA DIATAS 18 TAHUN ... MATERI DALAM SITUS INI BERISIKAN KONTEN-KONTEN UNTUK ORANG DEWASA ... BAGI ANDA YANG MASIH DIBAWAH BATAS KETENTUAN USIA DIMOHON TIDAK MENGAKSES SITUS INI..!!!. TERIMA KASIH

Rahasia Sebuah Keluarga Part:2

Adegan Bercinta Buat Mbak Lisa
Tak terasa sudah hampir setahun lebih aku menjalani hari-hari menyenangkan bersama Mama Susy tersayang. Untuk masalah pelajaran, aku termasuk dalam kategori pandai, walau jarang belajar tapi nilai-nilaiku selalu baik, mungkin karena aku memiliki kemampuan mengingat yang kuat. Meski lumayan sering bolos namun tidak menjadi masalah, karena sekolahku tidak terlalu ketat, dan juga nilaiku yang baik membuat bolosku tidak terlalu menjadi masalah bagi sekolah. Namun untuk antisipasi Mama kusuruh bertemu kepala sekolah, kusuruh Mama ngebokis sedikit, Mama bilang kalau aku kadang tidak masuk harap dimaklumi, karena kondisi fisikku kurang baik, jadi suka sakit tiba-tiba. Dan kepala sekolah dapat memahami, karena yang memberikan keterangan adalah orangtua muri sendiri. Dari segi kehidupan seks aku sudah semakin pintar. Selain dengan Mama, aku pernah melakukan hubungan seks dengan dua orang teman sekolahku, yang Aku tahu bukanlah tipe cewek yang melakukan seks untuk bayaran. Murni karena suka sama suka saja, nggak ada paksaan atau ikatan, saling menikmati saja. Aku nggak pernah merasa harus mulai sibuk cari cewek atau pacaran, bagiku keberadaan Mama sudah cukup dan jauh lebih berarti. Mama sendiri kini semakin sukses dengan bisnisnya, Perusahaannya kini semakin berkembang dan diperhitungkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Mama juga terlihat lebih cantik dan bahagia dengan keadaan yang kami jalani.
Mama sendiri tetap sering mengingatkan aku, bahwa aku bebas mencari pacar, namun aku harus bertanggungjawab. Mama nggak mau aku main dengan pelacur. Mama juga bilang kalau mencari cewek carilah yang membuatku nyaman dan merasa bahagia. Mama bilang nggak bisa mengontrol aku setiap waktu, Mama juga nggak bakal tahu kalau aku berbohong, jadi Mama menasehati, kalaupun aku melakukan hubungan seks dengan siapapun nantinya yang menjadi pacarku, aku harus bersikap gentle dan bertanggungjawab, jangan hanya mau enaknya saja, semua resiko harus diterima dan dipertanggungjawabkan. Mama akan marah kalau aku misalnya lari dari tanggung jawab bila menghamili orang. Mama merasa perlu mengutarakan hal ini karena Mama bilang, bohonglah kalau aku yang sudah kenal seks ini bisa melakukan pacaran tanpa harus melibatkan seks. Jadi Mama merasa berkewajiban memberiku nasehat.
Namun aku yang sedang merasakan bahagia dan kenikmatan hubungan dangan Mamaku, tidak terlalu peduli, bahkan aku merasa tidak niat cari pacar, Mama sudah cukup. Aku bilang ke Mama, bahwa saat ini Mama adalah Mamaku dan juga “istriku”. Tidak peduli Mama setuju atau tidak, Mama adalah juga istriku. Aku selalu berkeras akan hal itu, karena bagiku memang seperti itu, aku bahagia sama Mama dan menganggap Mama adalah segalanya bagiku. Namun aku tidak pernah mau memanggil nama Mamaku “Susy”, bagiku panggilan saat bercakap saat sedang bersetubuh adalah Mama. Aku merasakan sensasi tersendiri dengan satu kata itu “Mama”. Mama sendiri akhirnya mengiyakan keinginanku yang keras itu.
§ “Iya saat ini Mama juga adalah istrimu dalam kehidupanmu, namun hanya sampai kamu menemukan istri yang sebenarnya ya Jhon. Dan jangan protes lagi atau Mama akan marah.”
Senang hatiku mendengarnya, Mama setuju menjadi istriku. Walau hanya kami saja yang tahu, itu sudah lebih dari cukup bagiku.
Mbak Lisa saat itu 19 tahun dan baru saja kuliah Jurusan Psikologi. Sering nggak tentu pulang ke rumah, lebih banyak di  Jakarta dirumah Kakek-Nenekku. Mbak Lisa amat sayang padaku, juga pada Mamaku. Orangnya supel banget, terbuka. Mbak Lisa memanjakan aku, juga paling senang becanda sama aku. Hubungan kami sangat dekat dan akrab. Biasanya kalau Mbak Lisa datang, kami bertiga pergi makan keluar, terus jalan-jalan ke mall, cafe atau nonton bioskop. Tentu saja aku dan Mama harus menahan diri dan berhati-hati kalau ada Mbak Lisa, untungnya Mbak Lisa tahu kalau dari dulu kadang-kadang suka tidur dikamar Mama, jadi tak akan curiga kalau aku disana, paling berpikir aku masih kolokan, namun umumnya jatahku berkurang. Kalau urusan fisik, Mbakku juga cantik, berambut panjang, tinggi juga hampir 170cm, bodinya seksi. TOKETnya juga montok gede dan bulat. Jujur saja, aku tidak terlalu memiliki niat atau hasrat melakukan ngentot pada Mbakku ini. Kalau untuk urusan seksi, iyalah, sama seperti Mama, Mbak juga nggak terlalu memperhatikan pakaian bila dirumah, didepan aku juga tidak canggung untuk memakai daster atau baju tidur yang mini, juga kalau berenang tidak canggung memakai bikini seksi. Bohong kalau Aku bilang KONTOLku tidak tegang kalau sedang melihat Mbak berbikini, tapi itu kan wajar saja, aku kan lelaki normal. Tapi untuk melakukan hubungan seks, rasanya aku nggak terlalu memikirkannya, karena aku sudah bahagia dan cenderung menyukai melakukannya dengan Mama yang kuanggap sudah matang dan sedang dalam kondisi tubuh sempurna sebagai cewek. Aku benar-benar lebih suka melakukan dengan Mama. Semua hasratku bisa tersalurkan bersama Mama. Kalau sama Mama aku benar-benar tidak bisa mengontrol hasratku, tapi kalau sama Mba Lisa, entah kenapa aku masih bisa menahan diri setegang-tegangnya KONTOLku. Tapi kadang jalan kehidupan memang tidak dapat ditebak, akhirnya aku juga melakukannya dengan Mbak Lisa. Prosesnya agak sedikit aneh dan tidak terduga olehku dan akan kukisahkan di sini.
Pagi itu aku libur sekolah, biasa katanya ada rapat guru, Mama sudah berangkat ke kantornya. Suntuk benar campur capek sisa menggarap Mama tadi malam. Si Mbak yang biasa nyuci kayaknya datang hari ini dan lagi nyuci dibelakang, mungkin tadi sudah ketemu Mama. Aku lalu sarapan sambil membaca koran olahraga. Nggak lama kemudian aku nyalain TV, nonton acara musik. Sejam kemudian si Mbak pamit pulang. Bosan juga, mau internetan malas. Terus aku ingat ada kaset game console yang belum aku coba, segera aku ke kamar, ngambil game console-ku dan kasetnya, main di ruang keluarga saja deh. Lumayan juga, game tembak-tembakan jedar-deder. ini bisa bikin hati senang. Tidak terasa sudah siang.
“Hei...!. tiba-tiba terdengar suara jeritan ceria dan tangan yang menutup mataku. Terasa ada empuk-empuk TETEK menempel dibahuku.
§ “Aduh Mbak Lisa ngagetin saja nih.”
§ “Kok nggak sekolah Jhon...?.”
§ “Libur. Mbak juga tumben datang nggak kasih kabar...?.”
§ “Sengaja kok, Mbak lagi libur semesteran.”
§ “Naik apa kemari Mbak...?.”
§ “Tadinya sih mau bareng sama temanku, tapi mereka baru balik besok, akhirnya naik kereta api tuh.”
§ “Coba telepon dulu, kan bisa Jhoni jemput distasiun.”
§ “Hehe...biar suprise Aah... Mama juga nggak tahu tuh.”
§ “Gimana kabar Opa sama Oma Mbak...?.”
§ “Baik, kamu tuh jarang nengokin, padahal kan kesana sebentar.”
§ “Iya..iya cerewet amat.”
§ “Gimana sekolahnya...? Sudah punya cewek belum...?.”
§ “Iih...nih orang cerewet deh, mending Mbak istirahat dulu, terus telepon Mama.”
§ Oke boss...”
Mbak Lisa lalu mencium pipiku dan segera berdiri, lalu berjalan kedalam, nggak lama terdengar suara yang ceriwis juga ketawa-ketiwi, rupanya Mbak lagi nelpon Mama. Akupun kembali meneruskan main game. Dari dalam terdengar suara Mbak Lisa berteriak;
§ “Jhon, kata Mama nanti nggak usah jemput. Mama pulang sama supir kantor. Terus nanti malam kita makan di luar.”
Aku hanya mengiyakan saja, masih asyik sama game balapku. Nggak lama suasana kembali sepi, kayaknya Mbak Lisa yang bawel itu sedang istirahat tidur. Senang sih aku dengan kedatangan Mbak Lisa, tapi itu berarti Aku dan Mama tidak bisa begitu bebas lagi.
“...Ooh...nasib...” berkurang deh jatahku.
Karena aku juga sudah lama main game, Aku memutuskan untuk tidur juga. Lumayan biar segar nanti kalau malam jalan sama Mama dan Mbak Lisa.
Sorenya Aku bangun, kembali teringat Mbak Lisa yang baru datang, aku membereskan mainanku kembali ke kamar, lalu berjalan ke arah kulkas, cari makanan. Sambil mengunyah kue, kulihat dikaca belakang, Mbak Lisa lagi tiduran dibangku dipinggir kolam renang.
“Wah...enak juga nih sore-sore berenang.”
Aku segera berjalan ke arah kolam. Nampak Mbak Lisa lagi bersantai dengan baju renang bikininya, namun bagian atasnya masih ditutupi kaos.
§ “Mbak, kok nggak bangunin aku...?.”
§ “Ngapain, kamu sih mentang-mentang libur, maunya malas-malasan terus.”
§ “Sudah makan belum Mba...?.”
§ “Sudah, tadi masak spaghetti.”
§ “Jahat amat, makan sendiri, nggak bagi-bagi.”
Mbak Lisa hanya tertawa, Aku yang sebel segera loncat ke kolam dan berenang. Segar rasanya, bolak balik dari sisi satu ke ujung lain. Puas berenang, aku naik ke atas, menuju lemari handuk, mengeringkan tubuh, lalu berjalan ke bangku lain disamping Mbak Lisa. Mbak Lisa masih bermalas-malasan. Aku ikut berbaring dibangku berjemur. Matahari masih agak terik. Mataku kembali mengantuk, karena angin sepoi-sepoi. Tiba-tiba Mbak Lisa bangkit dan kini dalam posisi duduk, kulihat dia membuka kaosnya, nampak KETEKnya yang bersih sedikit ditumbuhi bulu yang halus dan jarang. Kulihat Kutang bikininya bergoyang saat Mbak Lisa mengangkat kaos.
“Ugh...” KONTOLku langsung mengeras,
Kuarahkan pandangan mataku terfokus ke daerah dada Mbak Lisa.
“Wow...”
Nampaknya Mbak Lisa sudah tumbuh berkembang dengan baik dan menjadi cewek yang seksi, seingatku dulu kutang bikini Mbak nggak seketat sekarang, nampaknya TETEK Mbak Lisa bertambah besar, sudah hampir seukuran Mama. Juga pinggul dan pantatnya yang tampak lebih montok dan berisi. KONTOLku mengeras sejadi-jadinya. Lagi enak-enaknya terpesona, kudengar suara Mbak Lisa;
§ “Woiii...ngapain bengong, ngelihatin apa kamu...?.”
§ “Nggak...mata Jhoni nggak bisa nolak rejeki kan.”
§ “Dasar baru gede kamu, sini, tolong dong usapin lotion ke punggung Mbak Lisa.”
“Wah...” sungguh tawaran yang menggiurkan.
Lumayan buat menghibur adikku yang lagi mengeras dibalik celanaku ini. Sekalian jahilin Mbakku ini. Mbak Lisa lalu segera tengkurap. Aku segera memulai tugasku, posisiku berdiri membungkuk dengan kaki mengankang diatas pantat Mbak Lisa. Segera kutuang lotion ke tanganku, aku segera mengusapkannya ke punggung dan badan Mbak Lisa. Sengaja aku mengusap-ngusap dengan agak bertenaga sedikit, seperti memberikan pijatan. Kayaknya Mbakku menikmatinya.
§ “Enak Jhon, rasanya nyaman, bikin pegel Mbak hilang. Sekalian deh kakinya.”
§ “Wek...maunya, memangnya tukang pijit.”
§ “Segitunya, sekali-kali kenapa mijitin Mbaknya.”
§ “Iya deh, tapi itu tali kutangnya dibuka ya, biar nggak nyangkut².”
§ “Ya sudah, kamu tarik sendiri.”
Aku segera menarik tali kutang bikini tersebut. Kuambil lotion kembali, sengaja aku memulai dari kaki, ku usap lotion dan memulai memijit dari telapak kaki, lalu betis, naik lagi ke paha, lalu tanganku sampai ke daerah celana dalam, sengaja aku lebarkan kaki Mbak Lisa pelan-pelan. Nampak belahan pantatnya yang montok. Kupijit dengan lembut kedua belahan pantatnya, jariku juga dengan perlahan dan sesekali menyentuh tanpa sengaja bagian terluar daerah MEMEK Mbak Lisa yang tertutup celana dalam. Mbak Lisa juga diam saja, entah tidak tahu atau sangat menikmati pijitanku. Cukup lama aku memijat daerah pantat Mbak. Samar-samar Aku mencium bau aroma menyenangkan yang sudah lama kukenal, masa sih MEMEK Mbak Lisa mulai basah. Aku meneruskan pijatanku dengan khidmat. Mbak Lisa berdehem sambil tertawa dan mengatakan kalau yang harus kupijit seluruh badan, bukan pantat. Aku mengambil kembali lotion, kali ini Aku duduki pantat Mbak Lisa, lalu aku mulai memijat punggung Mba Lisa. Ku usap-usap dan kubelai dengan lembut dan bertenaga bergantian. Saat sampai bagian tengah punggungnya, sengaja Aku lebarkan jari-jari tanganku, dan sedikit menyentuh bagian pinggir TETEKnya. Nampaknya Mbak Lisa benar-benar enjoy dengan profesiku sebagai tukang pijit, membiarkan saja semua pijatanku. Tanpa terasa KONTOLku makin mengeras dan berdenyut-denyut. Sebelum aku kebablasan aku segera menyudahi kegiatanku.
§ “Mbak, sudah ya capek nih.”
§ “Yah.. pijatan kamu enak lho, pegel Mbak hilang nih, bentar lagi deh.”
§ “Ogah ah, capek. Memangnya bagian depan juga mau dipijit..?.” tanyaku belagak lugu.
§ “Yeee...itu mah Mbak bisa sendiri.Ya sudah, makasih ya adikku sayang.”
Mbak Lisa lalu segera berbalik, tangannya memegang kutang bikininya, lumayan agak ke bawah sedikit sih, sehingga gunung kembarnya terlihat seperti meloncat keluar. Makin NGACENG deh, mending ke dalam deh. Baru saja aku berjalan, kudengar suara Mbak Lisa sambil tertawa;
§ “Jhon, benar lho pijatanmu enak, makasih ya, tapi kok tadi rasa-rasanya ada benda aneh terasa di atas pantat Mbak...ha..ha..ha.”
§ “Sialan....kan aku lelaki normal, ini kan juga salah Mbak...huh.” Balasku tengsin.
§ “Makanya cari pacar sana...”
§ “Bawel ah...sudah deh berenang sana.”
Aku segera menuju kedalam rumah,
“Gawat nih,” KONTOLku benar-benar nggak kompromi, terpaksa deh pakai cara tradisional. Segera aku masuk kedalam, berdiri ditempat yang tidak terlihat dari arah kolam renang, namun aku bisa melihat ke sana. Kulihat Mbak Lisa sedang duduk, nampaknya sedang mengoleskan lotion pada bagian depan tubuhnya. celanaku segera kupelorotkan, tangan lumayan licin sisa lotion mijit kaki tadi, aku segera mengocok KONTOLku, kulihat Mbak Lisa sedang mengoleskan lotion pada area TETEKnya, nampak TETEKnya bergoyang, tangannya masuk ke balik kutangnya.
“Duh...” kenapa nggak diangkat sedikit saja sih pikirku.
Kocokan semakin kencang. Lalu Mba Lisa nampak melebarkan kakinya, kini sedang mengolesi wilayah sekitar paha dan selangkangannya. Ku kocok KONTOLku makin cepat , kubayangkan sedang mengocok lubang kenikmatan Mbak Lisa itu. Denyutan terasa makin kencang. Dan akhirnya,
“..Creet...Creet...Croot...Aah...” keluar juga spermaku, lega rasanya.
Segera saja kubersihkan muncratanku dengan celanaku, lalu segera menuju kamar mandi. Sambil mandi aku tersenyum sendiri. Sudah lama juga aku tidak onani, karena biasanya langsung sama Mama. Namun hari ini darurat, terpaksa daripada bablas.
Tak lama kemudian Mama pulang, setelah Mama istirahat dan mandi, kami pergi jalan keluar. Malamnya Mbak Lisa minta tidur dikamar Mama, biasalah sudah lama tidak ketemu, juga karena dia semangat menceritakan kegiatan barunya didunia perkuliahan.
“...Puasa deh malam ini...”
Ternyata besoknya juga sama.
“..Duh...” banyak banget sih ngegosipnya.
Tinggal aku merana sendiri di kamarku. Mama bukannya nggak paham dengan kondisiku, namun kami harus menjaga rahasia kami.
Untunglah hari ketiga Mbak Lisa merasa bahan gosipannya sudah berkurang dan memutuskan tidur di kamarnya, Aku sengaja memutuskan untuk tidur di kamarku sendiri, untuk kemudian nanti masuk menyerang ke kamar Mama. Sewaktu kami nonton TV malam itu, saat Mbak Lisa tidak melihat, aku mengedipkan mata ke Mama sebagai kode nanti malam aku kepingin, Mama balas mengedip dan tersenyum. Tidak lama kemudian aku bilang sudah mengantuk dan segera ke kamarku. Di kamar Aku nyalakan laptopku dan mulai browsing.
“...Biasa pemanasan dikit buat adikku...”
Lega rasanya sebentar lagi bisa bermesraan kembali dengan Mamaku tersayang.
“Huh... “ tersiksa berat aku.
3 hari ini Mama sibuk kerja, juga tidak bisa Aku datang kekantornya, karena sedang rapat terus membahas proyek baru, sehingga tidak ada waktu buat nyolong-nyolong melakukan hubungan. Belum lagi KONTOLku ngaceng terus kalau lihat Mbak Lisa dengan bikininya dikolam renang tiap sore. Setengah jam kemudian aku dengar TV dimatikan, dan suara Mbak Lisa mengucapkan selamat tidur ke Mamaku.
“Sabar bentar lagi ‘dik’... kamu akan menemukan lubangmu.... sabar.”
Aku meneruskan menjelajahi situs-situs porno favoritku. Satu jam kemudian aku matikan laptopku, kubuka pintu kamar pelan-pelan, mataku melihat kearah kamar Mbak Lisa, kamar kami bertiga memang terletak dilantai dua, mengendap aku kesana, kutempelkan telingaku dipintunya, selama satu menit aku konsentrasi mendengarkan, nampaknya tidak ada suara apapun. Yakin bahwa Mbak Lisa sudah tidur, Aku segera menuju kamar Mama, membuka pintu, nampak Mama mengenakan baju tidur mininya, sedang membaca. Mungkin karena birahi kami yang sedang dahaga, dan juga karena biasa bebas saat Mbak Lisa tidak dirumah, maka aku jadi agak sembrono saat itu, aku hanya menutup pintu sebatas tertutup, tanpa melihat apakah sudah tertutup rapat, apalagi menguncinya. Yang ada dalam otakku adalah segera bermesraan dengan Mama tersayang.
Mama yang melihatku masuk, segera menghentikan kegiatan membacanya, ditaruhnya bukunya ke meja disamping ranjang. Aku segera naik keatas tempat tidur, tanpa basa-basi aku segera mencium bibir Mama dengan gairah yang membara, sementara tanganku meremas-remas TETEK Mama yang masih terbungkus baju tidurnya.
· “Ma,.. Aku kangen banget nih...”
· “Iya sayang,.. Mama juga.”
Kami berciuman dan saling meraba satu sama lain, Mama meremas-remas kontolku yang sudah mengeras dibalik celanaku. Dengan cepat Aku segera membuka kaosku, lalu segera menelanjangi Mamaku, Mama pun membantu aku melepaskan celanaku. Segera saja aku gumuli Mamaku. Aku peluk dan ciumi bibirnya, bulu keteknya, lalu aku segera turun ke daerah teteknya, mulutku dengan rakus segera menciumi dan menghisap puting susu mama yang besar bergantian, tanganku mulai meraba dan membelai rambut memeknya yang lebat, Kuremas-remas rambut kemaluan yang tebal dan menggairahkan itu, lalu Ku usap-usap memeknya, jariku pun mulai dengan lincahnya mencari lubang memek Mama, segera kutusukkan kedalamnya. Mama nampaknya juga memahami gairahku dan menerima semua rasa dahagaku yang tertahan selama 3 hari ini.
Tangan Mama memeluk punggungku, membelainya dengan lembut, wajahnya menunjukkan ekspresi bahwa Ia mau Aku memuaskan semua dahagaku. Tangannya mulai turun kearah pantatku, dibelainya pantatku, lalu mulai menuju kearah kontolku, diraihnya kedua biji zakarku, diusap-usap dan dimainkan dengan sangat lembut. Lalu Ia mulai mengelus dan mengocok kontolku.
“Ugh...” nikmat sekali rasanya.
Saat tangan halus Mama mengocok kontolku, Aku terus menciumi dan memainkan tetek Mama, sudah basah tetek Mama oleh ludahku dan keringatnya. Puas dengan tetek Mama, kembali kuangkat keatas sebelah tangan Mama, bulu keteknya sungguh merangsang birahiku, aku kembali mengarahkan lidahku kesana, kujilati dan kuciumi sepuas hatiku, aroma Jhongi dari Mama yang rajin merawatnya menggelitik hidungku dan makin membuat kontolku mengeras. Puas bermain-main, aku segera mengarahkan kontolku ke tetek Mama. Mama sudah paham apa yang Aku mau dan segera mengapit kedua teteknya, aku segera memaju-mundurkan pantatku untuk menggerakkan kontolku yang sedang dijepit dengan nikmat diantara kedua tetek Mama yang besar itu. Puting Mama yang kecoklatan nampak mengeras dan mencuat keatas dengan mempesona. Kupilin-pilin dengan jariku, membuat Mama mendesah.
Lalu tanpa merubah posisi, tangan Mama segera menarik dan mendorong pantatku kedepan, sehingga kontolku kini berada tepat didepannya, tangan Mama segera memegang batang kontolku dan mulutnya mendekat, lidahnya mulai menjelajahi dan menari-nari diatas kontolku.
“Ooohhh.....” rasanya nikmat banget tiada tara.
Perlahan mulutnya mulai menelan kepala kontolku, lalu batangnya, sampai ke pangkalnya, dihisap dan dikulum dengan kuat namun nikmat. Kontolku pun berdenyut-denyut nikmat saat mulutnya mulai memompa kontolku. Pelan lalu cepat bergantian ditimpali dengan permainan lidah yang lihai, membuatku hanya bisa mendesah menahan kenikmatan ini. Nampaknya Mama benar-benar ingin melumat habis kontolku dengan mulutku, saat aku hendak menyudahi oral seks ini, tangannya menahannya, ya sudah aku biarkan saja, mama makin semangat dan mengulum dan menghisap kontolku dengan sangat panas.
Kadang mulutnya menghisap dan mengulum biji zakarku sambil tangannya mengocok kontolku, lalu kembali mulutnya bermain dengan kontolku. Lama kelamaan kontolku semakin berdenyut kuat, rasanya mau keluar nih sebentar lagi.
§ “Ma... Aku sudah mau keluar nih.”
Mama makin mempercepat hisapannya, dan pada saat yang tepat membuka mulutnya didepan kepala kontolku, sementara tangannya memegang kuat batang kontolku. Dilepasnya sesaat saja.
“Creeettt....“
Spermaku keluar dengan perlahan ke mulutnya. Lalu digenggam lagi dengan kuat, sesaat dilepas lagi.
“Creeettt.... Creeettt.... “
Spermaku kembali menetes perlahan dan Mama kembali menggenggam kuat, kali ini agak lama. Akhirnya Mama melepaskannya.
“Creeettt.... Creeettt.... Crooottt.... “
Kali ini kepala kontolku memuntahkan sperma dengan jumlah agak banyak dan kental, Mama menampungnya kedalam mulutnya. Memandangku, kulihat mulutnya penuh dengan spermaku, sesaat kemudian Mama menelannya, lalu menjilati dengan rakusnya sisa sperma yang meleleh di sekitar kontolku.
§ “Sudah lama Mama nggak ngerasain sperma kamu sayang.”
§ “Ma... tadi enak banget, Mama pintar banget waktu bikin Jhoni keluar bertahap gitu, rasanya enaakkkkkk bangeet.”
§ “Siapa dulu dong Mamanya, nah nanti gantian kamu yang puasin mama.”
Mama mengelap mulutnya dengan tissue, lalu meminum air digelas yang ada dimeja samping ranjang. Walau baru keluar namun tidak butuh waktu lama bagi kontolku untuk tegang kembali. Kontol ini pasti akan cepat tegang bila sudah berada dekat Mama Susy yang telanjang dan mempesona ini.
***Saat itu Kami benar-benar dibakar api birahi yang menyala, sehingga tidak menyadari pintu kamar mama sedikit terbuka, karena diluar agak gelap dan Kami sedang sibuk dan panas-panasnya ngentot, kami tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang melihat dengan mata terbelalak.
Mbak Lisa berdiri terpaku didepan pintu, kaget dan terkejut dengan kenyataan yang dia lihat dan sedang terjadi di dalam kamar mamanya. Tadinya dia bermaksud ke kamar mama untuk meminjam buku sebagai bahan bacaan karena dia belum bisa tidur, dia membuka dan menutup pintu kamarnya juga dengan pelan, agar tidak mengganggu adik dan mamanya. Begitupun saat hendak masuk ke kamar mamanya, ia bermaksud melakukannya dengan pelan, agar tidak membangunkan mamanya. Namun ia heran karena pintu kamar mamanya tidak tertutup rapat, dan saat ia mendekat terdengar suara desahan dan rintihan yang sudah ia hafal benar sebagai suara apa.
Penuh keheranan dan tanda tanya ia mendorong sedikit pintu itu perlahan sekali, dan ia kaget dan terkejut mendapati adik dan mamanya yang telanjang, juga mamanya yang sedang menghisap Kontol adiknya. Mulutnya ternganga, tidak bisa mengeluarkan suara apapun, sementara Kakinya juga tidak bisa beranjak dari situ. Akhirnya ia pun melihat adegan yang sedang berlangsung di kamar mamanya.***
Aku segera turun ke selangkangan Mama, lalu Mama segera menaikkan lututnya dan membuka lebar kedua Kakinya, nampak memek Mama yang mempesona. Segera saja Aku menciumi rambut kemaluan Mama, lalu mulai menjelajahi permukaan memek Mama dengan lidahku, Aku jilati semuanya. Kemudian perlahan jemariku mulai melebarkan memek Mama, kembali lidahku menjilati dengan buasnya seisi memek Mama, lidahku menyodok-nyodok kelubang memek Mama, lalu lidahku mulai menuju kearah itil Mama, kacang enak itu mulai aku jilati dan Kumainkan dengan lidahku, itil Mama mulai membesar, makin bersemangat saja Aku memainkannya, Mama mendesah penuh kenikmatan. memek Mama mengeluarkan aroma nikmat yang membuatku mabuk kepayang.
§ “Jiiilaaat terusss... Jhon.”
§ “Yes... Ouwh.. Yeees.... mainin itil Mamaaa, terusss Sayang... Aaah...”
§ “Oooohhh...... Aaahhhh... Awww....!!!.” desahan dan erangan Mama.
***Mbak Lisa melihat adegan yang berlangsung tersebut dengan berdebar², dari arah pintu dilihatnya adiknya sedang menjilati Memek mamanya, terlihat juga Kontol adiknya yang besar bergoyang², Ada sensasi dan perasaan aneh yang menjalar pada diri Lisa . Memeknya di balik celana dalam terasa berdenyut² dan panas, tanpa sadar tangannya mulai meremas² teteknya sendiri, memainkan putingnya, lalu tangannya bergerak ke bagian bawah baju tidur mininya, mulai mengelus² celana dalamnya, perlahan lalu makin kuat....kini tanganya pun mulai memasuki celana dalamnya, terasa rambut kemaluannya yang lebat, lalu tangannya pun mulai mengusap² ngusap Memeknya, semakin lama semakin cepat, sementara ia berusaha menahan suaranya agar tidak terdengar. Lalu ia pun mulai menurunkan celana dalamnya, kini ia segera berlutut, kedua Kakinya agak ia lebarkan, jemari tangannya segera mencari itilnya, lalu mulai menggosok² itil memek tersebut...walaupun pemandangan yang dilihatnya mengagetkan dirinya, namun ia tidak bisa menahan perasaan aneh panas yang menjalar dan menggelitik birahinya. Jarinya terus memainkan itilnya sementara matanyapun terus menatap dengan lekat adegan adiknya yang sedang menggarap mamanya.***
Mama terus menggelaitkan badannya, mulutnya mendesah-desah keenakkan, sementara pinggul dan pantatnya bergerak semakin liar. Aku semakin ganas saja memainkan itil Mama, jariku juga ikut menusuk-nusuk lubang memek Mama semakin lama semakin cepat, kontolku sudah mengeras menikmati rintihan dan desahan kenikmatan Mama. Lidahku bergerak amat cepat menari-nari, menyapu dan membelai itil Mama, desahan dan erangan Mama mulai tidak beraturan dan keras, pertanda Mama sudah tiba pada pertahanan terakhirnya. Benar saja, tak lama kemudian dengan tubuh mengejang dan pantat yang sedikit terangkat, terasa memek Mama menyemburkan cairan hangat orgasmenya.
§ “Ouwh.... Ssssh... Mama kluaaar... Sayang.... Aaaah...”
§ “Creeettt.... Creeettt.... “
§ “Ouwh... libur tiga hari membuat permainan lidah kamu jadi makin ganas Sayang...”
Baru saja Mama selesai mengucapkan kalimatnya, Aku segera menarik kaki Mama, Kuangkat kedua kaki Mama, sementara Aku berlutut didepan memek Mama. Tampak olehku memek Mama yang memerah karena permainan lidah dan jariku, segera Aku menurunkan pantatnya sedikit, lalu memajukan kontolku kedepan, karena memek Mama sudah basah, mudah saja kontolku menerobos lubang memek Mama.
“Sleeebh... Bleeesh...” terasa hangat dan nikmat.
Aku kocokan maju-mundur kontolku dengan seirama, kedua kaki Mama menggantung dibahuku, sementara dari pantat sampai kepala tetap dalam posisi membaring, Mama mengangkat kedua tangannya dan mengapitkannya dibelakang kepalanya sendiri.
Terlihat bulu ketek Mama yang lebat dan mulai basah oleh keringat, makin bernafsu saja Aku jadinya, pompaan kontolku semakin cepat dan Kutancakan sedalam mungkin, tetek Mama bergoyang dengan cepat.
“..Plok... Plok... Plok...” bunyi kocokan kontolku yang sedang memompa memek Mama terdengar jelas.
Mama mendesah dengan nikmat. Aku mulai mengubah tekhniknya, sengaja Aku memompa dengan pelan beberapa kali dulu, lalu mulai menarik kontolku perlahan sampai batas ujung kepala kontol.
“Blesssh... Sleppph...” membenamkannya lagi, terus berulang-ulang.
Setiap kali akan menerobos masuk Kulakukan dengan cepat dan bertenaga sehingga langsung menancap sedalam mungkin sampai terbenam semua batang kontolku dan saling berhimpit pangkal pahanya, terasa sampai ujung liang memek Mama. Mama makin bergeliat keenakan, merasa nikmat sekali setiap kali kepala kontolku kembali menghujam lubang memeknya dengan cepat dan kuat. Kontolku terus-menerus menghujam, menggesek dan membelai lembut itilnya penuh kenikmatan. Aku merasakan geli yang enak sekali pada kepala kontolku setiap menerobos masuk kembali ke lubang memek Mama. Tak butuh waktu lama, Mama kembali mengejang dan mengalami orgasme. Aku berhenti sebentar megocok lubang kenikmatan Mama.
§ “Lagi dong Sayang... kok berhenti capek yah...?.”
§ “Enggak..ganti posisi ya Ma... aku duduk, mama dipangku, aku mau mainin tetek sama ketek Mama.”
§ “Boleh aja Sayang... Buruan deh... Mama pengen dipuasin lagi...”
Aku segera menyandarkan tubuhku dikepala ranjang, kakiku lurus diatas ranjang, Mama segera duduk diatas kontolku, posisi tubuhnya membelakangiku, tangannya dinaikkan keatas mengapit kepalaku. Perlahan Mama meregangkan kakinya, memeknya sudah merah merekah karena hujaman kocokan kontolku, lubangnya sudah membuka lebar, perlahan diturunkan pantatnya.
“Jlebbbh.... Slebbbh...” Kontolku menerobos masuk lubang kemikmatan Mama dengan leluasa.
Dari belakang tanganku segera meremas-remas kedua toket Mama, Aku remas dengan kuat dan gemas, memainkan dan memilin-milin puting tetek Mama yang sudah membesar dan keras, sementara lidahku mulai menjilati ketek Mama. Dia mulai menaik turunkan pinggulnya, memulai memompa memberikan kocokan batang kontolku, terlihat cairan sisa orgasmenya mengalir turun membasahi batang kontolku.
***Mata Lisa terpaku melihat ke arah ranjang, kini terlihat posisi mamanya yang menghadap ke arahnya, Jhoni yang sedang menjilati ketek mamanya dan meremas² tetek besar mama. Juga terlihat Kontol adiknya yang besar sedang bergerak naik turun memompa lubang Memek mama yang sudah merah karena dipompa oleh Kontol besar tersebut dalam waktu lama. Diperhatikan wajah mamanya, Lisa belum pernah melihat ekspresi mama seperti itu, wajah mamanya terlihat penuh kebahagiaan. Kembali Lisa melihat ke arah Kontol adiknya yang sedang menghujami Memek mama. Jemari Lisa semakin cepat memainkan itilnya pada Memeknya yang sudah sangat basah menyaksikan adegan seks antara Jhoni dan mama. Lisa merasakan kenikmatan menjalar di sekujur tubuhnya akibat rasa enak yang dia dapati saat memainkan itilnya. Itilnya sendiri memang agak besar, lebih besar dari mamanya dan menonjol keluar. Semakin cepat dan tanpa henti ia memainkannya. Gairahnya juga sedang terbakar. Saat ini ia tidak dapat berpikir mengenai mengapa adik dan mamanya bisa melakukan persetubuhan yang harusnya tidak boleh terjadi, namun itu bisa menyusul, saat ini ia sedang sibuk memuaskan dirinya akibat menyaksikan adegan panas yang terjadi.***
Aku masih memainkan ketek dan tetek Mama. Kontolku kini semakin mengeras dan sangat keras, aroma ketek mama memberikan rangsangan tersendiri yang tidak bisa dilukiskan. Kini Aku mulai ikut menaik turunkan pantatnya, mengimbangi goyangan Mama, semakin lama semakin cepat dan seirama seiring deru nafas kenikmatan yang terjadi, kini Aku menjilati jenjang leher Mama, Dia menggelinjang kegelian, lalu Aku mencari bibir Mama, Dia balas menciumku dengan tidak kalah panas, lidah kami saling bertautan dengan cepat, saling menarik, goyangan kontol dan memek semakin cepat, tanganku semakin kuat meremas-remas dan memainkan tetek Mama yang semakin besar, tak terlalu lama seiring memuncaknya hasrat dan birahi yang tak bisa terkendali lagi terasa semakin kuat denyutan pada kontolku, Mama juga semakin menggelinjang tubuhnya, tubuh kami sama-sama mengejang saling berhimpit saat menghempaskan puncak nafsu birahi.
“Creeettt.... Creeettt.... Crooottt.... “
Berbarengan denganku menyemprotkan sperma hangat, Mama memuntahkan orgasme-nya yang kesekian kali.
***Di luar kamar Lisa pun terkulai lemas, Memeknya sudah basah kuyup, ia juga baru mengalami orgasme yang hebat, Memeknya masih berdenyut² nikmat sehabis memainkan itilnya. Matanya tetap mengawasi yang terjadi dalam kamar, nampaknya tidak ada tanda² adiknya akan keluar, dilihatnya adiknya dan mamanya terdiam lemas, masih berciuman dengan mesra, nampak sperma menetes keluar dari lubang Memek mamanya membasahi Kontol adiknya yang masih menancap di dalamnya. Dilihat wajah keduanya yang nampak bahagia dan puas. Lisa membiarkan dirinya berdiam diri sebentar, beristirahat, otaknya mulai bisa berpikir jLisa h kembali, kalaupun ia tetap di sini juga, adegan berikutnya yang akan terjadi juga sama saja, tetap saja adegan adik dan mamanya yang bersetubuh dengan panasnya, jadi lebih baik aku kembali ke kamar. Lalu ia mengambil celana dalamnya, menyeka cairan yang tersisa di lantai dengan celana dalamnya, lalu berdiri dan melangkah ke kamarnya perlahan dan tanpa suara.***
Masih didalam kamar Mama, Aku dan Mama tetap dalam posisi seperti tadi. Lemas dan puas. Berdiam diri memulihkan tenaga yang terkuras sehabis memuaskan dahaga yang sempat tertahan 3 hari ini. Kemudian terdengar suara mama memulai percakapan;
§ “Mama puas dan nikmat sekali... Sayang...”
§ “Jhoni juga Ma.. rasanya terobati deh puasa tiga hari ini.”
§ “Ya... nggak apalah Jhon, kan ada Mbakmu, kita juga harus hati-hati. Toh kalau Lisa sedang tidak pulang kita bisa melakukan kapan saja kita mau.”
§ “Iya Ma... Cuma kadang-kadang Jhoni suka nggak kuat.”
§ “Maklumlah kamu masih muda, masih penuh semangat dan mudah terangsang.”
§ “Mama juga kan.”
§ “Ah... nakal kamu.”
Lalu Mama segera mencabut kontolku dari memeknya, menjilat sisa sperma yang masih ada di kontolku, Aku menyeka keringat ditubuhku dan Mama dengan handuk. Setelah itu kami berbaring dan berpelukan, saling berciuman dengan mesra. Malam itu Jhoni kembali menggarap Memek mamanya sebanyak 2 kali lagi, sebelum kembali ke kamarnya. Sebelum masuk e dalam kamarnya, dilihatnya kamar Mba Lisa, tetap tenang tak ada suara, masih tidur pikirnya, lalu Jhoni pun masuk ke kamarnya dan tidur. Senyum puas tersungging di wajahnya. Karena kelelahan dan terlalu panas semalaman memuaskan birahi bersama mama, Jhoni kecapekan dan bolos sekolah besoknya.
***Lisa di kamarnya berbaring, tapi matanya tidak terpejam, masih terbayang jelas adegan yang dia saksikan tadi. Setelah tiba di kamar barulah ia bisa memikirkan secara jelas hal tadi. Apa yang disaksikannya tadi amat mengejutkan juga membuat dirinya marah, Bagaimana bisa mama dan Jhoni ....itu jelas terlarang, lain halnya kalau Jhoni dengan Cewek lain, mama dengan pria lain, tapi ini...mereka ibu dan anak. Jhoni juga lelaki, badannya bagus, wajahnya ganteng, usianya juga sedang kritis²nya sama yang namanya seks, kalaupun ia sudah mengenal dan melakukannya, aku bisa paham. Aku sendiri juga sudah pernah bahkan mungkin sering melakukannya. Tapi mengapa harus dengan mama, mengapa Jhon ? Dan mama kenapa kau harus melakukannya dengan Jhoni, anakmu ? Apa yang sudah terjadi selama ini..??? Kalau dilihat dari panasnya adegan tadi, wajah mereka yang bahagia juga mesranya mereka, nampaknya hal ini sudah berlangsung lama, pasti ini juga karena aku yang tidak ada di rumah ini. Kesempatan mereka amat besar.***
***Lalu kenapa aku tadi bisa terangsang...?? Ah persetan dengan itu, wajar saja kan, kalaupun itu bukan mama dan Jhoni tapi bila melakukan persetubuhan sepanas tadi, pastilah aku yang melihatnya akan terangang, akukan Cewek normal. Tapi bukan itu yang harus aku pusingkan. Besok saat mama kerja, aku akan minta keterangan semuanya dari si Jhoni, hal ini nggak bisa dibiarkan berlanjut. Jhoni, Jhoni adik kecilku ini ternyata sudah menjadi lelaki yang jantan yang mengerti bagaimana memperlakukan dan memuaskan Cewek... egh.. .Kontonya juga besar dan panjang...gimana rasanya bila Kontol nya menyodok Memekku...Arghhh...kenapa jadi mikirin Kontol adikku, mana bisa begitu, dia kan adikku, masa aku bisa memikirkan kemaluan adikku di saat seperti ini. Sudah mendingan aku tidur dulu, percuma aku pusingkan sekarang, toh esok semuanya akan terjawab.***
 ***Bersambung Chapter:3

POSTING BLOG TERPOPULER