PERHATIAN : SITUS INI KHUSUS UNTUK USIA DIATAS 18 TAHUN ... MATERI DALAM SITUS INI BERISIKAN KONTEN-KONTEN UNTUK ORANG DEWASA ... BAGI ANDA YANG MASIH DIBAWAH BATAS KETENTUAN USIA DIMOHON TIDAK MENGAKSES SITUS INI..!!!. TERIMA KASIH

Rahasia Sebuah Keluarga Part:3

Cinta Kedua Untuk Mbak Lisa
Pagi itu Aku bangun terlambat, Mama sudah berangkat kerja. Mama tidak terlalu ketat untuk urusan sekolah, dari dulu kalau Aku bolos pun Mama tidak marah dan melarang, karena tahu nilai raportku tetap selalu baik, jadi Mama tidak terlalu khawatir. Masih terasa sangat capek seluruh badanku menyetubuhi Mama habis-habisan semalaman diranjang kamarnya.
Heran..!!!.
Padahal malam tadi Aku setubuhi Mama berkali-kali sampai basah kuyup sekujur tubuhnya, apalagi lubang senggamanya sampai banjir bekali-kali.
Hemmm..!!!.
Mama masih kuat saja untuk pergi kerja pagi ini, padahal Mama pemilik perusahaannya, bisa lebih santai sedikit saja harusnya.
Ups..!!!.
Tapi nggak juga deh, kan Mama bertanggung jawab akan kelangsungan perusahaan. Salut banget Aku sama Mama. Aku bermalas-malasan sebentar, tidak berapa lama aku bangun. Cuci muka dulu, lalu segera menuju meja makan untuk sarapan.
Lapar sih..!!!.
Kulihat Mbak Lisa sudah disana, sudah mandi dan rapi. Dia sedang membaca koran, kayaknya sudah kelar sarapannya tinggal tersisa kopi instantnya yang belum habis. Kudiamkan saja, Aku langsung mengambil roti dan membuka kulkas menuang susu lalu duduk memulai sarapanku. Tidak berapa lama, Aku selesai dan bengong. Nggak ada kegiatan yang mendesak, jadi santai saja. Tak berapa lama Mbak Lisa menutup koran dan menaruhnya dimeja, lalu memandangku sekilas dan memulai percakapan.
§ “Nggak sekolah lagi Jhon..? Mbak Lisa menanyakan dengan nada suara yang amat manis.
§ “Enggak.. Lagi malas..”
§ “Malas apa capek Jhon..?”
§ “Capek kenapa Mbak..?” Jawabku tertawa.
Mengira Mbak Lisa sedang meledekku seperti biasa.
§ “Capek ya capeklah Jhon..!!!”
§ “Ah.. Jhoni nggak ngerti maksud Mbak Lisa”
§ “Biar Aku perjelas ya Jhon..!!!”
§ “Maksudku Kamu capek pasti kamu paham, semalam ngapain Kamu dikamar Mama..???”
Suara Mbak Lisa tiba-tiba berubah tegas dan dingin.         
Deg...!!!.
Jantungku seakan berhenti berdetak. Apa maksudnya, mungkinkah Mbak Lisa tahu dan menyadari apa yang terjadi, tapi Aku masih mencoba menjawab dengan santai dan ringan.
§ “Kan semalam Aku tidur dikamarku, Terus Aku bangun pengen kencing. Mungkin karena kondisiku ngantuk banget, sampai jadinya masuk kekamar Mama”
§ “Kenapa sih..???”
§ “Mbak kan tahu Aku biasa tidur dikamar Mama” Jawabku tenang dan yakin saja.
§ “Oh.. Tidur... Benar hanya tidur Jhon..?”
§ “Lha iyalah.. Mbak..”
§ “Gini ya Jhon..! Aku kasih tahu..!”
§ “Semalam Aku susah tidur, jadi Aku bermaksud mengambil buku dikamar Mama untuk kubaca sampai tertidur. Tapi saat Aku kesana, kulihat pintu kamar Mama tidak tertutup rapat. Karena nggak mau mengganggu tidur Mama, makanya kudorong pintunya pelan-pelan”
§ “Iya sih.. Kamu sama Mama lagi tidur diatas ranjang. Tapi lucunya dua-duanya bugil dan gaya tidur kalian aneh sekali, masak sampai bergumul dengan hebatnya”
§ “Sampai-sampai perlu Kamu memasukkan KONTOL Kamu ke MEMEK Mama..!!!”
§ “Itu namanya NGENTOT Jhon..!!! Bukan tidur..!!! Dan yang Aku lihat, kalian sangat menikmatinya”
Dingin, tenang, sinis dan penuh hujaman sekali kata-kata Mbak Lisa.
Duarrr..!!!.
Jantungku seperti ditembak peluru pistol mendengarnya, Aku terdiam membisu.
Wah..!!! Ribet nih..!!!
Baru kali ini kudengar Mbak Lisa mengucapkan kata-kata kotor.
Gimana nih..???.
Tak urung Aku berpikir juga kalau sekarang Mbak Lisa sangat pintar mengolah kata-katanya, ringan tapi kejam dan menghujam kesasaran. Hebat juga Mbak Lisa, baru kuliah psikologi sebentar gayanya sudah profesional banget.
Hei...!!! Hei..!!! Stop bukan saatnya kagum.. Ada masalah serius nih..!!!.
Mbak Lisa tahu dan melihat apa yang terjadi semalam antara Aku dan Mama. Dan jelas sekali Dia tidak suka dan tidak mau mentolerir hal itu. Kayaknya sudah tidak bisa mengelak lagi, Aku harus terus terang dan menjelaskan semuanya biar Mbak Lisa bisa paham.
§ “Ya sudah.. Mbak sudah paham kan dengan apa yang Mbak lihat semalam..?”
§ “Paham apanya..???”
§ “Gampang amat Kamu jawab hal itu Jhon..!!!”
§ “Ya memang segampang itu Mbak..”
§ “Sederhana saja, Aku dan Mama memang melakukan hubungan seks...!!!”
§ “Kamu nggak punya otak ya Jhon..???”
§ “Dia Mama Kamu, mana bisa Kamu melakukan hal seperti itu..???”
§ “Bisa saja dan sudah terbukti kan..? Mbak melihatnya sendiri kan..?”
§ “Diam kamu..!!!”
§ “Aku nggak peduli kalau Kamu melakukannya dengan cewek manapun yang Kamu suka. Tapi kenapa Kamu harus melakukannya sama Mama..???”
§ “Karena kami melakukannya suka sama suka dan saling membutuhkan” Jawabku tenang.
§ “Ah.. Kamu asal saja bicara, paling juga karena Kamu yang masih muda cuma mau memuaskan nafsu bejat kamu dan juga Mama yang kegatelan”
§ “Kalian berdua sama gilanya..!!!”
Aku jadi emosi mendengar kata-kata Mbak Lisa barusan, segera saja Aku berdiri.
§ “Jaga mulutmu Mbak..!!!”
§ “Jangan sekali-kali Kamu menghina Mama..!!! Kamu nggak ngerti semuanya..!!!”
§ “Dalam satu hal Mbak benar, Aku nggak mau munafik. Aku memang melakukan hal ini juga untuk kepuasanku. Tapi Mbak harus paham, Mama itu juga perempuan yang usianya masih membutuhkan kepuasan seks. Apa Mbak tahu Mama itu sakit dan kecewa karena perceraian dengan Papa. Begitu sakit dan kecewanya, sehingga takut untuk menjalin hubungan dengan lelaki lain. Hanya mencurahkan hidupnya setelah perceraian untuk mencari nafkah dan mengurus kita, tidak peduli dengan kebutuhannya sendiri”
§ “Tapi Jhon..!!!”
§ “Diam dulu Mbak..!!!”
§ “Aku belum selesai bicara.. Mbak Lisa nggak tahu kan..???”
§ “Mama juga butuh seks dalam hidupnya, apalagi sebagai perempuan diusianya sekarang. Beda halnya kalau Mama sudah tua atau renta, Mama masih muda dan cantik, apa Mbak tidak bisa memahami kalau Mama memendam semua hasratnya kedalam hatinya yang terdalam. Lalu Aku bisa mengerti dan tahu hal itu, jujur memang Aku tergoda dan amat terobsesi dengan Mama.
§ “Terserah apa penilaian Mbak..!!!”
§ “Tapi Aku tahu akhirnya Mama mulai bisa memuaskan kembali hasratnya dan Mama merasa aman dan tidak takut akan sakit hati dan kecewa, karena Dia percaya sama Aku. Kami saling menyayangi dan merasa tidak ada yang salah dengan hal ini, jadi kuharap Mbak mau mengerti. Dan satu hal yang pasti, cukup denganku Mbak mempermasalahkan hal ini, jangan pernah sekalipun Mbak mengusik Mama.
§ “Aku akan marah sekali kalau Mbak melakukannya..!!!”
Aku meluapkan semua emosiku. Mbak Lisa langsung berdiri, diambilnya koran dan dilempar kearahku sambil berteriak.
§ “Kamu hanya mencari pembenaran saja atas perbuatan kalian..!!!”
§ “Segala macam alasan yang Kamu katakan adalah omong kosong”
§ “Dasar..!!! kalian cuma mencari kepuasan saja, menggelikan sekali”
§ “Kamu dan Mama sama-sama gilanya..!!!”
Dengan kesal kutarik dan kupegang lengan Mbak Lisa dengan cepat dan keras, kudekatkan mukaku kearah mukanya
§ “Jadi apa masalahnya..???”
§ “Terserah Mbak mau bilang apa, sudah pasti dimanapun akan menilai hal ini salah dan tabu”
§ “Tapi.. PERSETAN..!!! Kalau Aku melakukannya dengan Mama, itu urusan kami”
§ “Siapa yang rugi hah..??? Siapa yang kami sakiti hah..???”
§ “Kami punya alasan yang bisa kami terima satu sama lain. Bukan hanya untuk kepuasanku, tapi Aku juga merasa senang karena Mama juga bisa kembali bahagia dan bisa memenuhi kebutuhan seksnya tanpa perlu rasa takut dan kecewa”
Mbak Lisa segera menepis tanganku dan langsung bergegas melangkah keluar, wajahnya penuh kemarahan. Aku tidak berusaha mencegahnya, tak lama terdengar suara mesin mobil dinyalakan dari garasi dan meninggalkan rumah. Biar sajalah, paling Dia menumpahkan kemarahannya sambil jalan keluar. Daripada Dia tetap disini, yang ada kami akan terus berteriak dan berdebat. Kini aku duduk sendiri, kepalaku pusing memikirkan pertengkaran kami barusan. Apa yang harus kulakukan, apa Mama harus kuberitahu bahwa Mbak Lisa sudah tahu hubungan kami.
Ah..!!! Jangan..!!! Biar saja..!!!
Tak perlu menambah beban pikiran Mama, terserah sajalah. Aku yakin Mbak Lisa tidak akan menanyakan hal ini ke Mama, karena pada dasarnya Mbak Lisa juga menyayangi dan mau Mama bahagia terlebih setelah perceraiannya dengan Papa. Mungkin saat ini Mbak Lisa belum bisa memahami alasan yang melandasi hubungan kami, mungkin Mbak Lisa hanya melihat dari segi seks dan birahinya saja. Memang hakikatnya hubungan seks yang kami lakukan untuk mendapatkan kenikmatan dan kepuasan, tapi itu harus diletakkan pada sisi terpisah.
Aah..!!! Sudahlah..!!! Nanti pasti Dia kan mengerti juga, Aku paham sama Mbak Lisa.
Lalu Aku mandi dan kemudian menghabiskan waktu siang itu, dengan membaca-baca buku sekolahku.
Iyalah..!!! Biar Aku tambah pintar..!!!.
Sorenya Mama pulang, menanyakan kemana Mbak Lisa, kubilang saja tadi keluar mungkin kerumah temannya. Mungkin karena Aku lagi pusing memikirkan masalah tadi, Aku tidak memanfaatkan kesempatan ketiadaan Mbak Lisa untuk menggarap tubuh Mama. Kemudian Mama masuk kekamarnya, mungkin istirahat dan mau mandi. Sekitar jam tujuh malam Mbak Lisa pulang, wajahnya tampak biasa saja didepan Mama, mengecup pipi Mama dan mengucapkan salam. Cara bicaranya juga seperti biasa dan seperti tidak ada masalah apa-apa. Lalu Mbak Lisa masuk kamarnya, ganti baju terus mandi. Nggak lama Mama selesai memasak dan kami segera makan, tapi Mbak Lisa tampak dingin saja kepadaku. Kayaknya Mama menangkap gelagat ini dan menanyakan kepada kami, apakah kami sedang bertengkar. Aku dan Mbak Lisa hanya bergumam singkat, bahwa hubungan kami oke-oke saja. Mama pun diam dan tidak bertanya lagi, biasalah namanya juga anak-anak, ada kalanya suka bertengkar dan diam-diaman nanti juga baik lagi. Malamnya Aku juga tidak menggarap Mama, Aku sedang kehilangan ‘mood’, jadi lebih baik tidur saja. Paginya, Mama berangkat kerja dan Aku juga segera memacu motorku ke sekolah. Suasana hati antara Aku dan Mbak Lisa masih dingin, tapi tak apalah yang penting Mbak Lisa tidak menanyakan masalah ini sama Mama.
Mbak Lisa kini sendirian dirumah. Duduk termenung diatas sofa, saat sendiri ini Dia coba memikirkan dan mengolah semua hal yang terjadi antara Mama dan Adiknya. Mungkin saat sendiri dan tenang begini, Dia bisa memikirkannya dengan lebih baik. Dia masih belum bisa menerima hal ini.
Saling membahagiakan apanya..???
Kebutuhan Mama apaan..???.
Mereka bergumul dengan panasnya begitu kok..!!!.
Semua cuma alasan..!!! Paling cuma ingin memuaskan diri masing-masing.
Huh..!!! Dasar..!!!.
Lama Dia memikirkan dengan kesal saat membayangkan bagaimana wajahku dan Mama yang penuh kepuasan dan birahi saat malam itu, terasa agak sesak didadanya. Tapi kemudian Dia kembali memikirkan kata-kataku, Dia coba kesampingkan alasan seksnya.
Memang benar setelah bercerai Mama tidak pernah terlihat satu kalipun berjalan atau menjalin hubungan dengan pria manapun, semua waktunya dicurahkan untuk bekerja demi membesarkan kedua anaknya. Kalau untuk kecantikan dan menarik, Aku bisa mengakui dan juga mengagumi Mama.
Mustahillah..!!!.
Kalau ada pria yang tidak tertarik dan mencoba mendekati Mama saat ini. Tapi nampaknya Mama memang menolak dan tidak pernah berusaha menjalin suatu hubungan cinta.
Kesampingkanlah faktor ekonomi..!!!.
Mama sangat mapan dan sukses, jadi mustahil mamanya menanti pria yang kaya.
Enggaklah.. Enggak..!!!.
Ini nggak masuk point yang harus dipikirkan. Dilihat dari umur Mama masih belum tua, masih menarik dan juga memang sebagai perempuan normal yang matang pasti masih mempunyai gairah seks yang tinggi. Dari sini sudah jelas, bukan masalah kecantikan atau Mama merasa dirinya sudah tidak menarik.
Mbak Lisa segera meluruskan posisi duduknya, masih diatas sofa.
Benar juga ‘si’ brengsek Jhoni..!!! Ternyata malah bisa memahami hal itu.
Duh..!!!
Kenapa juga Aku ini nggak bisa melihatnya..??? Mungkin karena Aku jarang dirumah ini.
Lama Mbak Lisa terdiam, mencoba menyimpulkan dari sudut pandang yang lain.
‘Si’ Jhoni sih nggak bisa bohong..!!!.
Pasti Dia melakukan ini karena memang Mama cantik dan seksi, terang saja dia bisa nafsu.
Eit..!!! Tunggu dulu..!!!
Waktu itu kan Dia bilang memang tergoda dan terobsesi sama Mama.
Mbak Lisa kembali mencoba mengingat, lalu Dia ingat sebuah artikel ilmiah yang pernah dibacanya. Bahwa anak laki memang memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengagumi, mengidolakan dan juga berimajinasi akan ibunya. Pada satu sisi mungkin akan menjadi sebuah obsesi dan memang terbukti dengan adanya yang namanya Sindrom Oedipus Compleks.
Apalagi Jhoni dan Aku memang sayang sekali sama Mama. Ditambah lagi usia Jhoni memang sedang memasuki usia remaja (puber) yang rasa ingn tahunya tentang seks dan cewek amat tinggi. Mama yang cantik dan seksi itu pasti menjadi obsesinya. Apalagi memang lebih banyak hanya ada Dia dan Mama dirumah ini.
Hemmm..!!! Menarik juga kalau melihat ini dari sudut pandang ilmiah.
Kemudian dari faktor Mama, benar dari alasan yang kupikirkan tadi. Nampaknya Mama memang trauma untuk menjalin hubungan dengan pria lain, mungkin mama takut sakit hati dan kecewa.
Oh..!!! Bodoh banget Aku..!!! Nggak menyadari Mama yang memendam luka hatinya.
Akhirnya semua faktor itu bertemu dan menjadi satu, dari sisi Jhoni memang terobsesi dengan Mama dan Jhoni yang juga sedang dalam kondisi seks remajanya yang lagi tinggi-tingginya. Dari sisi Mama yang masih mempunyai rasa takut dan kecewa tapi juga masih memendam hasrat seks yang tinggi pula, saling bertemu dan Mama merasa aman dan nyaman. Kalau diingat-ingat ekspresi Mama yang bahagia saat kulihat malam itu.
Yah..!!! Memang benar..!!!.
Walau mungkin orang menilai salah, tapi sebaliknya bagi mereka berdua hal itu tidak menjadi masalah. Karena keduanya saling membutuhkan dan melengkapi, bagi mereka tidak ada pihak yang dirugikan. Seks memang untuk dinikmati dan mencapai kenikmatan, walau alasan seks Jhoni dan alasan seks Mama berbeda. Tapi saat berpadu akan ‘klop’, karena Mama dan Jhoni saling membutuhkan, saling melengkapi. Dan melakukannya karena mereka berdua merasa bahagia dan nyaman, makanya terasa menggelora dan indah bagi mereka berdua.
Mbak Lisa pun tersenyum, nampaknya kini Dia bisa berdamai dengan pikirannya dan mulai bisa menerima kondisi yang ada secara logis. Kini Dia sudah membulatkan pikiran dan hatinya untuk menerima dan memahami hubungan yang terjadi antara Aku dan Mama. Mbak Lisa menyayangi mau melihat Aku dan Mama bahagia.
Hmmm..!!!.
Dasar ‘si’ Jhoni ternyata dia nggak asal ngomong ya..!!!.
Salahku juga saat itu emosi, mungkin terlalu kaget dan terlalu melihat hal ini dari sisi pandang umum tanpa mencoba memahami alasan Jhoni dan mama. Nanti Aku harus minta maaf sama ‘si’ Jhoni, sekarang sudah beres masalah ini.
Lalu Mbak Lisa tersenyum nakal, sepertinya ada sesuatu yang menggoda pada dirinya.
Tapi sekarang saatnya Aku memikirkan bagian tubuh ‘si’ Jhoni yang menarik itu, susah dilupakan sejak aku melihatnya.
Gimana rasanya kalau lubang vaginaku ini disodok batang penisnya yang besar itu..???.
Hemmm..!!!.
Siangnya Aku pulang, kudapati rumah dalam keadaan sepi. Tapi mobil Mbak Lisa ada di garasi, lalu Aku melihat kekamar Mbak Lisa. Nampaknya Dia sedang tidur pulas.
Wooowww..!!!.
Mbak Lisa tidur memakai baju tidur santai yang tipis, nampak kutang dan celana dalam yang membayang jelas dibaliknya. Sudah biasa Aku melihat Mama dan Mbak Lisa mengenakan baju tidur atau daster tipis dan mini.
Dasar Mbak Lisa..!!! Asal banget sih..!!!.
Lalu Aku berjalan kekamarku, ganti baju dan kekamar mandi bersih-bersih badanku. Sesaat Aku menuju ke meja makan, kulihat ada spagheti disana dan selembar kertas bertuliskan;
Makan Yang Banyak Yah..!!! Adikku Sayang..!!!.
Hmmm..!!! Pasti Mbak Lisa..!!!.
Mungkin Dia sudah nggak marah tapi masih sungkan bicara. Mudah-mudahan Dia sudah mengerti. Aku pun segera melahapnya. Setelah selesai makan, Aku menyalakan TV dan menonton acara musik. Aku sengaja tidak mau membangunkan Mbak Lisa, mungkin Dia capek. Sejam kemudian terdengar suara Mbak Lisa memanggil dari kamar.
Aku segera mematikan TV dan masuk kekamarnya, kulihat Mbak Lisa sedang duduk diatas tempat tidur, lalu menyuruhku duduk disampingnya. Tonjolan payudaranya yang besar dan montok terbungkus ketat dalam kutangnya terpampang jelas dibalik baju tidur tipis. Samar terlihat putingnya yang imut menggoda.
§ “Jhon.. Kamu sudah pulang..? Sini sebentar dong.. Mbak Lisa mau ngomong penting sama kamu”
§ “Iya Mbak.. Sudah pulang dari tadi, makasih ya.. Sudah dimasakin, mau ngomong apa..?”
§ “Tentang masalah kemarin..”
§ Deg..!!! Jantungku agak menegang, siap mendengar Mbak Lisa bicara lagi.
§ “Memang kenapa Mbak..? Mau marah lagi..?”
§ “Duh..! Kamu..! Dengar dulu dong Mbak bicara..!”
§ “Iya.. Iya.. Silahkan Mbak bicara”
§ “Mbak sudah berpikir.. Memang awalnya Mbak kaget dan shock, mungkin karena dalam keadaan marah dan emosi”
§ “Mbak tidak bisa menerima penjelasan Kamu, namun setelah agak tenang Mbak bisa memikirkan semuanya satu persatu. Alasan kamu bisa Mbak terima dan pahami”
§ “Mbak melihat hal ini juga dari segi kebahagiaan Mama, memang Mbak harus akui mama memang kini nampak jauh berbahagia dan lebih ceria wajahnya. Jadi teruskanlah saja hubungan itu”
§ “Mbak akan bersikap seakan tidak tahu saja didepan mama. Maafkan Mbak kemarin emosi dan marah sama kamu”
Mbak Lisa lalu mendekat dan mencium pipiku, kemudian kembali duduk. Aku yang dari tadi diam mendengarkan, terus terang agak terkejut dengan cepatnya Mbak Lisa bisa memahami hal ini dan tidak bisa memikirkan banyak hal lagi, segera menjawab;
§ “Jhoni juga minta maaf kemarin marah juga sama Mbak.. Makasih yah Mbak.. Sudah mau memahami, sungguh Jhoni dan Mama bahagia dengan hubungan yang sedang kami lakukan ini. Kalau kagak ada lagi yang mau dibicarakan, Jhoni mau nonton TV lagi yah..”
§ “Hei..!!! Siapa bilang sudah selesai..! Mbak bilang tadi setuju dan memahami, tapi Mbak belum kelar bicara semuanya”
Mbak Lisa mulai lagi kembali ke gaya bawel bin ceriwisnya.
§ “Lho masih ada lagi, apaan sih..?”
§ “Seperti kata Mbak.. Untuk masalah Kamu sama Mama sudah beres, bisa dipahami dan dimengerti oleh Mbak.. Tapi ada bagian tubuhku yang belum beres, itu jadi syarat mutlak dariku biar semua beres”
§ “Nggak ngerti aku, sudah ngomong yang jelas saja deh..! Sok misterius banget sih Mbak..!”
§ “Oke..! Mbak kasih tahu ya..! Punya Mbak belum beres nih..! jadi kamu juga harus bikin Mbak dan vaginanya bahagia dan puas seperti yang kamu lakukan sama Mama..! Please..!!!..Setubuhi Aku Sayang..!!!” Jawab Mbak Lisa manja sambil menggeliat tubuhnya dan menggoda kejantananku.
§ “Apa...???!!!”
Kaget benar aku mendengar kalimat terakhir yang terucap dari bibir Mbak Lisa, sadar ngak Dia bilang seperti itu. Tapi melihat gerak-gerik tubuhnya sepertinya Dia memang menginginkannya, kucoba untuk tetap menguasai diriku.
§ “Nggak..! Nggak..! No Way Mbak..! Lagian kenapa harus begitu syaratnya..?”
§ “Hei..!!! Dasar bandit cilik..! Apa Kamu pikir Mbak ngak kebayang-bayang melihat kontol Kamu yang besar dan panjang itu. Biar gimanapun aku cewek, pasti terangsang melihat panasnya persetubuhan kalian diranjang. Kalau Mama saja sampai merasa nikmat begitu, Mbak juga mau ngrasain dong..!!!”
§ “Tapi itu kan lain.. lagian mana mungkin.. Aku..? Aku..?? Suaraku terbata-bata.
§ “Sama Mama saja kamu bisa, kenapa denganku tidak Jhon...??
§ “Eng.. Eeng.. Aanu.. Aaa.. Ya pokoknya nggak bisa Mbak..! Mama lain sama Mbak..”
§ “Lain apanya..??? Mama punya tetek besar dan memek yang bisa dimasuki, Aku juga sama kan..???”
§ “Apa tubuh Mbak kurang menarik buat Kamu dibanding Mama, Jhon...???”
Mbak Lisa lalu berdiri dan melepas baju tidurnya secara perlahan dengan gerakan sangat erotis, senyum mengembang diantara bibirnya yang basah. Kini Dia berdiri dengan posisi sangat menantang kejatananku, hanya mengenakan kutang dan celana dalam yang ketat saja. Payudaranya yang juga besar serasa sesak dalam kutang berenda, nampak samar puting susunya. Lalu kulihat dibalik celana dalamnya nampak sesuatu yang tebal sekali, diantara sela-sela itu terlihat beberapa helai rambut kemaluan menyembul keluar dari pinggiran celana dalamnya.
Glek..!!!.
Aku meneguk ludahku, batang penisku spontan mengeras.
Wah..!!! Bablas deh..!!! Kalau ceritanya sudah kayak gini..!!!.
Apa boleh buat..!!! Aku kan lelaki normal, didepanku berdiri seorang cewek cantik dengan tubuh montok dan menggiurkan, walau sulit namun Aku sudah mencoba semaksimal mungkin menolaknya. Tapi tubuhnya terus menantang dan meminta untuk disetubuhi, nggak lucu banget kalau aku mundur.
“Well..!!! Que Sera-Sera..!!!.
Yang harus terjadi terjadilah..!!! Nggak bisa mundur lagi..!!! Nggak bisa nolak lagi..!!!.
Segera saja aku kutarik tubuh Mbak Lisa kearahku, kududukkan kepangkuanku. Mula-mula aku mencium ringan bibirnya, tanganku dengan lincah meremas-remas payudaranya yang masih dibalut kutang. Rasanya agak lebih keras dari tetek mama, tapi sama-sama enak diremas kok. Sesekali tanganku menyusup kebalik kutangnya, memilin-milin puting susunya yang besar dan tegang. Tanganku yang satu lagi mulai menari-nari mengelus permukaan celana dalamnya, terasa penuh dan tebal. Kuusap-usap wilayah pangkal pahanya, ketika tanganku masuk kedalam celana dalamnya terasa rambut kemaluan yang lebat.
Wah..!!! Sesuai seleraku..!!!
Dan ketika jariku menyentuh bibir vaginanya, kurasakan tonjolan yang agak besar.
Oh..!!! Owh..!!!.
Klitoris Mbak Lisa ukurannya agak besar dan terletak agak keluar, segera saja kumainkan klitorisnya itu dengan jariku, ciuman Mbak Lisa pun mulai memanas.
Tangan Mbak Lisa pun tak tinggal diam mengurut-urut penisku yang masih ada dibalik celana, cukup lama kami dalam posisi seperti ini, vagina Mbak Lisa sudah terasa basah. Lalu kusuruh Mbak Lisa berdiri menghadapku, kulepaskan kutangnya, nampak indah sekali payudara besarnya menggelantung bebas. Ditengahnya terdapat puting susu yang besar dan keras berwarna kemerahan dikelilingi lingkaran kecoklatan yang agak luas disekelilingnya. Aku terpaku terpesona, lalu tanganku membuka celana dalamnya.
Duh..!!! lebatnya rambut kemaluan Mba Lisa..!!!.
Tapi yang lebih mempesona lagi, warnanya beda dengan rambut kemaluan Mama yang berwarna hitam pekat. Rambut kemaluan Mbak Lisa berwarna hitam agak kecoklatan kontras dengan belahan bibir vaginanya yang berwarna merah jambu, kulihat klitorisnya memang agak besar dan menonjol keluar, Hemmm..!!! Bakalan enak untuk dimainin sama lidahku.
Aku diam beberapa saat mengagumi keindahan bagian tubuh Mbak Lisa .
Kurasakan penisku sudah keras sekali, sesak banget dibalik celana. Meronta minta dibebaskan, segera saja kubuka kaosku dan celanaku.
Swiiinggg..!!!.
Batang penisku mencuat dan mengacung dengan perkasa dan anggun, kulihat mata Mbak Lisa terbelalak melihatnya dan menelan ludahnya. Segera saja kutarik tangannya dan kubaringkan tubuhnya ditempat tidur. Sebelum memulainya Aku bertanya sebentar;
§ “Mbak Lisa..? Ummm..! Maaf ya..? Tapi Mbak sudah pernah ngentot sebelumnya..?” Tanyaku canggung.
§ “Aduh Jhon..! Jhon..! kalau Aku belum pernah dientot cowok, mana berani aku nantangin kontol Kamu itu. Ada-ada saja Kamu.. Oh iya..! Kamu nggak usah takut, keluarin saja didalam kalau udah pengen keluar. Aku rutin minum pil KB kok..”
Tidak terlalu kaget sebenarnya Aku, tahu Mbak Lisa sudah tidak perawan lagi, tapi dengan siapa yah dia melakukannya.
Hoi..!!! Hoi..!!! Stop dong mikirnya..!!!.
Situasi enak begini kok masih mikir terus..!!! Ayo balik lagi ke rejeki yang sudah pasrah didepanmu..!!!.
Aku segera memulai permainan ini, Mbak Lisa sudah terlentang pasrah. Kali ini Aku mulai dari wilayah vaginanya, karena aku penasaran banget sama klitoris Mba Lisa yang menojol besar itu. Mula-mula kuciumi perutnya, lalu menjilati rambut kemaluannya yang berwarna agak kecoklatan. Tak lama aku arahkan mulut dan lidahku kebawah sedikit, terdiam sebentar menatap keindahan vagina Mbak Lisa yang tebal dan kemerahan. Kusapukan lidahku dengan rakus pada permukaan vaginanya, kusodok-sodok lubang senggama itu dengan ujung lidahku.
Puas..!!!.
Aku mulai menuju klitorisnya yang membuatku penasaran, kali ini kumainkan dulu dengan menjepit dan mengelus-elusnya dengan jari telunjuk dan jempolku. Badannya mulai bergetar penuh kenikmatan, lidahku mulai beraksi, kujilat kekiri-kanan, keatas-bawah. Sesekali kugigit dengan lembut dan penuh rasa gemas, kulumat perlahan dengan mulutku, nampak sekali Mbak Lisa merasakan kenikmatannya.
Serrrr..!!! Serrrr..!!! Saat klitorisnya kumainkan,
Sengaja Aku lama bermain dengan klitorisnya, karena terus terang saja Aku suka bentuknya yang menonjol keluar dan besar itu. Sangat pas dan enak dimainkan oleh lidahku. Tidak berapa lama, liang vagina Mbak Lisa tampak basah sekali dan desahan serta geliat badannya semakin liar, orgsmenya sudah dekat, kupercepat jilatan lidahku pada klitorisnya dan dengan satu desahan nikmat yang sangat erotis terdengar, Mbak Lisa merayakan orgasme perdananya dari diriku. Terasa cairannya meleleh hangat dan agak asin dimulutku.
Aku segera menaikkan badanku, kali ini Aku lumat payudara besarnya yang montok itu dengan buas. Lidahku memainkan puting susunya, tangan Mbak Lisa tidak mau tinggal diam. Dia mulai meraih penisku, diremas-remas lebut sambil dikocok pelan-pelan.
Ugh..!!! Lembut sekali tangan Mbak Lisa. Makin ganas saja Aku melumat susunya.
§ “Jhon..! Sabar dikit dong, jangan nafsu banget gitu ah..! Aku kewalahan nih..!”
§ “Habis tubuh Mbak merangasang banget sih..! Bikin nafsu birahi kontolku deh..!”
§ “Huh..!!! dasar..!!! Sempat-sempatnya pake merayu, udah sini kontol Kamu”
Tanpa pakai lama segera kudekatkan penisku kearah mulutnya, Mbak Lisa diam sejenak, mengagumi batabg kejantananku yang tegak berdiri kokoh. Lalu lidahnya mulai aktif bergerak, mula-mula hanya menjilati perlahan kepala penisku, tangannya mengelus dan meremas lembut kedua biji zakarku. Lalu lidahnya makin bergerak cepat menjilat batang penisku, memainkan dan menggelitik titik-titik sensitif penisku dengan lidahnya. Perlahan tapi pasti mulutnya mulai mengulum penisku, dihisap dan dikulum-kulum.
Hemm..!!! Memang kalau Aku bandingkan.
Untuk urusan Oral, Mama lebih hebat. Mbak Lisa masih kalah jam terbang, Aku tidak mau bilang tidak ahli. Tapi kalah jam terbang, karena kalau jam terbangnya sudah tinggi pasti bisa seenak Oralnya mulut Mama.
Tapi permainan lidah Mbak Lisa jauh lebih enak dari Mama, lidahnya bergerak terus tanpa henti dan benar-benar benar mampu menggelitik penisku dengan nikmat. Aku hanya mampu mendesah dan meremas-remas rambutnya saja. Lidahnya menyapu seluruh penisku dengan sangat agresif. Matanya terus menatap mataku saat melakukan oral, membuat makin nafsu saja pada diriku. Tidak berapa lama Mbak Lisa sudah nggak tahan untuk merasakan vaginanya dimasuki batang penisku. Dia segera memposisikan pinggulnya diatas penisku, wajahnya menghadap kearahku yang sedang berbaring. Perlahan-lahan diturunkan pinggulnya, lubang senggamanya dilebarkan dengan menariknya sedikit dengan jarinya, kepala penisku mulai memasuki lubangnya. Agak sulit sedikit, lubangnya masih agak sempit. Setelah berusaha dengan sedikit menekan, penisku mulai masuk. Pelan tapi pasti menyusuri dinding liang senggama, kulihat badannya agak bergetar saat akhirnya batang kejantananku benar-benar sudah masuk seluruhnya kedalam lubang vaginanya.
Tidak langsung digoyangkan, Dia diamkan dulu sejenak. Sepertinya ingin membiasakan diri dahulu, lalu perlahan kakinya dalam posisi jongkok mulai Dia lebarkan dan mulai aktif bergerak naik-turun pinggulnya. Memompa batang kejantananku dengan irama yang konstan. Lubang vaginanya masih terasa agak sempit, mungkin karena belum terlalu sering dimasuki penis dan belum pernah melahirkan. Aku yang terbaring benar-benar menikmati permainan seks Mbak Lisa, saat vaginanya memompa penisku dengan jelas. Payudaranya yang besar bergoyang-goyang sangat merangsang, Aku naikkan sedikit kepalaku.  Mbak Lisa paham apa yang Aku mau, Dia condongkan badannya kearahku, segera saja aku lumat susu dan putingnya dengan mulutku.
Goyangan pinggul Mbak Lisa makin cepat, klitorisnya semakin terangsang menonjol keluar. Setiap kali penisku bergerak keluar masuk. Otomatis klitoris itu tergesek dan tersentuh oleh batang dan kepala kejantananku, tentu saja rasa geli dan nikmat lebih sering dinikmati Mbak Lisa. Akhirnya membuat vaginanya jadi cepat basah karena frewkensi kenikmatan yang besar yang diterima klitorisnyanya.
Satu hal yang pasti vagina Mbak Lisa memang terasa lebih dan mudah becek daripada vagina Mama, tapi itu justru makin menambah kenikmatan penisku, yang bisa bergerak dengan leluasa dan bebas dalam lubang senggamanya yang licin agak sempit.
Lumayan lama Mbak Lisa bergoyang diatas penisku, akhirnya aku memutuskan untuk gantian posisi. Kini Aku yang pegang kendali..!!!.
§ “Mbak.. udahan dong.. ganti posisi”
§ “Yah..! Jhon..! Lagi enak nih..! Itil Mbak lagi ngrasain nikmat”
§ “Nggak Aah..! Ganti gaya deh..! Biar itil Mbak bisa merasakan kenikmatan yang lebih”
§ “Yah..! udah kalau gitu deh..!”
Mbak Lisa segera menghentikan goyangannya dan mencabut penisku dari lubang senggamanya. Aku segera bangkit, posisiku membelakangi Mbak Lisa. Kusuruh Mbak Lisa nungging, tapi tanganya memegang kepala ranjang. Belahan Memeknya terlihat merah menggoda, langsung saja kusodok vaginanya dari belakang. Kupompa penisku dengan semangat tinggi, sesekali Mbak Lisa ikut menggoyangkan pantatnya mengimbangi kocokanku. Tanganku meremas payudara besarnya yang menggantung, sesekali kuremas dengan gemas pantatnya. Kusodok vagina Mbak Lisa dengan kuat hingga penisku bisa masuk terbenam sangat dalam, sampai perutku menempel ketat dibelahan pantatnya.
§ “Ooh..! Yeaahh..! Ooooh..! Jangan berhenti Jhon..!”
§ “Ughhhhh..!!! Enaaaakk..!!! Terusss kocok Jhon..!”
§ “Memek Mbak benar-benar Kammmuuu hajar.. Niihhhh..!!!”
§ “Nikmati saja Mbak..! Biar puas birahi Mbak..!”
Posisi nungging Mbak Lisa membuat penisku keenakan, rasanya sangat lancar memompa lubang senggamanya. Tanganku mulai nakal, memainkan lubang pantat Mbak Lisa, kutusuk-tusukan jariku kelubang pantatnya dan Mba Lisa makin kencang mendesah. Desahan Mbak Lisa itu sangat seksi dan sangat merangsang nafsu birahiku. Mbak Lisa hanya bisa pasrah kedua lubang kenikmatannya Aku mainkan. Nafas Mbak Lisa makin memburu dan kulihat tubuhnya mulai agak mengejang, benar saja tak lama berselang Mbak Lisa mengalami orgasme lagi. Aku segera mencabut penisku, segera Mbak Lisa kutarik perlahan dan kubaringkan.
Sekarang Aku hajar vaginanya dengan posisi biasa, posisiku diatas tubuhnya.
Terasa penisku membelai klitorisnya setiap kali bergerak, Aku makin bernafsu. Kali ini Aku pompa penisku secepatnya, tanpa mempedulikan Mbak Lisa yang berteriak-teriak merasa nikmat dengan kocokan batang kejantananku. Penisku terasa berdenyut-denyut, nampaknya sudah mau memuntahkan isinya. Segera saja kutindih tubuh Mbak Lisa dan kupeluk dengan sangat kuat. Beriringan pompaan terakhir.
Croot..!!! Crooooot..!!! Crot..!!!.
Penisku memuncratkan sperma yang cukup banyak keseluruh liang senggama Mbak Lisa, tubuhnya agak bergetar saat spermaku menyemprot kuat kedalam dinding-dinding vaginanya. Aku terkulai lemas, diam sesaat menikmati rasa puas ejakulasi batang kejantananku ini. Mbak Lisa membelai-belai punggungku yang sedang menindihnya. Lama kami terdiam dalam posisi ini, lalu Aku segera berangsut, berbaring sejajar dengan tubuhnya. Mbak Lisa menatap kearahku dan tersenyum manis.
§ “Pantas saja Mama ngak pernah nolak dan doyan banget Kamu entot.. Jhon..!”
§ “Gila..!!! Sampai lemas banget Aku.. Puas dan nikmat disodok kontol Kamu..”
§ “Aku juga ngrasain kepuasan yang sama Mbak.. Nikmat banget kocok memek Mbak..”
§ “Kamu jauh lebih hebat dan lebih tahan daripada pacarku.. sampai rontok rasanya badanku”
§ “Makanya Mbak harus lebih giat lagi melatih pacar Mbak.. he.h..!”
§ “Ah..! Ngeledek saja Kamu”
§ “Ngomong-ngomong Mbak sering ya.. NgentOt sama pacar Mbak..?”
§ “Mau tahu ajaaa deh Kamu.. Tapi biar deh Mbak kasih tahu sama Kamu, Mbak pacaran dengan cowok Mbak sejak kelas 2 SMA dan tetap awet sampai sekarang. Mulai pertama kali melakukan sampai sekarang dengan Dia saja. Pertama kali melakukan karena kami memang sama-sama menginginkannya, tidak ada keterpaksaan. Jadi bisa dibilang nakal dan pengalamanku semuanya kulakukan bareng Dia walau tidak terlalu sering”
§ “Tapi sekarang tambah pengalaman sama Aku ya Mbak..? he..he..he..!”
§ “Dasar anak bandel, Kamu sendiri mana pacarnya Jhon...???”
§ “Wah..! Belum tahu deh Mbak, Aku belum merasa perlu sih..! Kan Mama sudah jadi pacar Aku. Apalagi sekarang aku punya pacar lagi, namanya Mbak Lisa. Aku makin nggak merasa perlu deh..! Cari pacar yang lain lagi”
§ “Duuhhh..!!! Kamu ini..! Serius dikit dong, Mbak percaya Kamu tuh nggak bakalan kesulitan cari pacar, wajah Kamu oke, badan kamu bagus dan sekarang Mbak juga tahu kamu juga pintar..!”
§ “Pintar apaan Mbak..???”
§ “Pintar bikin perempuan puasssss..!!!”
Kami tertawa dengan candaan kami. Aku masih tidak percaya, baru saja aku menyetubuhi Mbak Lisa. Setelah masalah yang terjadi saat Dia marah mengetahui hubungan yang kulakukan dengan Mama, rasanya tidak akan pernah terpikir olehku kemungkinan Dia malah minta Aku setubuhi.
Ah..!!!
Cewek kadang memang aneh, bisa marah. Tapi tetap punya rasa penasaran juga melihat penis cowok yang besar.
Lalu Mbak Lisa memulai pembicaraan lagi;
§ “Jhon..! Mbak senang Kamu mau ngentot sama Mbak, Kamu boleh melakukannya lagi. Mbak akan dengan senang hati meladeni kamu, Kamu hanya tinggal bilang saja”
§ “Tapi ini menjadi rahasia kita berdua ya..! Mama jangan sampai tahu, bukan apa-apa sih..! Kita nggak boleh merusak kebahagiaan Mama Jhon..! Biarkan Mama menikmati kebahagiannya, Aku takut Mama akan marah dan kecewa kalau sampai Mama tahu kita juga melakukan hubungan seks”
§ “Iyalah Mbak..! Tenang saja, Aku nggak akan bilang. Lagian kalau Mama marah, Aku yang rugi dong..! bisa-bisa kehilangan memek nikmat Mama.. he.h..!”
§ “Duuhh..! Ini anak..! dasar pemikirannya nggak jauh dari memek..!”
Lumayan lama kami berbaring dan berbicara sambil bergurau dengan cerianya. Tak lama Mbak Lisa bangun dan menuju meja riasnya terus membuka lemari bajunya, Aku hanya memperhatikan saja punggungnya yang sedang berjalan. Tidak melihat apa yang Dia lakukan, tak lama Dia kembali. Sambil membawa baby oil ditangannya dan selimut kain yang panjang. Belum paham Aku dengan maunya, lalu Dia berdiri ditepian ranjang dan tersenyum sangat nakal dan berkata;
§ “Masih ada banyak waktu sebelum Mama pulang, ronde berikutnya bisa segera dimulai.. Adikku Sayang..?”
§ “Tentu saja.. Mbak Lisa Sayang..!”
Aku kembali bergairah. Mba Lisa naik keatas ranjang, melebarkan selimut diatas ranjang. Ukurannya selimut itu cukup besar, Dia bilang untuk alas tatakan. Dia segera membuka baby oil dan menuangkan isinya sedikit demi sedikit ke payudaranya yang besar dan montok itu, lalu tangannya mengusap dan meremas payudaranya yang mulai nampak berkilau dan seksi dalam balutan licinnya baby oil.
Aku masih melihat saja, menikmati adegan yang sedang Mbak Lisa lakukan. Dia mainkan payudaranya yang semakin licin sehingga sering melejit-lejit nakal saat tangannya memainkannya.
Ughhh..!!! Kontol ku jadi keras seketika..!!!.
Tanpa menunggu diminta, Aku segera ikut bermain dengan payudaranya. Enak rasanya memegang payudara besarnya yang licin, walau Aku remas kuat, tak perlu khawatir Mbak Lisa merasa sakit. Karena payudara itu akan melejit liar kalau Aku remas kuat, kumainkan juga putingnya. Kupilin dengan jariku, tapi jemariku tetap meremas dan memijit payudaranya. Mbak Lisa sangat menikmati sentuhan tanganku pada payudaranya kepalanya agak menengadah keatas dan mulutnya mulai mendesah.
Sebenarnya Aku mau mulai menjepitkan penisku diantara belahan payudaranya itu, tapi Mbak Lisa nampaknya masih mau Aku bermain-main dengan tubuh montoknya. Dia segera membalikkan tubuhnya, tengkurap dan menyuruhku melumuri baby oil punggung dan pantatnya. Aku mulai dari punggungnya, kubelai dan kuusap dengan lembut. Jemari tanganku bergerak memijat, Mbak Lisa nampak rileks dan nyaman. Lalu Aku menuju kearah pantatnya, kuremas-remas pantatnya yang licin karena baby oil itu, gemas sekali Aku sama pantatnya yang seksi itu. Jemari bergantian mengelus belahan vagina dan area sekitar lubang pantatnya, hanya mengelus-elus saja. Untuk memberikan rasa nyaman. Lama Aku mengusap dan meremas-remas daerah pantatnya, lalu Mbak Lisa kusuruh berbalik. Kutuang baby oil disekitar vagina, kuusap selangkangannya. Mengelus bagian luar vagina dengan jariku, lalu memainkan rambut kemaluannya yang lebat kini nampak tebal menggumpal karena baby oil.
Sungguh pemandangan yang terasa erotis. Setelah itu kembali Aku naik kearah dadanya, kuusap-usap lengannya. Daerah sekitar ketiaknya yang ditumbuhi bulu halus yang sedikit dan jarang, lalu kembali memijat-mijat payudaranya dengan gerakan tangan melingkar. Putingnya yang merah agak kecoklatan mengacung, mengkilat karena baby oil. Puas dengan semua itu, Aku segera memposisikan tubuhku agar bisa meletakkan penisku tepat ditengah belahan payudara besar itu.
§ “Jhon..! Gaya apa lagi nih...?”
§ “Lho..! Mbak memang belum pernah melakukan seperti ini..? Istilahnya sih.. Titfish..?” tanyaku agak heran
§ “Belum pernah..” Jawabnya singkat
§ “Wah..! Bego banget pacar Mbak.. Nggak mau memanfaatkan susu sebesar dan semontok ini..”
§ “Habis..! Dia nggak pernah minta gaya begini sih..! Memangnya enak Jhon..???”
§ “Enak banget Mbak..! Rasain saja sendiri ya.. Sekarang Mbak dekap pinggiran susu Mbak yang kuat, biar belahannya bisa menjepit kontolku..!”
Lalu segera pantatku aktif begerak maju-mundur, rasa nikmat yang kurasakan sangat terasa karena payudara Mbak Lisa yang sudah licin berminyak itu membuat gerakan penisku menjadi lancar dan membuat kepala penisku terasa geli dan enak setiap bergesakkan. Sesekali kepalaku menengadah keatas sambil mendesah. Mbak Lisa mulai merasakan enaknya gaya ini, sepertinya payudaranya merasa nyaman dengan sodokan penisku, lidahnya beraksi menjilat kepala penisku saat gerakan kocokanku maju kedepan. Sesekali Aku berhenti agar Dia bisa memainkan dan mengulum ujung kepala penisku. Kedua puting susunya terus aku mainkan, kupilin-pilin hingga terasa makin mengeras dan membesar maksimal. Nikmat sekali melakukan gaya ini dengan payudara besar yang sudah diminyaki baby oil. Tapi Aku tidak mau mengalami klimaks disini. Segera saja Aku memberi tanda bahwa Aku mau berhenti dan mengganti gaya.
Tanpa Aku duga-duga Mbak Lisa sudah berbicara duluan;
“Jhon..! Sodok Aku dari pantat ya.. Sayang..!”
“Boleh saja Sayang..! Mbak senang main belakang ya...???”
“Dulu sebelum Aku melepas keperawananku, biasanya Aku hanya mau kontol pacarku masuk lubang pantatku saja”
Hebat..!!! Mbak nakal juga yah..! Ya sudah Sayang.. Tetap berbaring saja deh Sayang..!
Mbak Lisa mulai mengulum dulu penisku sebentar, lalu mengolesinya dengan baby oil. Dia siramkan baby oil kelubang pantatnya. Aku segera memiringkan sedikit posisi tubuh Mbak Lisa, kakinya kuangkat satu keatas dan kutempelkan didadaku dengan kedua tanganku mengapit kaki Mbak Lisa itu. Aku segera mengarahkan penisku kelubang pantatnya, Dia sudah siap dengan melebarkannya dengan jarinya, karena sudah biasa dan sudah licin dengan baby oil, mudah saja penisku menerobos lubang pantatnya.
Mbak Lisa mengernyit merem-melek, Aku segera memulai pompaanku. Sempit dan enak rasanya, kupompakan penisku dengan ritme agak pelan, sementara jari Mbak Lisa mulai beraksi memainkan klitorisnya sendiri membuat nafsuku makin bertambah. Pompaanku mulai kupercepat karena lubang pantatnya kurasakan kini mulai melebar dan makin memperlancar gerakanku. Desah nafas dan erangan Mbak Lisa mulai terdengar. Kulihat kearah wajahnya, matanya merem-melek dan dari bibirnya kerap terdengar desahan nikmat yang erotis. Nampaknya Mbak Lisa merasa sedang melayang-layang. Jarinya makin cepat memainkan klitorisnya.
§ “Hmmm..!!! Aku tak pernah membayangkan ternyata Mbak Lisa panas juga untuk urusan seks.
§ “Jhon..!!! Oughhh..!!! Kontol Kamu sama enaknya dilubang memek atau pantattt...!!”
§ “Sama..! Semua lubang Mbak Lisa jugaa nikmaat..!!!”
§ “Aaahhh..! Ssshhh..! Oohhh..! Terussss Jhon..!!!”
Aku makin semangat saja, berkonstrasi menyodok lubang pantatnya. Permainan ini sudah berlangsung cukup lama, tubuh kami mulai berkeringat. Tapi tidak mengurangi gairah kami, Aku memompa penisku semakin cepat dan bertenaga. Mbak Lisa mendesah semakin kuat, pinggulnya bergetar setiap penisku menyodok kedalam lubang pantatnya. Klitorisnya terlihat semakin besar saja dimataku, makin asik dilihat karena jari Mbak Lisa memainkannya dengan terampil. Pinggul Mbka Lisa kurasakan mulai sedikit terangkat dan tubuhnya mulai mengejang. Seiring desahan yang kuat, Mbak Lisa mencapai orgasme, Vagina Mbak Lisa terlihat makin memerah karena lama dimainkan. Sodokan dan goyanganku kulakukan secara maksimal, Aku mulai merasakan denyut-denyut nikmat dibatang kejantananku dan menyemburlah cairan spermaku dari lubang penisku, membasahi lubang pantat Mbak Lisa.
Aku terdiam sesaat sambil tetap memegang Kaki Mbak Lisa yang menempel didadaku. Lalu segera Aku cabut penisku dan berbaring disampingnya. Setelah lama terdiam Aku memulai percakapan;
§ “Mbak..! Jujur saja Aku nggak pernah bermimpi atau berharap bisa melakukan ini sama Mbak..! Bukan karena Mbak tidak menarik buatku, tapi sulit untukku menjelaskan itu. Yang pasti kita sudah melakukannya saat ini, menikmati kepuasan seks berdua sama Mbak..!”
§ “Mbak juga Jhon..! Mungkin memang sudah jalannya seperti ini. Sedikit aneh dan tidak terduga.
§ “Betul Mbak..! Makasih ya.. Mba..!
§ “Makasih juga Jhon..! Liburanku kali ini benar-benar beda dan memuaskan. Pokoknya selama Aku masih disini Kamu harus kasih jatah Aku dengan kontolmu itu ya.. Adikku Sayang..!!!”
§ Aku bisa kompromi masalah waktunya kok Jhon..! Jatahku dari kamu pulang sekolah sampai Mama pulang. Saat malam kamu tetap bisa melayani dan membahagiakan Mama.
Waduhhh..!!!
Bisa-bisa gempor kakiku harus meladeni Mbak Lisa dan Mama, yang sama-sama doyan permainan seks. Mana Mbak Lisa liburannya masih tiga minggu lagi.
Duh..!!! Bakal lembur diranjang terus deh..!!!.
Kami lalu berciuman dengan hangat dan mesra, lalu aku membantu Mbak merapikan ranjangnya kembali dan bersiap menyambut Mama pulang. Saat makan malam Mama menyadari Aku dan Mbak sudah akrab kembali dan mengatakan bahwa Dia senang karena kami sudah rukun dan tidak marahan lagi. Malamnya Aku bisa dengan bebas dan tidak perlu khawatir untuk memuaskan hasrat Mama diranjang kamarnya.
Selama tiga hari semua berlangsung sesuai, siang jatah Mbak Lisa dan malamnya jatah Mama. Tapi setelah itu aku mulai keluar dari jadwal, kadang malamnya Aku bolos menyetubuhi Mama dan malah menggarap tubuh Mbak Lisa. Mama tidak curiga karena Dia pikir, mungkin ada Mbak  Lisa jadi Aku berhati-hati melakukan dengan Mama, sementara pada Mbak kubilang sengaja tidak kekamar Mama, Aku harus membuat Mama berpikir bahwa Aku juga berhati-hati saat ada Mbak Lisa dirumah. Pada akhirnya untuk hari-hari selanjutnya memang Aku tetap melakukan dengan Mama, tapi frewkensi sangat jarang. Saat malam hari, justru Aku mulai bertambah kekamar Mbak Lisa bersetubuh dengannya.
Yah..!!!
Kalau mau jujur semua kulakukan mungkin karena Aku baru-baru ini saja melakukan hubungan seks dengan Mbak Lisa, jadi wajar saja masih penasaran sama kenikmatan tubuh Mbak Lisa. Akhirnya Aku merasa tidak nyaman dengan situasi ini, karena Aku tidak enak berbohong sama Mama. Aku bilang sama Mbak, bahwa aku akan berterus terang sama Mama. Tentu saja Mbak Lisa menolak niatku, tapi Aku jelaskan bahwa aku tidak nyaman berbohong sama Mama. Dan Kedepannya Aku akan terus merasa tidak nyaman karena menyembunyikan rahasia sama Mama. Setelah berargumen panjang lebar, Aku berhasil meyakinkan Mbak Lisa bahwa Aku bisa mengatasi situasi ini. Mbak Lisa menyerahkan sepenuhnya kepadaku untuk bicara sama Mama dan memilih untuk menginap satu malam dirumah Tante Ani, adiknya Mama. Agar Aku bisa bicara dengan bebas dengan Mama. Maka malam itu diruang keluarga, Aku siapkan mentalku untuk menjelaskan hal ini ke Mama.
Tentu saja tidak mudah membicarakan hal ini, saat Aku jelaskan semuanya Mama benar-benar marah dan tidak mengerti mengapa Aku harus melakukan hubungan seks juga dengan Mbak Lisa. Buat Mama, kalau Mbak Lisa akhirnya mengetahui hubungan kami dan Dia marah sampai tidak bisa terima itu sudah resiko dan Mama akan meminta maaf. Memberi penjelasan dan alasannya serta meminta pengertian Mbak Lisa.
Akhirnya dengan susah payah kuminta Mama tenang dan diam dulu, Aku sudah dengarkan kemarahan Mama, jadi sekarang biar Aku mulai menjelaskan semuanya dari awal biar Mama paham. Aku bilang apa yang akan kujelaskan bisa dicek kebenarannya sama Mbak Lisa. Kujelaskan sama Mama bahwa memang saat akhirnya Mbak Lisa melihat yang terjadi malam itu, Dia marah dan tidak terima. Lalu Aku bertengkar dengannya dan saling beradu argumen, mempertahankan pendapat kami masing-masing. Makanya kami sempat saling diam satu sama lain. Aku jelaskan sama Mama juga semuanya yang Aku dan Mbak ucapkan saat pertengkaran itu terjadi. Tentang bagaimana upayaku menerangkan alasan-alasan dan memohon pengertiannya, sampai tentang bagaimana akhirnya Mbak Lisa bisa menerima dan mau mengerti. Sampai disini Aku berhenti dan menunggu reaksi Mama.
Mama terdiam sejenak, mencoba berpikir, kemarahannya agak berkurang dari wajahnya. Lalu Mama bilang, Dia berterima kasih karena Aku dengan segala usaha bisa menerangkan dan membuat Mbak Lisa bisa mengerti dan menerima hubungan kami.
Mama menyesali mengapa kami bisa terlalu ceroboh hingga Mbak Lisa bisa melihat saat kami berhubungan seks dimalam itu. Mama lalu terdiam sejenak dan seperti teringat kembali akan kemarahannya, wajahnya mulai menegang dan mengulangi pertanyaannya;
“Kenapa Kamu harus melakukan hubungan seks dengan Mbak Lisa..?”
“Kenapa Kamu harus merusak masa depannya..?”
“Apa Kamu udah nggak bisa puas..! Ngentot sama Mama..?!”
Aku meminta Mama untuk tenang dan mendengar penjelasanku. Kukatakan sama Mama kalau akhirnya Mbak Lisa memang bisa memahami dan menerima semua yang sudah terjadi, tapi harus dengan satu syarat. Mbak Lisa juga minta Aku setubuhi seperti yang kulakukan sama Mama.
Kulihat Mama terperanjat saat mendengar hal itu, lalu Aku jelaskan juga saat itu Aku sudah mencoba menolak dan Mama harus percaya itu. Aku memang benar-benar menolaknya. Aku katakan ke Mama, tentu saja sebagai lelaki wajar saja Aku juga terangsang melihat bagian-bagian tubuh seksi Mbak Lisa, kalau tidak terangsang berarti Aku tidak normal. Aku berterus-terang, kadang nafsu birahiku suka naik melihat lekuk-lekuk kewanitaan Mbak Lisa, sekalipun Aku selalu mampu menahan diri.
Tapi Kenapa akhirnya melakukannya juga..???.
Saat itu situasinya lain. Ada faktor sedikit keterpaksaan,  karena Mbak Lisa mengetahui hubunganku dengan Mama. Pertengkaran yang akhirnya berujung pengertiannya dengan satu syarat menyetubuhi dirinya dan rangsangan yang Mbak Lisa lakukan tentu saja aku sebagai lelaki tidak kuasa menolaknya. Sampai disini kuhentikan kembali pejelasanku. Mama nampak mulai bisa memahami situasi saat itu.
Aku mulai lagi penjelasanku, Aku katakan saat melakukan itu dengan Mbak Lisa, Dia juga sudah tidak perawan dan minum pil KB. Sekilas kulihat kekecewaan diwajah Mama saat mengetahui kondisi Mbak Lisa yang sudah tidak perawan lagi. Lalu Aku jelaskan bahwa aku dan Mbak tetap melakukan hubungan seks setelah kejadian pertama, karena selain kami saling menyayangi. Tidak munafik kami menikmati kepuasan saat berhubungan seks. Percuma Mama melarang, Aku dan Mbak Lisa pasti akan tetap melakukannya. Mungkin baru akan berhenti bila kami telah memiliki pasangan atau memang merasa sudah saatnya berhenti, kalau dipaksa berhenti percuma. Saat ini sedang dalam tahap awal, baru mulai sebuah hubungan yang indah. Jadi sedang panas-panasnya, masih penasaran dan ingin lebih lagi. Sama seperti saat awal hubungan antara Aku dan Mama, sulit berhenti terlalu nikmat dan puas. Lalu Aku jelaskan hal yang terpenting pada Mama.
Aku ingin jujur dan  terbuka akan perasaanku ini sama Mama. Bisa saja Aku dan Mbak Lisa menyembunyikan hubungan ini, tapi resikonya mungkin suatu hari kelak Mama pasti juga bisa memergoki kami sedang malakukan hubungan seks. Dan pasti Mama akan merasa tersakiti dan kecewa sama Aku. Mbak Lisa juga sama, sebenarnya Dia tidak mau Mama sampai tahu, karena tidak mau merusak kebahagiaan Mama selama ini denganku, tapi Aku yang memaksanya Dia untuk sama-sama jujur ke Mama tentang semua ini.

Kulihat Mama agak bingung dengan penjelasanku, ada kata tanya ‘kenapa?’ terselip dari bibirnya. Bukannya kalau Kamu tidak bilang justru Mama tidak akan tahu hubunganku dengan Mbak Lisa. Aku katakan ke Mama, ini masalah hati. Aku selalu menganggap Mama sebagai orang yang paling special dan kusayangi dalam hidupku, Aku akan merasa tersiksa dan tidak nyaman selamanya kalau menyembunyikan hal seperti ini dari Mama. Hatiku ini tidak mau membohongi Mama, tapi Aku belum juga bisa menghentikan hubunganku dengan Mbak Lisa. Aku juga tidak mau menghianati kesetiaan Mama.
Nampak wajah Mama sedikit berseri mendengar penjelasan terakhirku, sekilas namun dapat kulihat jelas. Kubilang semua penjelasanku sudah sangat jelas dan selesai, kuserahkan keputusan apapun pada Mama. Lama Dia terdiam, aku diam juga. Membiarkannya mencoba berpikir. Akhirnya Mama berbicara;
§ “Terimakasih Kamu sudah mau jujur dan terbuka sama Mama. satu sisi Mama masih belum bisa membuat keputusan dan masih bingung dengan situasi ini. Tapi disatu sisi yang lain Mama merasa bangga karena Kamu punya keberanian menjelaskan semuanya. Mama yakin Kamu sangat menyayangi Mama, karena kalau kamu tidak sayang mana mungkin Kamu akan merasa tersiksa dan tidak nyaman hatinya. Kamu merasa seperti itu karena Kamu sayang dan tidak mau mengkhianati Mama, untuk masalah yang itu Mama sudah paham dan mengerti”
§ “Jhoni lega karena bisa jujur sama Mama. Jhoni mau hubungan Jhoni sama Mama didasari kejujuran juga Ma..!”
§ “Kamu benar-benar mulai menjadi lelaki sejati.. Jhoni-ku tersayang..!”
§ “Terimakasih Ma..!”
§ “Biarkan Mama sendiri malam ini ya.. Mama perlu tenang untuk berpikir lebih jauh Sayang..!”
§ “Iya Ma..! Jhoni bisa mengerti perasaan  Mama saat ini”
Aku mencium pipi Mama, membiarkan Dia sendiri untuk tenang memahami dan memikirkan semuanya. Aku berjalan kearah kamarku, tidak ada seks malam ini. Tapi biarlah, Aku dan Mama juga sedang dalam tahap baru dalam hubungan kami. Tahap dimana hubungan kami akan berkembang kearah yang lebih baik, lebih matang dengan bisa jujur dan mampu mengatasi permasalahan yang ada. Tidak lama kudengar Mama masuk kekamarnya. Aku akhirnya tertidur juga, lelap dan nyaman.
Besok paginya hari minggu, Mama dan Aku libur. Sudah jam delapan pagi dan Mama masih dikamarnya, tak berapa lama Mbak Lisa pulang. Setelah masuk kekamarnya untuk ganti baju, Dia menghampiriku yang sedang menonton TV. Dia menanyakan semuanya, Aku terangkan yang terjadi semalam dan kini Aku dan Mbak Lisa hanya perlu membiarkan Mama tenang untuk berpikir. Kami lalu menonton TV dan membicarakan hal-hal lainnya. Menjelang siang Mama keluar dan memanggil kami. Aku matikan TV dan bersama Mbak  Lisa menghampiri Mama yang sudah duduk diruang keluarga, Mama menunggu kami duduk. Lalu memulai pembicaraan;
§ “Terus terang Mama memang terkejut mendengar apa yang Jhoni ungkapkan semalam. Dan semalaman Mama tidak tidur memikirkannya. Sekarang Mama akan coba membicarakannya dengan kalian. Pertama Mama ingin minta maaf karena Mama dan Jhoni punya hubungan yang kami rahasiakan dan akhirnya Kamu ketahui. Mama juga berterimakasih akhirnya Kamu mau mengerti dan menerimanya”
§ “Ma..! Mama nggak perlu minta maaf. Lisa sudah menerima semua penjelasannya dari Jhoni, jadi singkatnya Lisa sudah mengerti semua dan mau Mama bahagia”
§ “Kamu memang sayang Mama, Lisa. Mama lanjutkan ya..! Mama kembali sama Kamu Lisa, Kamu dengar saja dulu ya..! Terus-terang sebenarnya ada kekecewaan saat Mama tahu Kamu sudah tidak perawan lagi, orang tua manapun mau yang terbaik untuk anaknya kan..? Tapi Mama mencoba berpikir secara jernih, Kamu adalah Kamu. Apa yang menjadi hak pribadi Kamu adalah kehendakmu sendiri. Mama hanya bisa memberikan nasehat atau wejangan, tapi Mama tidak bisa 24jam selamanya memantau kegiatan Kamu. Jadi Mama bisa memahami hal itu dan cukup lega mengetahui kamu melakukan hal itu pertamakali bukan dengan paksaan atau terpaksa tapi dengan pasangan yang Kamu percayai. Untuk selanjutnya Mama hanya minta Kamu bisa bertanggungjawab atas segala resiko dan konsekwensinya”
Mama diam sejenak, menarik nafas lalu melanjutkan pembicaraannya;
§ “Untuk kalian berdua, Mama kaget dan tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa akhirnya kalian berdua melakukan hubungan seks. Berat menerima kenyataan itu, tapi Mama mencoba berpikir secara logika saja. Setelah mendengar penjelasan Jhoni, Mama tidak bisa lagi melarang. Semua sudah terjadi, kalian melakukannya juga tanpa paksaan. Jadi, Mama hanya bisa bilang silahkan kalian lakukan selama memang kalian berdua masih menginginkannya. Dan berhentilah melakukannya bila dikemudian hari salah satu dari kalian memang berniat berhenti. Jaga rahasia ini sebaik mungkin. Apa yang terjadi antara Mama dan Jhoni samapi ketahuan Lisa, harus jadi pelajaran kita untuk lebih berhati-hati lagi.”
§ “Mama juga tidak akan memonopoli Jhoni, Kamu bebas menentukan kapan dan dengan siapa Kamu ingin melakukannya. Bila sedang ingin dengan Mama, silahkan..! Bila sedang ingin dengan Lisa, Mama juga tidak akan egois. Kamu juga harus bersikap yang adil ya.. Lisa..! Jangan pernah memaksa Jhoni..! Lebih baik begini, tidak ada yang perlu disembunyikan. Mama rasa cukup itu saja, Mama harap apa yang Mama putuskan ini bisa memuaskan semua pihak”
Secara spontan Aku segera berdiri menghampiri Mama, kukecup pipinya, memeluknya sambil mengucapkan terimakasih atas semuanya dan telah berlaku adil. Mbak Lisa ikut menghampiri Mama, memeluk dan mengecup pipinya. Lama kami bertiga berpelukan dalam kehangatan satu keluarga, kini semua sudah jelas dan tidak ada yang pelu disembunyikan. Lalu Mama menyuruh kami mandi dan siap-siap makan diluar.
Hemmm..!!! Sepertinya akan ada perayaan pesta keluarga bahagiaku ini..!!!
Kini Aku dapat melakukannya dengan aman dan nyaman, tanpa perlu terikat waktu. Sekarang dengan Mama atau dengan Mbak Lisa, tinggal pilih saja yang mau Aku setubuhi. Kalau Aku sedang menyetubuhi Mama, Mbak Lisa paham dan begitu juga sebaliknya.
Karena Mbak Lisa hanya pulang kerumah pada saat-saat tertentu, maka kalau ada Mbak Lisa dirumah Aku lebih banyak melakukan hubungan seks dengan Mbak Lisa. Mama juga menganggap hal ini wajar, karena saat Mbak Lisa sedang masa kuliah, Mama memiliki aku setiap waktu.
Yah..!!! Lagian Mama kan ‘istri-pertama’ dan Mbak Lisa ‘istri-kedua’ Hemmm..!!!.
Kalau ada yang bertanya, apa pernah kami main bertiga, Aku akan jawab sampai saat ini tidak. Kalau dari Aku, tentu mau dong. Mbak Lisa sudah pasti bisa kuyakinkan, tapi kurasa Mama tidak akan nyaman melakukannya bertiga dengan anak perempuannya. Jadi antara Aku, Mama dan Mbak Lisa belum pernah melakukan hubungan seks bertiga satu ranjang.
***Bersambung : Rahasia Sebuah Keluarga Part:4

POSTING BLOG TERPOPULER