Sedangkan
tingginya sekitar 175cm dengan kaki langsing seperti peragawati. Sedangkan
perutnya rata soalnya dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua,
jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan
putih bersih.
Hal
ini yang membuatku betah berlama-lama dirumah kalau lagi nggak ada urusan
penting, aku malas keluar rumah. Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi
nggak tahu jalan.
Dan
sehari -harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Linda yang seksi ini. Ternyata
dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh
lebih muda. Dari cerita Tante Linda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian
banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya
menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. Hari demi hari
keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Linda semakin kuat saja, lagi pula 'si' Tante juga memberi lampu hijau kepadaku. Terbukti dia sering memancingmancing
gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Linda
lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang
begitu jantungku deg-degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan
melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke
kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat
mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pokoknya dia tahu benar cara
mancing gairahku.
Sampai
pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu turun hujan gerimis, jadi aku
malas keluar rumah, aku dikamar lagi main internet, melihat gambar-gambar
porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah
tegang sambil melihat gambar perempuan bugil. Kemudian kuelus-elus batang
kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15cm, habis aku sudah terangsang
banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Linda masuk menyelonong saja tanpa
mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang
sedang tegang itu. Tante Linda sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang
sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.
“Hayyoo lagi ngapain kamu De?”
“Aah,
nggak Tante lagi main komputer”, jawabku sekenanya.
Tapi
Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang
kemaluanku.
“Ada
apa sih Tante?” tanyaku.
“Aah
nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan.”
“Ohh
ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan”, jawabku.
“Tapi
jangan lama-lama yah”, kata Tante Linda lagi.
Setelah
itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar
kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak
mengumbar adegan-adegan syuuurr.
Melihat
film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung
saja bangkit lagi nggak karuan. Malah malam itu Tante Linda memakai baju yang
seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra,
soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung kedepan. Karuan saja,
gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku
nggak bisa apa-apa. Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga
aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring.
Melihat gerakan-gerakan itu Tante Linda langsung menyadari sambil tersenyum kearahku.
“Lagi ngapain sih kamu De?”
“Ah
nggak Tante..”
Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.
Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.
“Kamu
terangsang yah De, lihat film ini?”
“Ah
nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat
payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil
kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja,
Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba
mengambil serangan terlebih dahulu.
“Menurut kamu Tante seksi nggak De?” tanyanya.
“Wah
seksi sekali Tante”, kataku.
“Seksi
mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya
sehingga terlihat semakin membesar.
“Wah
seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih.” kataku.
“Ah
masa sih?” tanyanya.
“Iya
bener Tante, sumpah…” kataku.
Jarak
duduk kita semakin rapat karena Tante Linda terus mendekatkan dirinya padaku,
lalu dia bertanya lagi kepadaku,
“Kamu
mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?”
“Mmaaauu
Tante…” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan,
langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante
Linda.
“Wahhhh
barang kamu gede juga ya De…” katanya.
“Ah
Tante bisa aja deh… Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih..
sampe saya gemes deh ngeliatnya…” kataku.
“Ah
nakal kamu yah De”, jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas
kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya.
“Waah
jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh”, kataku.
“Ah
yang bener nih?” tanyanya.
“Iya
Tante.. ehhh, eehhh saya boleh pegang itu Tante nggak?” kataku.
“Pegang
apa?” tanyanya.
“Pegang
itu tuh..” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu.
“Ah
boleh aja kalo kamu mau.”
Wah
kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut
dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku
sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya.
“Ahhh..
arghhh enak De.. kamu nakal yah”, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku,
spontan saja kulepas tanganku.
“Loh
kok dilepas sih De?”
“Ah,
takut Tante marah”, kataku.
“Ooohh
nggak sayang… kemari deh.”
Tanganku
digenggam Tante Linda, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku
pun semakin berani meremas -remas buah dadanya. “Aaarrhh… sshh”, rintihan Tante
semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Linda, sungguh
diluar dugaanku, Tante Linda menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu
berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang
sekal sekali itu. “Ahhh kamu memang hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu
mesti memberikan kepuasan sama Tante yah.. ahhh.. arhhh.”
“Tante,
saya boleh buka baju Tante nggak?” tanyaku.
“Oohhhh
silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang
besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja
aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu. “Aahhh… arghhh…”
lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan. “Teruss.. terusss sayang… ahhh enak
sekali…” lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar
10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai
mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.
Lalu
sekilas kulihat tangan Tante Linda sedang mengelus-elus bagian klitorisnya
sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupelororti.
“Aahhh buka saja sayang… jangan malu-malu… ahhhh…” nafas Tante Linda terengah
-engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan
kuciumi CD-nya. Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu
kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Linda sudah bugil total.
Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga
kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut. Lalu dengan pelan -pelan
kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah
itu. “Aahrrrh… sshh… enak De.. enak sekali”, jeritnya. Lalu kudekatkan mukaku
ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap
itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik
sepeti mengecat saja. Tante Linda semakin kelabakan, dia menggoyangkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri. “Aahhh…
sshhh come on baby.. give me more, give me more… ohhhh”, dengan semakin cepat
kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang
semakin lama semakin basah.
Beberapa
saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme. Lalu
kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu
seketika dia menjerit, “Oohh aaahh… Tante sudah keluar sayang… ahhh”, sambil
menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih
terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati
sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik
tubuhku ke atas sofa. “Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama
tidak sepuas ini loh…” sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya
berlepotan ke bibir Tante Linda. Sementara itu batang kemaluanku yang masih
tegang di eluselus oleh Tante Linda dan aku pun masih memilin-milin puting
Tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu
bibirku. “Sekarang giliran Tante sayang… Tante akan buat kamu merasakan
nikmatnya tubuh Tante ini.
Tangan
Tante Linda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang
kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis
enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Linda. Lalu aku juga nggak mau kalah,
tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Terus terang aku
paling suka dengan buah dada Tante Linda karena bentuknya yang indah sekali,
juga besar berisi alias montok. “Aahhh… shhh,”, rupanya Tante Linda mulai
terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan
sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu, seakanakan
seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga Tante Linda
menjadi semakin blingsatan.
“Ahh
kamu suka sekali sama dada Tante yah De?”
“Iya
Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih
tetep kencang…”
“Aahhh
kamu emang pandai muji orang De..”
Sementara
itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah
berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Linda
mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai
merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Linda jongkok
di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku. “Wahh batang
kemaluanmu besar sekali De… nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya
orang bule”, Tante Linda memuji-muji batang kemaluanku.
Sedetik
kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan
bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan
lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang
diberikan Tante Linda malam itu. Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu
memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan
menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Aku
pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan
kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Linda bergelinjang menahan kenikmatan.
Selang beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan
desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat
Tante Linda kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet.
Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.
“Ahh
De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar
mau ngerasain memek Tante disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu.”
“Iiiya
Tante”, kataku.
Lalu
aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluan Tante Linda tapi
aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante
Linda sehingga Tante Linda lagi-lagi menjerit keenakan, “Aahhh.. yes.. yes.. oh
good.. ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya…” lalu aku mendorong
masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Linda
ini sehingga agak susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali
itu. “Aahh.. shhh.. aoh.. oohhh pelan-pelan sayang.. terusterus… ahhh”, aku
mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Linda
sehingga Tante Linda merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang
kemaluanku sudah masuk semuanya.
Kemudian
batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar
sehingga pantat Tante Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. “Aahhh argghhh..
rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Linda menjadikan batang
kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu
dan rasanya seperti empotan ayam. “Uuaahhh..” sementara itu aku terus menjilati
puting susu Tante Linda dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya.
Sementara itu tangan Tante Linda mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan
yang kuberikan semakin cepat lagi. “Ooohh shhh sayang… enak sekali ooohhh yess…
ooohh good… ooh yes…” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera
menyelesaikan permainan ini, “Aahh… cepat sayang Tante mau keluar ahh”, tubuh
Tante Linda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya
dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang
kemaluanku yang lagi merojokrojok lubang kemaluan Tante Linda. “Aahh… shhsss..
yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
“Wahh kamu memang bener-bener hebat De… Tante
sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar.”
“Iiya
Tante… bentar lagi juga Ade keluar nih…” sambil terus aku menyodok-sodok lubang
kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu.
“Ahh
enak sekali Tante.. ahhh…”
“Terusin
sayang.. terus… ahhh.. shhh”, erangan Tante Linda membuatku semakin kuat
merojok - rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya.
“Aauwh
pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good.”
“Aduh
Tante, bentar lagi keluar nih…” kataku.
“Aahh
Ade sayang… keluarin di dalam aja yah sayang.. ahhh.. Tante mau ngerasin..
ahhh… shhh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang…”
“Iiiyyaa…
Tante..” lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya
lebih
menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya.
“Aahhh…
ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante Ade mau keluar nih.. ahhh”, lalu aku memeluk Tante
Linda sambil meremas-meremas buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda memelukku
kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya. “Ah Tante juga mau keluar lagi
ahhh… shhh…” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga
kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. “Seeerr..
serr… crot.. crot…” “Aahhh enak sekali Tante… ahhh harder.. harder… ahhh
Tante…” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Linda untuk
menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. “Ah
kamu ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku
yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam
mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku
dihisap Tante Linda.
No comments:
Post a Comment